Siang ini Tala sedang dibuat kebingungan karena anak semata wayangnya yang tiba-tiba nangis entah karena apa, Tala yang sedari tadi berada di ruang utama segera berdiri karena terdengar suara tangisan dari kamar anaknya, maka setelah menyadari Havian yang sedang menangis itu Tala segera menghampiri Havian.Ketika Tala masuk kedalam kamar itu, Havian sedang berada diatas kasurnya sambil memeluk guling dan terus terisak, Tala yang panik karena takut Havian kenapa-kenapa pun segera mendekat lalu menarik tubuh Havian agar duduk dan bisa ia peluk.
"Hei kenapa nangis?, anaknya mami kenapa ini hmm? ada yang sakit ya sayang?" Tala dengan sabar menanyakan keadaan anaknya itu.
"engga sakit hiks, mami hiks" Havian terus saja menangis, membuat Tala semakin bingung.
"iya coba dedek udahan dulu nangisnya, bilang sama mami, dedek kenapa sayang?" Tala mengecupi pelipis Havian sayang.
"mami dedek mau mas Avel hiks, mau mas Avel" rengek anak semata wayangnya itu.
"astaga, iya-iya ini mami telfonin ya sayang, diem yaa nanti dadanya sesek kalo dedek nangis terus" Tala mengusap air mata dipipi Havian lalu mengambil ponselnya yang berada pada saku celananya.
Havian masih saja sesenggukan sambil memeluk maminya, mendengarkan Tala yang mulai mendial nomor Marvel, lalu Havian manatap Tala agar telfon itu di los speaker setelah telfon itu diangkat oleh Marvel, agar dirinya bisa ikut mendengar dan berbicara.
Tala:"Halo Vel, kamu lagi sibuk ngga ya
dikantor?"Marvel:"lumayan sih mi, kenapa
mamangnya mi?"Tala:"duhh gimana ini, dedek nangis
terus dari tadi, kayaknya pengen
sama kamu ini, mami bingung
banget"Marvel:"sekarang dedek dimana mi?"
Tala:"ini lagi mami peluk"
Marvel:"coba Avel mau ngomong sama
dedek mi"Havian:"mas hiks, mas Avel hiks"
Marvel:"sayangku, kenapa nangis hmm?
dedek kenapa sayang?"Havian:"mau mas Avel hiks, pulanggg"
Marvel:"iya mas pulang,tapi sayang diem
dulu yaa, ngga boleh loh nangis
lama-lama, nanti dadanya sakit"Havian:"iya hiks, iya dedek ngga nangis,
tapi mas-nya pulang yaa"Marvel:"iya cantik, mas pulang yaa,
tunggu sebentar yaa sayang"Havian:"iya hiks"
Marvel:"oke mas otw pulang sayang,
I love you"Telfon langsung dimatikan oleh Marvel dan Tala hanya menggeleng pelan karena masih tidak mengerti alasan mengapa anaknya itu menangis.
Sedang sibuk berpelukan, tiba-tiba pintu kamar Havian dibuka, menampilkan Chavi yang terlihat masih memakai seragam dan menatap khawatir kearah Havian ketika melihat Havian seperti sedang tidak baik-baik saja didalam pelukan yaya-nya itu.
Chavi duduk disebelah Havian lalu menggenggam tangan papinya itu, lalu setelahnya Havian melepaskan pelukan maminya dan berpindah memeluk anaknya itu, Chavi hanya mengelusi bahu sang papi, walaupun dirinya masih bingung mengapa papinya bisa seperti itu, tapi menurut Chavi, dirinya belum bisa bertanya untuk saat ini.
"papi kamu ngga papa kok nak, jangan khawatir yaa, kita ajak papi kebawah yaa" Tala mengelus rambut Chavi sayang.
"okee yaya" jawab Chavi menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasiaHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...