XIII ~ Aborsi...!?!? ~ [ 13 ]

6.1K 519 96
                                    

Merekapun segera pergi mengelilingi seluruh kota. Sementara itu ditempat Caine.

"Aku dimana ....?" Guman Caine yang baru saja bangun.

"Dirumah kita sayang" Jawab pria bersurai kuning.

"Ugh.... Perutku" Rintih Caine.

"Tenang sayang, aku sudah menyingkirkan janin yang menggangu tempat anak kita nanti" Ucap pria itu.

Caine seketika terdiam dari rintihannya, ia melihat kearah perutnya yang terdapat luka jahitan. Dan perut yang seharusnya mengembung itu, kini kembali datar.

Caine kaget, sangat kaget. Dalam kondisi seperti itu, ia tidak tau harus merespon bagaimana. 5 bulan lamanya ia mengandung anak itu, dan dihilangkan begitu saja.

Caine bangun dari lamunannya, ia menatap tajam pria bersurai kuning itu.

"GILA, LO GILA MADELTA" Caine menaikkan nada bicaranya. Emosinya tak terkontrol, ia menampar pipi pria bersurai kuning itu.

PLAKK....

Tamparan yang tepat berada di pipi Madelta. Madelta mencengkram kedua tangan Caine dan merobohkannya kekasur.

"MINGGIR LO BAJINGAN, PERGI, JANGAN SENTUH GUE" Teriak Caine yang terus meronta dari cengkraman Madelta.

"Sttt..... do not cry darling" Ucap Madelta sambil mengusap air mata Caine.

"LEPAS COK" Teriak Caine terus meronta.

Hingga akhirnya Madelta tidak tahan dengan teriakan Caine, ia mencium bibir merah Caine. Madelta mengulum bibir Caine dan terus menekannya agar Caine tidak meronta. Caine yang terkejut dengan tindakan Madelta jelas sangat marah, ia semakin memberontak. Caine mengigit bibir Madelta hingga berdarah.

"BRENGSEK" Teriak Caine emosi.

"Bangsat, berani banget kamu gigit bibir saya" Lirik Madelta tajam.

Madelta mulai menyingkir dari Caine, ia mengambil sebuah suntikan, Caine yang melihat kesempatan untuk kabur itu langsung bangun dari ranjang, ia mencoba melarikan diri. Mencoba membuka pintu, namun sayangnya Madelta mengunci pintu tersebut.

"Hmmm.... Mau kemana kamu dengan tubuh seperti itu" Ucap Madelta sambil mendekati Caine.

"Jangan bergerak terlalu berlebihan sayang, luka diperutmu bisa terbuka" Sambungnya.

Caine hanya berdecak kesal. Madelta memegang lembut tangan Caine, Caine mengigit tangan Madelta dan mendorongnya. Ia berlari menuju balkon, ide gila terlintas dipikiran Caine.

'Lompat, lompat, lompat Caine' Batin Caine.

Caine berada diujung balkon, wajah Madelta terlihat panik.

"Caine, sayang, sini yuk, aku nggak akan nyakitin kamu kok, sini sayang" Bujuk Madelta.

Caine menatap tajam Madelta, tanpa pikir panjang Caine langsung lompat dari balkon tersebut. Entahlah, mungkin hari ini adalah hari kesialan Caine, tepat saat Caine melompat. Dibawahnya terdapat seorang lelaki dengan surai berwarna hitam, pria itu menangkap Caine tepat sebelum jatuh ketanah.

"Bos, aku menangkap nyonya" Ucap pria bersurai hitam itu.

Madelta melihat dari atas balkon.

"Bawa dia kesini Alex" Perintah Madelta.

Alex pun menuruti perintah tersebut, ia membawa Caine kembali kekamar Madelta. Tentunya Caine terus memberontak, saat sanpai dikamar Madelta, ia tanpa ampun langsung menyuntikkan sebuah cairan tepat pada leher Caine, dan seketika itu juga Caine pingsan. Kini leher Caine diikat menggunakan rantai, serta mulutnya diberi sebuah muzzle dog. Lalu Madelta membaringkan Caine keranjangnya.

 Lalu Madelta membaringkan Caine keranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr by : Harris Caine)

Sementara itu ditempat Rion. Ia terlihat sangat gelisah, Rion memijat keningnya.

"Bajingan" Guman Rion, ia pun membuka layar ponselnya, dan mencari nomor Marcel dan menelponnya"

"Halo, kenapa yon" Tanya Marcel.

"Lo bisa off duty dulu nggak?" Ucap Rion.

"Bisa bisa, kenapa ??, lo ada masalah kah??" Tanya Marcel.

"Kerumah dulu, ntar gue ceritain" Sahut Rion, Ia lalu mematikan teleponnya.

Marcel segera mendatangi rumah Rion, ia melihat Mia yang sedang membawa nampan, yang diatasnya sudah terdapat beberapa macam makanan.

"Papi kemana ?" Tanya Marcel pada Mia.

"Papi dari tadi dikamar, uncle, uncle bisa tolong bantu Mia nggak??" Tanya Mia.

"Bantu apa ??, kamu butuh sesuatu kah ?" Marcel kembali bertanya.

"Tolong suruh papi makan, nanti papi sakit, kalo mami tau, mami pasti sedih" Ucap Mia sembari mengusap air matanya dengan satu tangan.

"Uncle paham, sini makanannya" Ucap Marcel meminta.

Mia pun memberikan makanan yang ia bawa kepada Marcel.

"Makasih uncle" Ucap Mia lirih.

"Sama sama" Sahut Marcel, ia pun segera naik ke lantai atas. Marcel mengetuk pintu kamar Rion, namun tidak ada sahutan apapun dari dalam.

"Yon, lo nggak apa apa ?" Tanya Marcel. Selang beberapa waktu tidak ada jawaban, Marcel pun membuka pintu kamar Rion. Ia menjumpai Rion yang sedang terduduk merenung diujung ranjang. Rion memegang sebuah bingkai dan terus mengusapnya.

"Yon, makan dulu, lo kenapa ?" Tanya Marcel sambil menyodorkan makanan.

"Caine, istri gue..... Hilang" Sahut Rion lirih.

Marcel yang mendengarnya hanya terdiam, ia tak tahu harus berbuat apa.

"Ada yang bisa gue bantu ?" Tanya Marcel sembari mengelus punggung Rion.

"Cari tau siapa yang berani nyulik istri gue, gue bakal bunuh mereka semua" Ucap Rion sambil mengepalkan tangannya.

"Okee, gue balik kekantor dulu kalau gitu, nanti kalo ada info, gue kabarin" Ucap Marcel sambil meninggalkan Rion dikamarnya.

Rion membuka ponselnya, ia menghubungi seseorang lewat handphonenya.

"Yaa, halo yon" Ucap pria dalam telepon itu.





To Be continued...





Yahhh, Souta ke cancel 😩😩😩

Rabu aku nggak up ya sayang, lagi banyak acara, up lagi Sabtu ya manisss 🫶🫶

Selamanya Hanya Milikku ~ [ RionCaine ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang