Rion sedang berada di kantor rumahnya, ia berbicara melalui telepon tentang suatu kesepakatan bisnis, Caine ingin menanyakan sesuatu sehingga ia mengetuk pintu.
"Masuk." Ucap Rion.
Rion baru saja menyelesaikan panggilan teleponnya dan menutup telepon, dia menatap Caine dengan senyuman di wajahnya.
"Ada apa sayang?, kamu butuh sesuatu?" Ucap Rion bertanya.
"Emm, apa kamu sibuk?" Tanya Caine.
"Oh tidak, aku sama sekali tidak sibuk. Ada keperluan apa sayang?" Jawab Rion sambil memiringkan kepalanya ke satu sisi dan menyilangkan tangannya di depan dada.
"Diluar hujan deras, aku tidak bisa tidur" Ucap Caine memelas.
Rion tertawa kecil dan berjalan mengitari meja perlahan, dia menatap Caine sambil menyandarkan sikunya di atas meja
"Tidak bisa tidur karena hujan di luar?, ada aku disisimu Caine, sebenarnya suara guntur diluar juga membuatku kesal?" Ucap Rion dengan nada sedikit mengejek.
"Kamu bisa duduk di sampingku... Atau pangkuanku sayang" Ucap Rion sambil mendekati Caine.
"Kemarilah, pangkuanku tidak akan memakanmu." Sambung Rion.
Rion tertawa kecil, berharap Caine punya keberanian untuk duduk di pangkuannya atau duduk di sampingnya.
"Janji??" Ucap Caine bertanya.
Rion terkekeh dan menatap Caine dengan ekspresi tulus di wajahnya. Hujan masih turun di luar, membuat seluruh ruangan agak gelap karena kurangnya sinar matahari.
"Ya aku yakin." Ucap Rion sembari tersenyum.
Dia menepuk pangkuannya dan memberi isyarat agar Caine datang dan duduk nyaman di pangkuannya, Rion memberikan senyuman kecil pada Caine berharap ia menerima tawaran itu. Caine mendekat dan duduk dipangkuan Rion.
Rion tersenyum saat Caine datang dan duduk di pangkuannya. Perbedaan badan antara Rion dan Caine sangat kontras, terlihat tubuh Rion yang lebih besar dari Caine. Rion melingkarkan tangannya di pinggang Caine dan menariknya ke dadanya. lalu dia memeluk tubuh Caine di antara lengannya yang kuat.
"Hmm.." Guman Caine nyaman.
Rion tersenyum melihat reaksi Caine. Rion menyisir rambut Caine dengan jari-jarinya sambil memiringkan kepalanya ke bawah, menatap Caine.
"Nyaman? ..." Rion bertanya dengan lembut sambil memberi Caine feromon yang menenangkan.
"Iya, aku ingin istirahat" Ucap Caine cemberut.
Rion tersenyum mengecup kening Caine, lalu mengendongnya menuju kamar.
"Cok, lo liat kan ??" Ucap Riji sambil menunjuk Rion.
"Liat" Balas Krow.
"Ninu ninu itu bentar lagi" Sambungnya.
"I want a younger sibling brooo" Celetuk Garin.
"Ngintip bentar aja yuk, lewat jendela kamar papi" ajak Key pada saudara saudaranya.
"Key yang bener aja lu, nggak inget kejadian kemaren yang kita ngintip papi" Sahut Gin.
"Apa??, lu ngegendong Riji??" Ucap Key sambil memainkan rambutnya.
"Njing malah diingetin lagi njing" Sahut Riji.
"Bukan itu cok, yang itu tu, kaca kamar papi ditutup ama tirai" Jelas Gin.
"Ahh iya yak, males ah" Ucap Key.
"Kalian cabul ya ternyata" Ucap Istmo yang sendang menghisap rokok.
Sementara itu dikamar Rion. Rion memeluk Caine ditempat tidur, ia membenamkan wajahnya diperut Caine.
"Sayang, aku pengen" Ucap Rion memelas.
"Nggak ah, nanti aku nggak bisa jalan lagi" Tolak Caine.
"Ahh kamu mah, sekali ini yaa, 2 ronde doang, nggak lebih, janji deh!" Rengek Rion sambil terus mencoba meyakinkan Caine.
"2 aja ya, jangan nambah, aku pengen tidur" Ucap Caine.
Rion langsung membuka bajunya, ia merobek baju Caine.
"Beautiful, very beautiful" Guman Rion. Rion menjilat bibirnya, ia benar benar ingin memangsa Caine.
"Aku masukin ya" Bisik Rion ditelinga Caine.
Rion mulai memasukkan lightsabernya. Rion mulai bernapas sedikit lebih berat sambil menggerakkan tangannya perlahan ke arah punggung Caine. Dia mulai memberikan tekanan lebih besar dibandingkan sebelumnya, namun tidak mendekati jumlah yang akan menyakiti Caine.
"NGHH.... AHH....AHH..."
Rion langsung berhenti selama beberapa detik saat Caine mulai mengerang dan menjerit. Dia memundurkan sedikit lightsabernya dan kemudian melihat ke arah Caine. Dia memperhatikan wajah Caine, dan dia tidak bisa lagi menahan senyumnya lebih lebar lagi.
"NGHH...... RIONN.... IYON.... YON.. PELAN PELAN.... AHHH... NGHH..."
Rion menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Dia mulai bergerak perlahan seperti yang Caine katakan. Dia menjaga tempo yang konsisten, dia menatap wajah Caine dan menjilati bibir Caine. Rion tersenyum pada dirinya sendiri, saat Rion pada puncaknya, ia mengeluarkan benih benihnya didalam rahim Caine.
Mereka berdua melakukannya selama 40 ronde, mulai dari jam 3 sore sampai 2 siang. Ditambah suasana yang sangat mendukung dengan turunnya hujan. Untungnya Rion sudah memasang peredam suara di kamarnya, Rion tidak mau anak anaknya mendengar rintihan manis Caine. Tentunya mereka terlelap hingga hari berganti lagi. Rion bangun dari ranjangnya, ia mengendong Caine ke kamar mandi dan memandikannya.
Selesai mandi, Rion memakaikan bajunya ke Caine, lalu mengembalikan Caine ke ranjang. Rion turun kebawah, ia melihat wajah anak anaknya yang sudah tersenyum lebar, seperti orang yang akan memberikan banyak pertanyaan.
•
•
•
•
•To Be Continued...
•
•
•
•
•Awokawokk :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamanya Hanya Milikku ~ [ RionCaine ]
FantasyTeman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak terasa, kini setelah sekian lama mereka bertemu lagi, bukan sebagai teman, namun sebagai musuh. Harris...