XXXIV ~ Penghianat ~ [ 34 ]

3.7K 359 17
                                    

"Apa kabar Marcel ??, berita apa yang kamu bawakan kali ini ??" Ucap Pria dengan jaket putih.

"Rion merencanakan transaksi besar dengan Black Oni sebentar lagi. Ini kesempatan kita untuk menjatuhkannya, ini berkasnya Mbot" Jawab Marcel sambil menyerahkan berkas informasi kepada Imbot.

Imran botak atau yang biasanya sering disebut Imbot itu, segera membaca berkas tersebut dengan seksama.

"Kau benar benar setia padaku Marcel. Tapi ingat, sekali kau berpihak pada kita, tak ada jalan kembali, kau adalah milik Cosa Nostra" Ingat Imbot.

Marcel hanya mengangguk paham. Dia tahu risiko yang diambilnya, bermain di dua sisi yang berbahaya. Berpihak pada fraksi yang berbeda, salah sedikit saja, nyawanya bisa melayang.

Ketika meninggalkan tol kanan, ia merasakan berat tanggung jawab yang semakin menekan. Marcel segera membuka ponselnya dan mulai mengirim pesan pada seseorang. Setelah selesai mengirim pesan, ia langsung pergi menuju suatu tempat.

Marcel bertemu dengan Seseorang di kepolisian, petinggi di kepolisian bernama Airuma Kohito. Di sebuah kafe, mereka duduk di pojok, berbisik pelan.

"Pak Ai, ini informasi tentang transaksi besar yang akan dilakukan Rion. Ia akan transaksi dengan sekelompok gengster yang memiliki nama Black Oni. Selain itu, aku sudah menjebak Cosa Nostra agar mereka mengepung Tokyo Noir Familia, Kita bisa menangkap mereka sekaligus, dan sebenarnya mereka baru saja melakukan transaksi dengan kelompok bernama Phoenix" kata Marcel sambil menyerahkan berkas lain.

Airuma menatap Marcel dengan senyuman diwajahnya.

"Kau melakukan pekerjaan luar biasa, Marcel. Tapi hati-hati, jika mereka tahu kau bekerja untuk kami, hidupmu bisa berada dalam bahaya." Ingat Airuma.

Marcel tersenyum tipis. "Aku sudah tahu risikonya, Aku hanya ingin melihat kota ini bebas dari cengkeraman mereka. Hitam dan putih, bukankah mereka terlalu kuat untuk sebuah fraksi mafia??"

Tiba tiba saja, seorang pelayan tak sengaja menumpahkan kopi ke baju Marcel, membuatnya bangun dari kursinya dan pergi untuk membersihkan bajunya. Pelayan yang baru saja menumpahkan kopi sudah minta maaf berkali kali kepada Marcel. Saat Marcel pergi untuk membersihkan pakaiannya, pelayan itu pergi kedalam Kafe menemui seseorang didekat jendela.

"Iya, itu Marcel" Ucap wanita itu pada pria bersurai coklat.

"Sekarang lo mau gimana Gin ??" Sambungnya.

"Gue bakal langsung lapor ke Rion, gue dah punya banyak bukti soal Marcel, gue nggak mau keluarga gue hancur gitu aja gara gara 1 penghianat" Jelas Gin.

"Itu bantuan terakhir gue Gin, gue bakal keluar negeri" Kata wanita bersurai ungu itu.

"Mythia, makasih atas bantuannya selama ini" Ucap Gin.

"Aman aja" Balas Mythia.

Jujur saja, Rion sudah curiga pada Marcel sedari dulu. Kedatangannya yang tiba tiba saat Caine menghilang sudah membuatnya curiga, apalagi dia bergabung dengan TNF tanpa menyerahkan surat tanda keluar dari kepolisian. Gin sudah lama mengawasi Marcel, lagi pula, Gin adalah penanggung jawab Marcel.

Melihat Marcel yang akan pergi dari kafe, tentu saja Gin juga ikut pergi, ia terus mengikuti Marcel dari jauh hingga tiba digarasi pelangi. Marcel mengganti mobilnya dengan mobil yang tak pernah Gin lihat. Gin diam saja ??, tentu tidak, dia langsung bergegas mengeluarkan ponselnya dan menelpon Marcel.

"Halo Cel" Sapa Gin dalam telepon.

"Kenapa Gin??" Balas Marcel.

"Bisa ketemu bentar nggak??" Tanya Gin.

"Bisa, dimana??" Jawab Marcel.

"Paleto, gue tunggu sekarang" Kata Gin.

"Gue isi bensin dulu" Sahut Marcel.

"Yok, gue tunggu"

Gin langsung mematikan teleponnya, ia bergegas mengendarai mobilnya menuju Paleto. Setelah tiba didekat pom paleto, ia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan live lokasi dan sebuah dokumen kepada Rion. Tak lama kemudian Marcel datang dengan mobil yang sering ia gunakan. Mobil sport hitam dengan paduan warna hijau.

Saat Marcel turun dari mobilnya, beberapa mobil sport hitam mulai berdatangan. Tentunya Marcel kenal dengan mobil mobil tersebut. Seketika Gin berlari mendekati Marcel dan menendang lututnya agar Marcel hilang keseimbangan. Jantung Marcel serasa ingin copot, namun ia masih bisa bersikap tenang.

"Lo pikir, lo bisa berhianat di keluarga ini??" Tanya Gin yang sedari tadi sibuk mencoba memborgol Marcel.

"Gin, kau salah paham. Aku hanya memastikan informasi untuk melindungi keluarga kita."

Kini Gin mencengkeram kerah Marcel.

"Nggak usah bohong, gue tau lo baru aja ketemu sama Imbot, gue juga tau lo baru aja ketemu sama Airuma" Kata Gin.

Marcel segera berpikir cepat. "Aku bisa menjelaskan semuanya, tapi tidak di sini. Mari kita bicara di tempat lain"

Gin tak menjawab, ia segera menarik kerah Marcel menuju mobil hitam dengan polesan ungu. Ya, tentu saja Marcel tau mobil siapa itu. Sosok gagah yang baru saja turun dari mobil tersebut, Rion Kenzo. Malam itu penuh ketegangan, Rion menatap Marcel dengan tatapan tajam.





To Be Continued...





Sosok gagah, tapi waktu sama istrinya lembek kek adonan kue.

Selamanya Hanya Milikku ~ [ RionCaine ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang