Chapter 37

1.3K 101 2
                                    


Havian baru saja tiba dirumahnya, dengan Jericho yang menaiki motor untuk mengawal Havian pulang, Havian turun dari mobilnya setelah diperkirakan digarasi rumahnya, kemudian ia berjalan kearah Jericho yang masih berada diatas motornya.

"terimakasih udah dianter ya, padahal tadi iko bisa nolak permintaan bubu sama papa, Avi bisa pulang sendiri kok" ujar Havian tak enak.

"santai aja, lagian gue juga ngga tega biarin lo pulang sendiri, yaudah gue pulang dulu deh ya" ucap Jericho berpamitan.

"ngga mau masuk dulu?,  ketemu mami sama daddy" tanya Havian pelan.

"sampein salam aja dari gue buat aunty Tala sama uncle Jo" Jericho tersenyum sambil menatap Havian.

"ohh, oke deh, iko hati-hati ya" Havian melambaikan tangannya kearah Jericho.

Jericho mengangguk lalu tersenyum, kemudian adik dari Marvel itu memakai helm-nya dan pergi meninggalkan rumah keluarga Feivel, dan setelah melihat kepergian Jericho, Havian berjalan masuk kedalam rumahnya.

Havian tersenyum saat melihat mami dan daddy-nya duduk diruang tv sambil menonton film kesukaan sang mami, Havian dengan iseng menggeser paha kedua orang tuanya dan merengsek duduk diantara kedua orang tuanya yang kini tengah terkekeh karena ulah gemas anaknya, Joseph mencubit hidung Havian gemas, membuat Havian memekik kesal.

"daddy maahh, sakit tauu" rengek Havian manja.

"haha maaf sayang, lagian iseng banget duduk ditengah-tengah gini, bikin daddy gemes aja" Joseph mengusap rambut Havian sayang.

"capek ngga sayang? mau maem dulu atau mandi dulu?" tanya Tala pada Havian.

"ndedek udah maem dirumah bubu kok mi" cengir Havian senang.

"yaudah mandi aja, habis itu istirahat" Tala mengusap pipi Havian dengan lembut.

"sebentar, daddy mau nanya dulu sama dedek" ujar Joseph yang membuat Tala dan Havian menoleh serentak.

"tanya apa daddy?" tanya Havian bingung.

"selama daddy kerja diluar hari ini, daddy ada pantau cctv ruangan daddy, dedek sama kalin ada masalah? kok daddy lihat dia marah-marah sama dedek" ucap Joseph dengan wajah bingung dan juga khawatir.

Havian terdiam, dirinya lupa diruangan daddy-nya terdapat cctv, dan Havian tak menyangka daddy-nya akan menanyakan hal ini padanya, Havian menimbang apakah dirinya perlu memberitahu yang sebenarnya atau tidak, tapi Havian tau, setelah daddy-nya mengetahui semuanya, pasti sang daddy tidak akan tinggak diam, Havian memang sedikit kesal pada Kalin tapi Havian tak tega jika Kalin harus berhadapan langsung dengan daddy-nya.

Joseph yang melihat anak tunggalnya hanya diam pun semakin merasa ada yang tidak beres dengan Kalin, Joseph sempat memberi tahu rekaman cctv itu pada Ravin, dan Ravin hanya mengatakan bahwa dirinya tak tau apapun.

"dedek, kok diem? kalian ada masalah?, biar daddy tegur kalin kalau memang dia macam-macam sama anak kesayangan daddy" ujar Joseph semakin merasa khawatir.

"ohh itu, daddy ngga perlu tegur Kalin, kita sempet salah paham aja kok, sekarang udah baik-baik aja, jangan dipikirin ya dad" Havian tersenyum, berusaha membuat daddy dan maminya percaya.

Dan akhirnya Havian memilih berbohong, Havian hanya tak mau daddy-nya memarahi Kalin dan tentunya sang daddy takan segan untuk memecat kalin, dirinya tak ingin menjadi penyebab Kalin keluar dari kantor daddy-nya itu.

Havian hanya berharap, Kalin tidak akan mengganggunya lagi, kalau sampai nantinya Kalin akan melakukan hal yang sama, Havian sendiri yang akan meminta daddy-nya untuk mengeluarkan Kalin dari perusahaan keluarga Feivel.

Affection (Markhyuck + Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang