Chapter 44

1.1K 101 0
                                    


Marvel baru saja selesai membersihkan diri, karena baru saja pulang dari kantor, setelah itu Marvel turun kebawah karena tau pasti papa dan bubunya masih berada di ruang tengah, Marvel hanya ingin membicarakan niatnya untuk kembali melamar Havian langsung pada Joseph dan juga Tala.

Dapat Marvel lihat Papa, bubu dan Chavi sedang sesekali bercanda karena membahas film yang mereka tonton, Marvel mendekati anaknya itu lalu mengelus rambut Chavi lembut.

"tidur nak, tuh lihat udah jam setengah sepuluh, besok sekolah kan?" ucap Marvel pelan.

"oke papa, goodnight semuanya" ujar Chavi yang langsung menuruti ucapan papanya.

"sleep well sayangnya papa" Marvel mengecup pelan kening Chavi.

Chavi tersenyum manis lalu mengecup pipi Marvel, Jeffry dan juga Tira secara bergantian, lalu pergi menuju kamarnya, Marvel menoleh pada papa dan bubunya yang masih sibuk menonton film, Marvel berdehem pelan lalu menghela nafas panjang karena jujur dirinya merasa sedikit gugup.

"Jericho ngga pulang lagi bu?" tanya Marvel saat menyadari sedari tadi tak melihat adiknya itu.

"enggak, biasa lah nginep dirumah tunangannya, kaya udah ngga bisa dipisah lagi" ujar bubu sambil terkekeh.

"papa lihat kamu udah mulai lembur lagi, jangan kecapean Vel, ambil lembur sekali seminggu aja, jangan terlalu diforsir" ucap Jeffry menasehati anak sulungnya.

"iya pa engga, sesekali doang kok, kalo dirasa kerjaan lagi numpuk baru Avel lembur" jawab Marvel.

"oh iya pa, bu, ada yang mau Avel bicarain" imbuh Marvel lagi.

"bicara apa? kaya serius banget" tanya sang papa sambil menatap Marvel bingung.

"sebenarnya 2 hari lalu Avel minta dedek Avi buat jadi pendamping hidup Avel, Avel pengen papa sama bubu temenin Avel buat lamar dedek Avi langsung ke uncle Jo sama aunty Tala" Marvel menjelaskan niat baiknya pada papa dan bubunya.

"kamu serius Vel? dedek bakalan jadi mantu bubu?" tanya bubu semangat.

"Avel serius bu, Avel pengen hubungan Avel sama dedek Avi sampai kejenjang pernikahan, Avel udah sayang banget sama dedek Avi, Avel ngga pengen kehilangan dedek Avi untuk yang kedua kalinya" jawab Marvel pelan.

Papa dan bubu saling menatap satu sama lain, senyum bahagia diwajah kedua orang tua Marvel, Bubu merasa bahagia karena akhirnya Marvel dan Havian akan segera bersatu, dirinya dan Tala akan besanan seperti apa yang mereka rencanakan dahulu.

"goodjob Vel, kamu udah ambil keputusan yang tepat, nanti papa dan bubu temani, mau kesana kapan? besok malam?" tanya papa Jeff yang merasa senang

"ihh mas, kita kan harus persiapan dulu" ucap bubu sambil menatap suaminya dengan wajah cemberut.

"persiapan apa bu?, bukannya kita cuma perlu datang kesana ya? lagian Avel udah kasih cincin buat dedek, jadi ngga perlu hal lain lagi kan?" tanya Marvel bingung.

"ya itu kan dari kamu, bubu mau ngiket calon mantu bubu pakai cincin yang bubu beli lah" ujar bubu sambil senyum sumringah.

Tira senyum-senyum sendiri saking bahagianya, rasanya senang karena Havian akan menjadi menantunya, rasanya tidak sabar untuk menikahkan Marvel dan Havian secepatnya, karena Tira bahkan sudah menunggu moment ini begitu lama.

Marvel menggeleng pelan, bubunya itu begitu bucin pada Havian, bahkan bahagianya bubu seperti Marvel dan Havian akan menikah besok saja.

"papa cuma mau pesan buat u se moga Avi jadi yang terbaik buat kamu, kamu tau sendiri sekarang kamu udah punya Chavi, ngga gampang loh buat nikah sama orang yang udahpunya anak, kamu harus pastikan Avi akan bener-bener nerima Chavi seperti Avi nerima kamu" nasehat sang papa dengan tegas.

Marvel mengangguk pelan, ucapan papanya benar, Marvel harus bertanya apakah Havian benar-benar mau menerima Chavi atau tidak, apalagi Marvel tidak mungkin menikahi seseorang yang tidak menyayangi putranya itu, meskipun selama ini bisa Marvel lihat bahwa Havian begitu menyayangi Chavi, tapi apa salahnya jika Marvel memastikan semuanya, sebelum
mereka benar-benar akan menjadi keluarga.

"tapi kalo diliat-lihat, dedek sayang kok sama Chavi, apalagi selama ini Chavi manja banget sama dedek Avi, pastinya mereka berdua sudah terbiasa kalo nanti jadi keluarga" ujar bubu berpositif thinking.

"ya sayang mas tau, ngga ada salahnya Avel ebih pastiin lagi Avi Keberatan atau ngga soal Avel yang udah punya Chavi" jawab Jeffry sambil mengusap bahu istrinya.

"kamu jangan overthinking Vel, bubu yakin dedek Avi pasti mau terima kalian berdua, bubu yakin itu" Tira terlihat bersemangat memberikan semangat pada anaknya.

"iya bubu, Avel juga percaya dedek Avi pasti mau nerima Chavi" ujar Marvel percaya diri.

"udah, pokoknya nanti kalo udah ada waktu yang pas, kita kerumah keluarga Feivel buat lamar dedek Avi buat Avel" bubu masih terlihat senyum sumringah.

"yaudah Avel istirahat dulu ya pa, bu. papa sama bubu juga istirahat" ucap Marvel lalu berdiri dari duduknya.

"iya sayang, makasih ya udah jadiin dedek Avi mantu bubu, makasih Avel" ucap Tira bahagia.

"duhh senengnya anak kesayangannya mau jadi menantu" Jeffry menjawil dagu istrinya.

"iya dong hehe, aku kan udah nunggu hal ini lama banget, akhirnya kesampean juga" Tira memeluk Jeffry erat, karena suasana hatinya begitu bagus malam ini.

Marvel tersenyum mendengar percakapan kedua orang tuanya, berjalan menuju kamarnya sambil terus berfikir bagaimana dirinya akan membicarakan mengenai Chavi pada Havian, semuanya tidak akan mudah bagi Havian karena Havian belum pernah berumah tangga seperti dirinya.

Akhirnya setelah berada dikamar, Marvel memutuskan untuk mengirimi Havian pesan, namun saat dirinya baru saja memegang ponselnya, justru dirinya melihat Havian yang sudah mengirimi nya pesan 5 menit lalu, Marvel pun tersenyum dan membalas chat itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC!!!

Affection (Markhyuck + Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang