XXXVII ~ Sangkar ~ [ 37 ]

3.5K 361 49
                                    

"Bangsat, lo pikir gue mau bantu, do you want to play?, let's play" Guman Rion.

Tepat pada hari ketiga, mereka bersiap meninggalkan villa itu, mereka akan kembali kedalam dunia gelap yang penuh dengan kekerasan seta kekejaman. Entah kapan lagi mereka akan mendapatkan hari yang tenang seperti saat ini. Setelah selesai mengemas seluruh barang, akhirnya mereka kembali ke mansion yang berada tepat ditol kiri Los Santos.

"Yon, handphone aku dimana ?" Tanya Caine yang sedari tadi sibuk membongkar koper.

"Oh itu, aku simpen" Jawab Rion sambil melihat ponselnya.

"Disimpen dimana ??, aku mau chat orang" Kata Caine.

Rion melepaskan ponselnya, ia berjalan mendekati istrinya dan memegang pundaknya.

"Lebih penting orang itu atau aku??" Tanya Rion.

"Orang itu lah, aku itu mau chat Miraie" Jawabnya.

"Tapi... Nggak, pokoknya nggak boleh" Tegas Rion.

"Yaudah, tapi balikin ponsel aku" Pinta Caine.

"Nggak, kamu nggak boleh" Ucap Rion.

"Terus ??, selama kalian pergi, aku ngapain dirumah??" Tanya Caine.

"Kan bisa nonton televisi atau masak" Jawab Rion.

"Tinggal kembaliin handphonenya, kenapa susah banget si" Oceh Caine.

"Nggak, dan satu lagi, kamu nggak aku izinkan buat meninggalkan tempat ini, untuk urusan belanja, ada anak anak, kamu nggak boleh pergi keluar rumah, kecuali sama aku" Perintah Rion.

"Kenapa tiba tiba kamu ngekang aku si??" Kata Caine.

"Ada hal yang nggak boleh kamu ketahui tentang dunia luar Caine, stay here, stay at home" Bisik Rion sambil memeluk tubuh ramping Caine.

"Tapi kenapa??" Tanya Caine.

"Sttt... Tidur ya, kamu pasti capek" Bisik Rion sembari mengeluarkan feromon yang menenangkan.

Mata Caine perlahan lahan mulai memberat, ia tertidur dipelukkan Rion.

"Sampai kapanpun aku bakal tetap menyembunyikannya Caine, i love you darling" Guman Rion.

Setelah beberapa jam berlalu, kini Caine mulai bangun dari tidurnya. Ia melihat Rion yang sendang membaca buku disampingnya.

"Yon, kenapa berisik banget" Oceh Caine.

"Oh itu, kamu tau ruangan sebelah kamar kita sayang ??, itu kan kuncinya macet, mau aku gabungin aja ruangannya sama kamar ini, biar pintunya satu aja" Jelas Rion sambil mengecup dahi Caine.

"Huh??, berarti pintunya hilang dong??" Tanya Caine bingung.

"Iya sayang, pintunya pindah kedalam kamar kita" Jawabnya.

"Tidur lagi aja sayang, nanti aku bangunin" Sambungnya.

"Nggak ah, aku mau kekamar Gin aja, mau liat Souta" Jawab Caine sambil bangun dari ranjangnya.

"Yudah, hati hati sayang" Ingat Rion.

Caine segera berjalan menuju kamar Gin, disana ia melihat anak anaknya yang sedang asik menjahili Souta.

"Mami, mami liat mami, Souta mintanya kartun, sama Echi dipilihin horor" Adu Souta.

"Eh, nggak sopan ya kamu bocil, nanti waktu malem siap siap disamping kamu ada setan" Peringat Echi dengan wajah menyeramkan.

"Mami liat Echi mami, nanti Souta pokoknya tidur sama mami" Oceh Souta.

"Udah udah, nonton Jumanji aja" Saran Caine.

"Yaudah gas aja" Sahut Echi.

Mereka menonton film sambil ditemani suara kebisingan para tukang yang sedang merenovasi rumah mereka, entah apa yang ingin Rion perbaiki. Beberapa saat kemudian, Rion mengetuk pintu kamar Gin.

Tok... Tok... Tok...

"Caine, kamu didalem ?" Tanya Rion.

"Iya" Jawab Caine sambil berjalam dan membukakan pintu.

"Kenapa ??" Sambungnya.

"Bisa ikut aku sebentar ??, aku mau kasih lihat sesuatu" Ajak Rion.

"Boleh" Jawab Caine singkat.

Rion segera mengandeng tangan Caine menunju kamar mereka.

"Kenapa kekamar ??" Tanya Caine.

"Bukannya tadi ada pembangunan??" Sambungnya.

"Udah selesai, dan aku mau kamu liat hasilnya" Ucap Rion.

"Aku buka pintunya ya" Sambungnya.

Rion segera membuka pintu yang ada dikamar tersebut, segera setelah membuka pintu, ia berjalan kearah belakang Caine dan memeluknya. Wajah Caine terlihat pucat, ia tidak terlihat senang dengan apa yang ia lihat.

 Wajah Caine terlihat pucat, ia tidak terlihat senang dengan apa yang ia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud... Maksud kamu apa ??" Tanya Caine yang tampak gugup.

"Sayang, kalo kamu berani melangkah keluar dari rumah ini, sangkar itu akan menjadi rumahmu" Peringat Rion sambil memeluk erat Caine.

"Bercandaan kamu nggak lucu Yon" Ucap Caine.

"Sayang, menurutmu, apa aku terlihat sedang bercanda??" Tanya Rion.

"Kenapa si, kenapa aku nggak boleh keluar rumah, dulu kamu nggak begini" Kata Caine.

"Ya, itu aku yang dulu sayang, sekarang, aku nggak mau kehilangan kamu untuk yang keempat kalinya" Jawab Rion.

"Cukup jangan buat aku marah dengan tindakan kamu yang melanggar omongan aku, ngerti sayang??" Sambungnya.

"Cukup jangan keluar rumah kan ??" Tanya Caine memastikan.

"Iya" Rion mengecup pipi Caine.

"Kalo gitu, bisa balikin ponsel aku ??" Caine kembali bertanya.

Wajah Rion seketika terlihat masam.

"Nggak sekarang Caine, aku mau kamu pisahin diri dari dunia luar dulu, ngerti ya sayang, demi kebaikan kamu sama Souta" Bisik Rion.

Jantung Caine berdegup kencang saat Rion menyebutkan nama Souta. Ia paling tidak mau Souta terkena dampak buruk dari perbuatannya.

'Souta ya, aku nggak akan bisa lepas dari Rion kalo ada Souta' Batin Caine.





To Be Continued...





Real or fake, oh no, real

Selamanya Hanya Milikku ~ [ RionCaine ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang