Chapter 33

2.4K 179 3
                                    


Hari ini adalah hari pertama Havian akan latihan bekerja diperusahaan sang daddy, Havian sudah mempertimbangkan semuanya matang-matang, dan dirinya benar-benar merasa siap akan mulai belajar bisnis kerena daddy-nya sudah mempercayai bahwa dirinya mampu.

Pagi ini Havian sudah bersiap dengan stelan formalnya, turun dari tangga menuju ruang makan untuk sarapan bersama mami dan daddy-nya, Havian mengecup pipi daddy dan maminya bergantian, membuat kedua orang tuanya terkekeh gemas.

"good morning mami and daddy, lihat, gimana penampilan dedek buat hari pertama kerja dikantor daddy" Havian memutarkan tubuhnya sambil terkekeh senang.

"cantik, anak daddy selalu cantik" puji Joseph dengan senyumnya yang lebar.

"sayangnya mami kan selalu cantik, lagi good mood ya hari ini?" Tala juga memuji sang anak.

"dedek ngerasa semangat aja, buat mulai latihan kerja diperusahaan daddy, akhinya dedek siap juga buat nerusin bisnis daddy, setelah sekian lama cuma main-main" Havian menyengir.

"duh, kebanggaan daddy nih" Joseph jawil hidung kecil anak semata wayangnya itu gemas.

"mau dibawain bekal ngga sayang buat makan siang?" tanya mami menatap Havian lekat.

"mau deh mi, daddy juga bawa kan?" Havian bertanya pada daddy-nya.

"hari ini daddy ada pengecekan proyek diluar kantor jadi hari ini daddy ngga bawa" jawab Joseph.

"yaudah dedek tetep bawa" ujar Havian lalu menyengir.

Havian dan daddy-nya sudah sampai diperusahaan, Havian diajak masuk kedalam ruangan daddy-nya itu untuk diberi tau beberapa hal, dan Havian cepat paham dan mengerti apa yang daddy-nya sampaikan.

Beberapa saat kemudian seseorang pria bertubuh kecil berjalan masuk kedalam ruangan Joseph, Havian perhatikan pria manis itu membungkuk dengan sopan sambil membawa beberapa berkas untuk daddy-nya tanda tangani.

"Ravin, perkenalkan ini Havian, anak tunggal saya yang mulai hari ini akan bekerja dikantor ini, saya minta bantuan kamu karena hari ini saya ada pengecekan proyek diluar" ujar Joseph tegas pada orang yang baru menjabat 2 bulan sebagai sekertarisnya itu.

"selamat pagi tuan muda Havian, nama saya Ravin, sekertaris pak Joseph, selamat datang dikantor kami, jangan sungkan untuk bertanya jika ada sesuatu yang tuan muda Havian tidak paham kepada saya" Ravin berujar sopan pada Havian.

"hai Ravin, bisa tolong panggil aku Havian aja? aku agak ngga nyanman sama panggilan kaya gitu" Havian merengut karena tak menyukai cara Ravin memanggilnya.

"tapii saya ngga enak, karena anda anak bos saya" Ravin berujar pelan karena takut salah bicara.

"turuti saja permintaan anak saya, saya ngga mau ada yang bantah anak saya karena kalian harus perlakuin Havian sama seperti kalian perlakukan saya" Joseph memperingati Ravin dengan tegas.

"baik pak bos, maafkan saya" Ravin menunduk karena merasa tak enak.

"daddy jangan galak-galak sama Ravin, nanti Ravin-nya takut" Havian memarahi sang daddy yang habis memarahi Ravin.

"daddy ngga galak sayang, sini peluk dulu, daddy mau langsung pergi soalnya" Joseph menepuk pahanya lalu merentangkan tangannya, meminta anaknya untuk datang kepelukannya.

Dengan wajah sedikit cemberut, Havian melangkah kearah daddy-nya dan menduduki paha sang daddy, Havian menelusupkan wajahnya pada leher Joseph sambil kedua tangannya mengalung pada leher Joseph, Joseph yang gemas sesekali mengecupi pipi Havian sambil mengusapi punggung putra manisnya itu.

Pelukan terlepas, Havian kembali berdiri karena daddy-nya akan segera pergi dari sana, tapi sebelum itu Havian ditempatkan pada ruangan yang sama dengan daddy-nya karena Joseph ingin dirinya langsung yang mengajari anaknya tentang bisnisnya, hanya saja hari ini dirinya tidak bisa dikarenakan harus bekerja diluar kantor, setelahnya Joseph kecup kening Havian dan berlalu pergi dari kantor.

Affection (Markhyuck + Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang