Chapter 34

3.9K 222 10
                                    


Hari ini Havian sangat sibuk dikantornya karena beberapa pekerjaan yang membuatnya cukup pusing dan mendesah kesal, beruntung ada Ravin yang dengan sabar mau mengajarinya dan memberi tau padanya jika ada yang kurang atau salah dalam pekerjaan yang ia kerjakan.

Sedangkan disisi lain Marvel terus saja terdiam di dalam kamarnya, siang tadi Marvel melakukan pertemuan pertama dengan dokter yang membantunya fisioterapi, namun hal yang membuat Marvel murung adalah karena Havian tak datang ke rumahnya untuk sekedar melihat dirinya melakukan fisioterapi pertama seperti permintaan pria manis itu tempo hari, Marvel jadi berfikir mungkin Havian hanya bercanda soal ingin menemaninya sampai pulih itu.

Marvel tatap kakinya yang masih menggunakan gips itu, Marvel merasa sangat sedih karena dokter yang membantunya tadi siang berkata, akan butuh beberapa bulan untuk Marvel kembali pulih dan bisa beraktivitas kembali seperti biasanya, hal itu membuat Marvel semakin merasa lemah karena kemana-mana dirinya harus dibantu orang lain, entah itu papa dan bubunya, atau oleh Jericho dan anaknya Chavi.

Marvel remat celana pendek selutut yang ia kenakan, merasa kesal dan marah pada dirinya sendiri karena bisa berada pada kondisi seperti ini, dengan nekat Marvel mencoba berdiri dengan kaki kiri yang masih berfungsi normal itu, tangannya bertopang pada lemari kayu disebelah kasurnya, Marvel mencoba berdiri tegak dengan kedua kakinya, namun Marvel jatuh terduduk pada kasurnya saat merasakan kaki kanannya begitu nyeri.

"kenapa lo lemah banget Marvel, berdiri aja ngga bisa" Marvel tersenyum kecut, mengasihani nasibnya sendiri.

"bahkan dokter bilang butuh waktu sekitar 2 sampai 3 bulan buat gue pulih" Marvel bergumam pelan.

"beberapa bulan ini paling gue cuma bisa kerja dirumah dengan kondisi kaki kaya gini, gue ngerepotin keluarga gue terus, gue kesel sama diri sendiri" Marvel terus meracau kesal.

Marvel menunduk sedih, dirinya mengingat bagaimana keluarganya berusaha membantunya ketika dirinya butuh, bahkan untuk sekedar kekamar mandi, kapan kiranya Marvel bisa berhenti merepotkan mereka?.

Marvel menghela nafasnya panjang lalu memantapkan hati untuk kembali bertumpu pada lemari kayu disamping kasurnya itu, namun lagi-lagi kaki kanannya terasa sangat sakit, bahkan kali ini Marvel sampai jatuh terduduk dilantai kamarnya, sambil sedikit mengaduh sakit, membuat bubu yang sedang membawakan makan siang untuknya itu segera berlari dan menaruh makanannya pada meja kamar Marvel dan segera membantu Marvel untuk duduk dipinggir kasurnya.

"kenapa bisa sampai jatuh sayang? Marvel mau apa?, biar bubu bantu" Tira berucap dengan raut yang sangat khawatir.

"Marvel pengen belajar jalan sendiri bu, Marvel ngga mau kaya gini terus" Marvel berujar lirih membuat bubunya semakin khawatir.

"bubu ngerti sayang, tapi kan udah ada jadwal 3 kali seminggu buat fisioterapi, itu udah cukup nak, jangan kaya gini bubu mohon" Tira mengusap pipi anaknya sayang.

"capek tau bu, bergantung terus sama bubu dan yang lain, Marvel ngerasa lemah banget" Marvel menatap bubunya sendu.

"Sayang, kamu itu baru aja keluar dari rumah sakit karena kecelakaan, kaki kamu masih butuh waktu buat pulih, kamu ngga bisa maksain buat sembuh cepet dengan nyakitin diri sendiri kaya gini" Tira menggenggam kedua tangan Marvel erat.

"bu, Marvel cuma pengen cepet pulih biar cepet perjuangin dedek Avi, bubu lihat sendiri, baru pertama Marvel fisioterapi aja dedek Avi ngga dateng sesuai apa yang dia bilang waktu itu, dedek Avi pasti mau jauhin Marvel bu" Marvel merasa sangat tak percaya diri sekarang ini.

"Marvel, dedek Avi sekarang kerja sama daddy-nya, dia ngga mungkin tinggalin kerjaannya buat nemenin kamu, kamu ngga perlu mikir jelek" bubu terus berusaha membuat Marvel tak sedih seperti ini.

Affection (Markhyuck + Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang