Disebuah kamar dengan king bad itu salah satu orang yang berada didalamnya mengerjapkan matanya pelan, menoleh kearah lain dan melihat suami serta anak nya masih tertidur pulas, Havian tersenyum manis lalu mengecup kening Chavi penuh kasih ssyang, dirinya turun dari kasur besar itu dengan perlahan lalu berjalan kesisi kasur lain untuk mengecup pipi sang suami.Setelahnya Havian berjalan memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Setelah semuanya selesai, Havian keluar dari kamar itu lalu pergi kebawah, dirinya berjalan kearah dapur dan melihat bubu Tira sedang mencuci sayuran, Havian melihat jam dinding yang menggantung dan waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi.
Havian mendekat kearah mertuanya itu lalu mengusap punggung bubu Tira pelan, hal itu membuat Tira menoleh dan tersenyum manis kearah menantunya itu.
"selamat pagi sayang, gimana bobo-nya, nyenyak?" tanya bubu Tira perhatian.
"nyenyak kok bubu, sini dedek bantuin bu" ujar Havian sambil tersenyum.
"ngga usah repot repot nak, dedek bikin susu aja terus duduk yaa" bubu menatap Havian lekat.
"bubu, dedek mau bantu, boleh yaa?" rengek Havian.
"yaampun anak cantik ini, yaudah, bubu minta tolong dedek selesaikan cuci sayurnya ya, bubu mau goreng ikan" ucap bubu pada akhirnya.
"oke bubu" jawab Havian pelan.
Havian menggantikan bubu mencuci sayuran sedangkan Tira langsung beralih kearah kompor untuk menggoreng ikan, Setelah Havian selesai mencuci sayuran itu, Havian berjalan kerah kulkas dan mengambil susu untuk ia tuangkan kedalam gelas, kemudian dirinya meminum susu itu.
Havian kembali mendekati Tira dan meminta izin untuk menggoreng beberapa telur dan juga untuk sosis untuk ia sarapan pagi ini, Havian memang tak terbiasa langsung makan nasi ketika pagi, beda dengan kebiasaan keluarga Williams yang langsung mengkonsumsi nasi walaupun untuk sekedar sarapan.
"kok cuma 2 telurnya dek? tambah ya? biar kenyang" ujar Tira yang hendak berjalan kearah kulkas namun tangannya terlebih dahulu digenggam oleh Havian.
"2 aja udah cukup kok bubu, nanti kan agak siangan dedek lanjut makan nasi" Havian menyengir lebar.
Tira mengangguk mengerti, membiarkan sang menantu mulai menggoreng sosis dan telur, sedangkan dirinya lanjut memasak lauk lainnya.
Havian menoleh ketika seseorang datang kedapur dan langsung memeluknya dari belakang, Tira menggeleng pelan karena anak sulungnya itu bahkan belum mandi.
"ohh kakak udah bangun, mandi dulu kak, habis itu kita sarapan" Havian mengusap rambut Marvel sayang.
"kakak pikir kemarin kita nikah itu mimpi, soalnya pas tadi bangun dedek ngga ada dikamar, ternyata udah bangun dan lagi didapur, kakak nyarin" ujar Marvel manja.
"astaga Vel, bucin amat sih, mandi sana, masih bau juga udah nempel-nempel sama dedek" omel bubu pada anak sulungnya itu.
"masa nyariin istri karena ngga ada dikamar aja dibilang bucin, bubu kaya ngga pernah muda aja" ujar Marvel sengit.
"sana mandi, sekalian bangunin anaknya biar sarapan bareng-bareng" perintah bubu lagi yang kali ini langsung dituruti oleh Marvel.
"iya bubu, sayang, kakak mandi dulu ya, I love you" pamit Marvel dengan suara seraknya.
Marvel mengecup pipi Havian dan hal itu membuat Havian tersipu malu, pasalnya bubu Tira menyaksikan itu semua dan Havian belum terbiasa jika tiba-tiba Marvel bersikap seperti itu dihadapan orang lain, sedangkan Marvel sudah berjalan menjauh dan pergi menaiki tangga.
Tak lama setelah itu papa Jeffry juga datang kedapur, Havian menyapa papa mertuanya itu yang dihadiahi usapan sayang diatas rambut halusnya.
"papa mau kopi atau teh? biar Avi buatin" tanya Havian pada papa mertuanya.
"kopi juga boleh, terimakasih ya nak" jawab Jeffry sambil tersenyum.
"dek bikinin papa teh aja, papa ngga boleh ngopi pagi-pagi ih, makan dulu" ujar Tira kesal pada suaminya.
"sekali aja sayang, boleh yaa" ucap Jeffry memohon.
"oh gitu, ngeyel? awas aja kalo ngeluh magh-nya kambuh" Tira melengos kesal.
"yaudah teh aja deh nak" ucap Jeffry pada menantunya yang kini tersenyum canggung.
Havian terkekeh saat melihat papa Jeff berakhir menuruti ucapan istrinya itu, Havian merasakan kedua mertuanya ini masih sangat romantis walaupun pernikahan mereka sudah terjalin sangat lama, Havian jadi ingin merasakan hal seperti itu juga, Havian ingin dirinya dan Marvel bisa tetap romantis dan langgeng sampai waktu yang sangat lama.
Waktu menunjukkan pukul 8 pagi, satu persatu anggota keluarga Williams turun kebawah dan mengisi bangku diruang makan, setelahnya Havian dan Tira menyiapkan makanan di masing-masing piring yang sudah tersedia, baru kemudian semuanya sarapan tak terkecuali Havian, walaupun Havian hanya memakan telur dan sosis.
"papi kok makan sosis sama telur doang?" tanya Chavi pelan.
"papi ngga terbiasa langsung makan nasi kalo pagi sayang, nanti agak siangan papi pasti makan kok, adek aja sarapan yang kenyang yaa" ucap Havian penuh kasih sayang dan Chavi pun mengangguk sambil tersenyum manis.
"habis ini mau kerumah dedek, atau mau disini dulu?" tanya Marvel pada istrinya.
"kayaknya pulang kerumah daddy dulu kak, ngga papa kan bubu?" Havian menjawab pertanyaan suaminya sembari bertanya pendapat mertuanya.
"ngga papa sayang, sementara sambil kakak Avel-nya cari rumah, kalo dedek mau stay dirumah daddy ya ngga papa, bubu mah ikut apa kata dedek aja" ucap bubu pelan.
"nanti biar papa bantu cari rumah, ngga papa kalo Avi mau sama daddy dan mami dulu, tapi Chavi gimana? kalo tetep disini juga ngga papa, nanti papa anter kalo mau ketemu kamu" tanya Jeffry pada Havian.
"Chavi biar ikut Avi sama kakak Avel aja pa, kasian juga kalo jauh dari papanya" jawab Havian.
"Chavi ngga papa kok kalo jauh dari papa, yang ngga bisa itu kalo Chavi jauh dari papi, pokoknya Chavi mau sama papi terus" ucap Chavi yang kini sedang senyum sumringah.
Semua yang berada dimeja makan tertawa karena ucapan Chavi, memang papa dan anak ini sudah bucin sekali pada Havian, sedangkan Marvel memasang wajah malasnya karena kini Chavi akan jadi saingannya untuk berebut kasih sayang Havian.
Tapi pastinya itu semua juga kebahagiaan bagi Marvel, karena anaknya dapat dengan mudah menerima pasangannya itu, dan Marvel merasa senang karena keluarganya menjadi keluarga yang sangat-sangat menyenangkan.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasyHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...