Mata pria cantik itu mengerjap pelan saat cahaya matahari masuk kedalam celah jendela kamarnya, membuat Havian merasa silau dan perlahan membuka matanya, Havian dudukan dirinya lalu mengucek matanya sebentar, Havian melakukan peregangan pada badannya yang terasa sangat fresh pagi ini.
Havian turun dari kasur itu lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap, setelah beberapa menit dihabiskan untuk bersiap, kini Havian berjalan ke lantai bawah dimana ruangan makan berada, Havian mengecup pipi daddy dan juga mami yang sudah terlebih dahulu duduk disana untuk menunggunya dan akan menyantap sarapan bersama-sama.
"asikkk, mami bikmasihberantaka kesukaan dedek" riang Havian sambil terkikik.
"duhh gemasnya, maem yang banyak sayang" Tala tersenyum manis.
"kamu tuh umur berapa sih dek, gemasnya ngga iang-ilang" ujar daddy-nya yang kegemasan.
"dedek umul dua puyuh yima daddy" Havian mengubah cara bicaranya dsn membuat kedua orang tuanya terkekeh gemas.
"ngga percaya ah daddy, dedek lebih kaya umur 2.5 tahun" ledek Joseph sambil menyengir.
Havian terkekeh mendengar ucapan daddy-nya, beginilah situasi sarapan dirumah keluarga Feivel, selalu penuh canda tawa dan juga kehangatan, Havian bahagia bisa merasakan ini semua.
Beberapa menit mereka sudah menyelesaikan sarapan mereka, Havian berdehem setelah meminum segelas susu buatan maminya itu hingga tandas, setelahnya Havian mengusap mulut kecilnya dengan tissue.
"oh iya mami, nanti dedek sepulang dari sekolah langsung kerumah Chavi soalnya hari ini dedek mulai ngajar les" ucap Havian sebelum dirinya berpamitan.
"loh, dedek ngajar les? kok daddy ngga tau?" tanya Joseph bingung.
"oh iya mas, aku tuh lupa mau cerita sama kamu hehe, dedek mau ngajar les salah satu muridnya gitu, ngga papa lah, biar punya kesibukan lain juga" ujar Tala menjelaskan pada suaminya yang overprotective itu.
"jangan capek-capek loh dek, daddy ngga mau ah kalo sampe kamu sakit karena kecapean" khawatir Joseph pada Havian.
"daddy tenang aja, dedek cuma ngajar les bukan kuli bangunan, lagian ngajar les paling lama 2 jam kok, dedek janji ngga akan kecapean" Havian tersenyum manis.
"daddy pegang janji dedek, ngga boleh ya sampe kecapean" peringat Joseph pada anak kesayangannya itu.
Havian mengangguk lalu tersenyum manis, dirinya berdiri dari duduknya dan merentangkan tangan meminta pelukan dari sang daddy, Joseph tersenyum gemas lalu ikut berdiri dari duduknya, menyambut hangat pelukan sang anak semata wayangnya itu, Joseph mengusap punggung Havian lembut sambil dirinya kecupi kepala Havian, Havian memejamkan matanya karena merasakan pelukan hangat dari daddynya itu, setelahnya pelukan itu dilepas.
Havian beralih kearah mami yang kini sudah berada disebelahnya, Havian memeluk maminya juga seerat mungkin, Havian tak ingin menyia-nyiakan kesempatan seperti ini, hangatnya pelukan kedua orang tua yang begitu menyayanginya adalah hal paling Havian syukuri dalam hidupnya, setelah acara berpelukan itu Havian berpamitan dan pergi menuju sekolah.
#Time Skip
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, Bel sekolah baru saja berbunyi, Havian sudah siap menggendong tasnya dan berjalan menuju parkiran, dan kebetulan Chavi sudah menunggu diatas motornya untuk mengarahkan Havian untuk menuju rumahnya.
Les akan dilakukan dirumah Chavi atas permintaan Tira, Tira hanya tak ingin Chavi les diluar rumah dan diluar jangkauannya, dan tentu Havian tak keberatan, beberapa menit Havian mengendarai mobilnya dan kini mereka sudah sampai dirumah mewah itu, Havian turun dari mobilnya dan berjalan masuk mengikuti langkah Chavi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasyHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...