Rion menarik lengan Caine dengan kasar, ia melemparkan kertas kertas beriisi foto ke arah Caine.
"MAKOMI SINCLAIR, SIAPA MAKOMI SINCLAIR??" Teriak Rion.
"Kamu, apa maksudnya?, aku nggak ngerti" Tanya Caine.
"KAMU BERTANYA??, JAWAB DULU PERTANYAANKU BAJINGAN, SIAPA MAKOMI SINCLAIR??" Ucap Rion, makin lama nada bicara Rion terus naik, entah apa yang merasukinya. Bentakan Rion membuat Caine takut, selama bersama Rion, baru kali ini ia dimarahi habis habisan oleh Rion, bahkan ia disebut bajingan.
"KENAPA DIEM HAH??, BISU KAH ?, NGGAK BISA JAWAB ??, NGGAK PUNYA ALASAN ??" Bentak Rion berulangkali.
Tangan Rion melayang, menampar pipi mulus Caine.
Plakk...
Caine terjatuh, tamparan keras diberikan Rion, anak anak yang melihat tidak berani mendekat.
"Ughh..." Guman Caine, ia memegangi pipinya yang baru saja ditampar Rion. Pipi bersih Caine kini merah, tamparan yang begitu keras membuat pipi Caine lebam.
"LEMAH BANGET, GITU AJA JATOH, LO MAFIA COK, BUKAN POLISI, SEKARANG POLISI TAU KITA, LO MAU APA??, MAU NGEBUNUH KITA SEMUA??" Teriak Rion dengan kesal.
"Aku... Cuma pengen ngelindungin kalian, Aku-"
Dugh... Dugh.... Dugh....
Suara tendangan yang amat nyaring, Rion menendang Caine tepat diperutnya.
"APA??, NGELINDUNGIN??, HAHAHA, LUCU TAU NGGAK, NGELINDUNGIN DENGAN LAPOR POLISI??, KITA MAFIA, KITA YANG NYEBARIN SENJATA KESELURUH PENJURU KOTA, POLISI TAU KEBERADAAN KITA, HABIS KITA COK" Ucap Rion sembari memijat keningnya.
"GUE KEPALA KELUARGA DI SINI, ADA KEWAJIBAN BUAT NGELINDUNGIN KEPALA KALIAN, BADAN KALIAN, NYAWA KALIAN, DAN LU, CAINE, DENGAN SEENAKNYA LAPOR KE POLISI, LO MIKIR NGGAK SI KONSEKWENSINYA, GW CAPEK, URUS AJA LO SEMUA SENDIRI, CAPEK GUE, TOLOL SEMUA, PERGI LO DARI RUMAH INI!!, BAJINGAN" Ucap Rion kesal.
Rion berdiri, ia menendang meja.
Brakk...
Rion pergi dari rumah, ia mengendarai motor dan mematikan handphone serta handy talky miliknya. Ia melajukan motornya dengan kencang.
Sementara itu dirumah, Caine yang merasa bersalah juga meninggalkan rumah, ia pergi kerumah sakit menggunakan motor. Caine tidak melirik anak anaknya, ia langsung pergi begitu saja. Echi mengikuti Caine, ia khawatir Caine terluka saat dijalan.
Sesampainya di rumah sakit, Caine cek kesehatan seluruh tubuhnya.
"Loh, Caine, kamu kenapa ??" Ucap Pria bersurai merah.
"Nggak apa apa Mirae, aku cuma nggak sengaja kena pukul" Jelas Caine
"Kamu taukan, kamu nggak boleh kecapean, apalagi stres, kamu nggak mau penyakit kamu tambah parah kan??" Tanya Mirae.
Huek.... Huekk..
Tubuh Miraie bergetar, sosok yang ia sayangi baru saja muntah darah, tragedi yang ia harapkan tidak akan terjadi. Kini malah terjadi tepat didepan matanya.
"Caine..... Kamu.. kamu nggak pernah berobat ya??.... Cainee... Kamu udah pernah janji ke aku untuk terus berobat lo, kenapa.... Kenapa gini??" Ucap Miraie sambil membantu Caine berbaring. Dan memeriksanya.
Caine hanya tersenyum dengan ucapan Mirae, ia mengabaikan ucapan Mirae.
"Aku mau pergi ke danau, Miraie" Celetuk Caine.
"Aku anter ya, kamu nggak boleh sendirian" Jelas Miraie.
"Aku pengen ke tempat yang tenang, kamu disini aja ya" Pinta Caine.
Sementara itu, keadaan dirumah sangat kacau, Mia, Selia, Elya, bahkan kakak perempuan mereka yang paling tua, Key, menangis melihat betapa hancurnya keluarga mereka.
"MIA, MIA NGGAK MAU MAMI SAMA PAPI BERANTEM, MIA NGGAK MAU KELUARGA INI PECAH, KALO KELUARGA INI PECAH MIA PULANG KEMANA ??, MIA NGGAK PUNYA TEMPAT PULANG" Ucap Mia sembari menangis dalam pelukan Makoto.
"Capek, aku tu juga capek... Bapak apa apa dipikirin sendiri, mami kalo ada masalah juga nggak mau cerita, aku tu pengen jadi tempat curah hati mereka, setidaknya aku bisa bantu mikir buat nyelesaiin masalah mereka" Ucap Key.
Sedangkan Selia terus menangis di pelukan Riji.
"Udah, udah, sekarang kita cari babe sama mami yuk, udah nangisnya" Ucap Riji menenangkan mereka.
"Sakit ji, hati aku hancur liat keluarga kayak gini" Sahut Elya.
"Iya, kita tenang dulu, kita cari papi sama mami dulu, takutnya mereka kenapa kenapa" Ucap Makoto.
Mereka segera bergegas keluar, menaiki mobil masing masing. Mulai mencari Rion dan Caine.
Sementara itu ditempat Echi, ia melihat Caine yang sudah keluar dari rumah sakit, Echi melihat Caine yang membawa 1 kantong obat, setelah Caine pergi meninggalkan rumah sakit, Echi bergegas menemui dokter yang berbicara dengan Caine tadi.
"Permisi dok" Ucap Echi.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Dokter besurai Merah.
"Anu, yang barusan itu pasien dokter??" Tanya Echi.
"Yang mana ya ??, pasien saya banyak" Jelas dokter tersebut.
"Caine, Caine Chana" Celetuk Echi.
"Iya itu pasien saya, ada apa ?" Jawab Dokter.
"Sebelumnya maaf dok, nama dokter siapa ya ?" Tanya Echi.
"Miraie" Jawabnya singkat.
"Caine, Beliau orang tua saya pak, kalo boleh tau beliau sakit apa ya??" Tanya Echi lagi.
"Maaf tapi, Caine sendiri pesan sama saya, untuk tidak memberitahukan penyakitnya pada siapapun" Jelas Miraie.
"Nggak bisa gitu pak, saya khawatir sama mami saya, saya mohon, kasih tau saya" Pinta Echi.
•
•
•
•
•To Be Continued...
•
•
•
•
•Lanjut kapan??, kapan kapan 😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamanya Hanya Milikku ~ [ RionCaine ]
FantasyTeman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak terasa, kini setelah sekian lama mereka bertemu lagi, bukan sebagai teman, namun sebagai musuh. Harris...