Yeonjun turut dibuat terkejut karena ternyata orang yang masuk ke dalam kamarnya bukanlah sang mommy melainkan adalah Yujin. Tanpa memperdulikan kondisinya yang saat ini tengah bertelanjang dada, Yeonjun menatap Yujin dengan sorot mata tajam.
"Maaf mengganggu, Tuan. Saya mau mengambil pakaian kotor di keranjang laundry." Kata Yujin.
Yeonjun tak langsung memberikan jawaban. la menatap intens wajah Yujin untuk waktu beberapa saat. "Cepat ambil dan segera keluar!" Kata Yeonjun.
Yujin bergegas melangkah ke arah kamar mandi untuk mengambil keranjang laundry. la tidak boleh berlama-lama berada di dalam kamar David yang terasa mencekam untuknya saat ini.
"Terima kasih, Tuan. Kalau begitu saya pamit dulu." Kata Yujin setelah selesai mengambil pakaian di dalam kamar mandi.
Yeonjun tak bersuara. la memilih mengangguk mengiyakan perkataan Yujin.
Kaki panjang Yujin segera melangkah cepat meninggalkan kamar. Melihat langkah Yujin yang terburu-buru lantas saja membuat kening Yeonjun mengkerut. "Kenapa jalannya seperti itu. Dia seperti habis melihat hantu saja!" Katanya datar.
Kejadian tadi pagi dimana Yujin melihat Yeonjun dalam kondisi bertelanjang dada untuk pertama kalinya nyatanya membuat pemikiran Yujin terus tertuju pada pria itu. Jika biasanya ia hanya melihat bentuk tubuh bidang pria dari drama yang sering ia tonton, kini ia menatapnya secara langsung.
"Tuan Yeonjun seksi sekali." Gumam Yujin sambil menyetrika kan pakaian Yeonjun.
"Emh..." deheman ketua pelayan yang terdengar cukup keras mengagetkan Yujin yang sedang melamun memikirkan wajah Yeonjun.
"Bibi..." Yujin terbata. Menatap wajah ketua pelayan dengan senyuman kaku.
Ketua pelayan menatap wajah Yujin dengan tatapan datar yang terlihat sulit untuk diartikan. "Jika menyetrikanya sudah selesai, tolong bantu Bibi mengangkat jemuran di lantai atas, ya." Kata ketua pelayan lembut.
Yujin menganggukkan kepalanya. "Baik, Bi."
"Satu lagi, jangan terlalu banyak melamun. Nanti tanganmu bisa terkena setrika panas." Beri tahu Bibi sedikit menyindir.
Yujin mengangguk dengan wajah yang terlihat kaku. Setelah kepergian ketua pelayan, Yujin pun berpikir keras apakah ketua pelayan mendengar perkataannya tadi saat memuji Yeonjun atau tidak.
"Gawat. Kalau Bibi mendengarnya, Bibi pasti berpikiran yang tidak-tidak. Atau mungkin saja Bibi berpikir aku tertarik pada Tuan Yeonjun." Yujin mulai tidak tenang. Apa lagi pesan ketua pelayan tadi seperti sebuah sindiran untuknya.
"Yujin... Yujin. Seharusnya kau itu sadar diri. Siapa dirimu dan siapa Tuan Yeonjun. Bisa-bisanya kau mengagumi majikanmu seperti itu!" Kata Yujin merutuki dirinya sendiri.
Ketua pelayan yang ternyat belum pergi meninggalkan area laundry mendengar semua perkataan Yujin. Setelah merekam perkataan Yujin, ia bergegas menghampiri Mommy Misun yang sedang bersantai di ruang tengah sambil membaca majalah di tangannya.
"Ada apa, Bi?" Tanya Mom Misun melihat kedatangan ketua pelayan.
"Nyonya, sepertinya harapan anda bisa terwujud untuk menyatukan Tuan Yeonjun dan Yujin." Kata ketua pelayan.
Dahi Mom Misun mengkerut. "Maksudnya bagaimana?" Tanyanya bingung.
Bibi segera mendekat. Kemudian memutar audio di ponselnya. Mendengar suara Yujin yang tengah merutuki dirinya sendiri karena memuja Yeonjun membuat senyuman di wajah Mom Misun terkembang.
"Wah, ternyata diam-diam Yujin tertarik juga pada putraku yang seperti kanebo kering itu!" Kata Mom Misun girang.
"Iya, Nyonya. Semoga saja Tuan Yeonjun juga demikian."
"Ya, semoga saja. Kalau sudah begini, rasanya saya sudah tidak sabar membuat jebakan agar mereka bisa segera menikah." Katanya dengan seringaian yang tercetak jelas di sudut bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married the Servant's Daughter
RomanceTertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk Yeonjun rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya. Di usianya yang tak lagi muda, Yeonjun bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan...