Rion tak menghiraukan ucapan Souta, ia tetap membawa Caine naik keatas menuju kamar.
Sesampainya dikamar, ia membanting Caine kekasur dan mengunci pintu. Rion lalu naik keatas tubuh Caine dan mencengkram kedua tangannya.
"Kenapa ??, kenapa kamu susah banget buat ditemuin ??" Tanya Rion menyipitkan matanya.
"BAJINGAN, KAMU YANG NGUSIR AKU, SEKARANG KAMU NYALAHIN AKU KARENA KAMU NGGAK PERNAH NEMUIN AKU ??" Teriak Caine.
"Aku, aku salah, aku seharusnya dengerin penjelasan kamu waktu itu, aku minta maaf Caine" Bisik Rion.
"MAAF??, ATAS SEMUA YANG TERJADI ??, KAMU BAHKAN NGGAK TAU GIMANA SAKITNYA HAMIL TANPA ADANYA FEROMON ALPHA DISAMPINGKU, KAMU NGGAK TAU GIMANA RASANYA NGEBESARIN SOUTA SENDIRIAN, AKU BERJUANG MATI MATIAN BIAR SOUTA BISA HIDUP NORMAL, DAN KAMU, KAMU MENGHANCURKAN SEGALANYA RION" Jawab Caine dengan amarah yang memuncak.
"Souta anak kita ??, anak kita ??" Rion kembali bertanya.
"Iya... Waktu kamu nendang perut aku, ada Souta disana, aku berjuang sendirian biar Souta bisa tetep hidup" Oceh Caine dengan mata yang mulai berkaca kaca.
"Aku... Aku minta maaf Caine, aku nggak tau itu, maaf Caine" Ucap Rion sambil memeluk Caine.
"Tapi... Jika Souta benar benar anakku, kenapa warna rambutnya biru ??, bukan ungu maupun merah ??" Tanya Rion curiga.
"Apa??... Sekarang kamu curiga sama aku Rion??, hahaha, capek aku, Souta kekurangan asupan feromonmu, dia nggak pernah dapet feromonmu secara cukup saat ia masih didalam rahimku, leukositnya cukup tinggi, kamu bisa bertanya pada kakakku" Jelas Caine.
"Kakak??, siapa ??, kamu punya kakak??" Kata Rion bingung.
"Kakak angkat, namanya Miraie Yuzuki, dia anak EMS" Jawabnya.
Deg... Deg... Deg...
Jantung Rion berdebar kencang, ia sangat kaget dengan kenyataan itu. Kesalahan besar baru saja ia perbuat, membunuh kakak dari sang istri. Apa yang harus ia katakan pada Caine??
"Kamu... Kamu sayang sama dia ??" Tanya Rion gugup.
"Tentu, sewaktu kamu ninggalin aku, dia satu satunya rumah aku, dia satu satunya sandaran hidupku, mungkin kalo nggak ada Miraie, aku udah bunuh diri" Ucap Caine.
"Misal... Misal Miraie mati, apa yang akan kamu lakukan??" Wajah Rion semakin gugup.
"Aku... Aku nggak tau, aku nggak bisa ngebayangin itu, hatiku terlalu sakit buat ngebayangin Miraie mati" Jawabannya.
Deg... Deg... Deg...
Detak jantung Rion semakin cepat, apa yang harus ia katakan pada Caine. Miraie sudah mati, ia sendiri yang menyuruh Riji untuk mengambil nyawa Miraie.
Tok Tok Tok...
Suara ketukan pintu membuat lamunan Rion terhenti.
"Pih??, Gin boleh masuk nggak??, Souta rewel pengen ketemu mami" Ucapannya dari balik pintu.
Rion segera melepaskan pelukannya dari Caine dan menyingkir dari tubuhnya. Rion bergegas membukakan pintu, ia mengambil alih gendongan Souta. Rion berjalan mendekati Caine dan menyerahkan Souta kepadanya.
"Mami, Souta kangen, Souta nggak suka disini, Souta takut, kakak kakak itu pada serem, kecuali kak Gin" Oceh Souta.
"Serem??, Souta mau pergi dari sini ??" Tanya Caine menatap mata Souta.
"Nggak, aku nggak ngizinin kalian berdua buat pergi dari sini, kamu istriku dan Souta anakku" Sahut Rion melarang.
"Di akuinya baru sekarang" Guman Caine.
"Kamu bilang apa sayang??" Tanya Rion.
"Nggak, aku ngomong sendiri" Jawabnya ketus.
"Mami, paman ini tadi buat mami nangis ya??, dia jahat, nggak kayak paman Miraie" Ungkap Souta.
"Nak, pertama, aku bukan pamanmu!!, kedua, aku adalah ayahmu" Ucap Rion sambil mengelus rambut anak bersurai biru itu.
"Tapi Souta nggak pernah liat paman, kemana aja paman selama ini??, kasian tau mami berjuang sendirian" Kata Souta.
"Papi udah nyari kalian dari lama, cuma emang nggak ketemu" Jawab Rion lembut.
"Oh, terus Souta harus panggil paman papi atau ayah atau apa ??" Tanya Souta memiringkan kepalanya.
"Kakak kakakmu memanggilku papi, atau kamu ingin berbeda dari mereka Souta??" Jawab Rion kembali bertanya.
"Enggak dulu deh, Souta panggil papi aja, biar cocok sama mami" Kata Souta.
"Sekarang tidur ya Sou" Ajak Rion.
"Souta mau tidur dideket mami" Pinta Souta.
"Iya Sou, kamu dipinggir ya, biar mami ditengah" Sahut Rion.
Ia segera menempatkan diri, memeluk Caine agar ia tetap berada ditengah. Malam itu berlalu dengan damai, pukul 11 malam Caine terbangun.
"Mau kemana??" Tanya Caine yang melihat Rion sudah berpakaian rapi.
"Mau transaksi sama Phoenix atau fong fong itu lah " Jawab Rion sambil mengencangkan dasinya.
Rion berjalan mendekati Caine. Ia mengecup pipi Caine dan dahi Souta yang masih tertidur pulas.
"Jangan pergi, tetap disini, jangan coba coba kabur sayang" Ucap Rion mengingatkan.
"Beberapa anak anak bakal tetep dirumah buat jagain kamu sama Souta" Sambungnya.
Setelah itu, Rion segera pergi meninggalkan kamar itu, ia bergegas pergi kebawah. Saat sudah dibawah, Makoto menarik tangan Rion.
"Pi, Mako mau Ngomong" Ucapannya.
•
•
•
•
•To Be Continued...
•
•
•
•
•Ngomong apa tuhhh??
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamanya Hanya Milikku ~ [ RionCaine ]
FantezieTeman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak terasa, kini setelah sekian lama mereka bertemu lagi, bukan sebagai teman, namun sebagai musuh. Harris...