Don't you believe it?

36 8 0
                                    

Baik Hyunwook mau pun Yujin dibuat bingung mendengar perintah Yeonjun yang meminta Hyunwook untuk pergi ke kamarnya di saat pembahasan keduanya sedang hangat-hangatnya.

"Memangnya Kakak mau membicarakan apa dengan Yujin?" Tanya Hyunwook heran.

"Apa saja. Dan yang penting kau tidak boleh mendengarnya!"

Hyunwook mengulum senyum. Menyembunyikan smirk yang tercetak di sudut bibir. la mulai memahami apa yang terjadi. Sepertinya kakaknya itu tengah cemburu kepadanya karena sejak tadi terlalu asik berbicara dengan Yujin.

"Baiklah, kalau begitu aku ke kamar dulu. Selamat bersenang-senang berduaan dengan calon istri!" Goda Hyunwook.

Yeonjun melototkan kedua matanya. Namun tidak mengeluarkan suara pada Hyunwook seakan tidak ingin membuat Hyunwook semakin lama berada di antara dirinya dan Yujin.

Kini, Hyunwook telah melenggang pergi menuju kamarnya berada meninggalkan Yujin dan Yeonjun di ruang tengah.

Keheningan mulai menyelimuti Yeonjun dan Yujin setelah kepergian Hyunwook sebab di antara keduanya belum ada yang mengeluarkan suara. Bahkan Yeonjun yang katanya tadi ingin berbicara dengan Yujin hanya diam dengan raut wajah datarnya hingga membuat Yujin heran melihatnya.

"Maaf, Kak Yeonjun. Katanya Kakak mau berbicara dengan aku?" Kata Yujin memecahkan keheningan di antara mereka.

Yeonjun menatap wajahnya dengan tatapan datar. "Ya, aku memang ingin berbicara denganmu." Balasnya.

"Berbicara apa ya, Kak?" Tanya Yujin.

Yeonjun terdiam sejenak. la berpikir keras hal apa yang ingin ia bicarakan dengan calon istrinya itu. Sebenarnya berbicara dengan Yujin hanya akal-akalannya saja agar Hyunwook dan Yujin berhenti berbicara dan mengabaikan dirinya.

"Apa kau tidak berniat bercerita tentang kegiatan kuliahmu kepadaku seperti tadi kau bercerita pada Hyunwook? Aku ini juga pernah kuliah. Jadi juga tahu kehidupan seputar kampus!"

Bibir Yujin mengatup rapat diikuti dahinya yang mengkerut halus. Bukannya tidak ingin bercerita pada Yeonjun tentang kehidupan seputar kampus, hanya saja Yujin merasa kehidupan Yeonjun saat kuliah sepertinya sangat datar dan tidak bewarna mengingat percakapannya dengan Mom Misun beberapa hari yang lalu.

Tidak ingin membuat Yeonjun jadi kesal karena dirinya tidak melakukan apa yang Yeonjun minta, Yujin pun memilih mencari topik yang bisa ia bahas dengan Yeonjun tentang seputar kampus seperti jurusan Yeonjun saat kuliah dulu dan tak lupa organisasi apa saja yang pernah Yeonjun ikuti selama menjadi mahasiswa.

"Aku pernah menjabat sebagai ketua organisasi jurusan saat masih kuliah dulu." Beri tahu Yeonjun saat menceritakan organisasi yang pernah ia ikuti saat kuliah.

"Apa? Yang benar, Kak?" Tanya Yujin tak percaya karena ternyata Yeonjun bukanlah mahasiswa kupu-kupu yang katanya habis kuliah langsung pulang.

"Tentu saja benar. Memangnya kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau tidak percaya jika aku ini keren juga seperti Hyunwook?!" Tanya Yeonjun dengan tatapan tak suka.

Yujin dengan refleks menggelengkan kepalanya tanda tidak percaya. Sedetik kemudian ia menganggukkan kepalanya saat menyadari kesalahannya hingga membuat wajah datar Yeonjun kini sudah tak bersahabat menatap kepadanya.

"Kau ini benar-benar..." gerutu Yeonjun merasa direndahkan oleh Yujin karena wanita itu tidak percaya dengan kelebihannya. Sementara dengan Hyunwook, Yujin nampak begitu memuji kelebihan Hyunwook termasuk kepintarannya saat kuliah dulu.

"Aku percaya, Kak. Kakak pasti keren saat jadi ketua organisasi dulu!" Jawab Yujin cepat. Jangan sampai ia melukai hati orang tua yang akan berstatus menjadi suaminya itu sebentar lagi. Habislah riwayatnya jika Yeonjun murka kepadanya.

 Habislah riwayatnya jika Yeonjun murka kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married the Servant's Daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang