Waktu menunjukkan pukul 9 malam, Havian sedang mengeloni Zizi agar cepat tidur, biasanya jam 8 saja Zizi itu sudah tidur, tapi entah mengapa malam ini anak itu terus saja berceloteh, bahkan sudah menghabiskan satu botol susu, namun belum juga tertidur.Havian merapihkan poni Zizi yang sudah panjang itu untuk diselipkan kebelakang telinga, Havian sesekali kecupi pipi tembam anaknya.
"adik mau bobo jam berapa sih nak, ini udah malem loh, biasanya kamu dari jam 8 juga udah bobo" ujar Havian kebingungan.
"adik ingin tunggu papa" jawab sikecil yang membuat Havian tersenyum.
"papa lembur sayang, adik bobo duluan aja" Havian elus perut Zizi yang sedari tadi terlihat digaruk.
"napa papa lembul telus? adik Zizi ingin bobo sama papa" sikecil merengut.
"papa lagi banyak kerjaan sayang, gini deh, adik bobo dulu, nanti kalo papa sudah pulang, papi bangunkan, biar adik bisa bobo sama papa, mauu?" Havian berusaha membujuk Zizi.
"berdoa dulu yaa cantik" ujar Havian lagi.
"papi caja yang doa, adik aminkan" ujar anak kecil itu lalu menautkan kedua tangannya.
"haha okeyy sayang, Tuhan, adik mau bobo, tolong jagain adik yatuhan, beri adik mimpi indah" ucap Havian berdoa untuk anak cantiknya.
"Amenn" Zizi berujar pelan, membuat Havian terkekeh.
"pinternya, ayo bobo, Goodnight sayangnya papi" Havian kecup pipi Zizi, dan Zizi pun membalas ciuman itu pada pipi Havian.
Havian berusaha membujuk Zizi agar tak terus menunggu papanya, sebenarnya Havian hanya tak ingin anaknya itu tidur larut, karena kalau jadwal tidur Zizi berantakan, anak itu akan rewel ketika pagi hari.
Havian membawa Zizi semakin dekat kedalam pelukannya, Havian kecupi kening anaknya sambil menepuk-nepuk pelan pinggang sikecil, Havian juga tak lupa menyanyikan lagu nina bobo, yang liriknya Havian ganti menjadi Zizi bobo, kebetulan itu lagu yang harus Havian nyanyikan ketika sedang mengeloni Zizi.
Tak lama kemudian Havian membuka matanya yang sedari tadi ia paksa untuk menutup agar anak cantiknya juga bisa cepat tertidur, dan Havian menghela nafasnya saat ia dapati Zizi sudah tertidur pulas, anak itu bernafas dengan teratur dengan mulut yang sedikit terbuka, kalau kata Marvel sih, Zizi plek ketiplek sama papinya, sampai hal-hal kecil begini contohnya.
Havian menarik selimut untuk ia pakaikan pada Zizi, kemudian ia mengambil dot yang tadi Zizi pakai menyusu dan membawanya menuju dapur untuk dicuci.
Havian melirik kearah kamar anak sulungnya, pintu itu terlihat masih terbuka, Havian berjalan mendekat untuk memastikan, dan ternyata Chavi sudah tertidur, Havian menggelengkan kepalanya pelan lalu masuk kedalam kamar itu, merapihkan selimut pada tubuh Chavi lalu mengecup kening Chavi sayang, dan mengucapkan kata selamat malam.
Setelahnya Havian berjalan keluar kamar itu lalu menutup pintu kamat itu, Havian kembali berjalan menuju dapur untuk mencuci dot yang sedari tadi ia bawa.
Tak lama setelah itu pun apartement terdengar, Havian tau itu pasti suaminya, namun dirinya tetap sibuk mencuci dot dan juga piring-piring kotor yang tadi sempat ia gunakan untuk makan malam.
Suara langkah terdengar mendekat, Havian sedikit tersentak saat pinggangnya dipeluk dari belakang, Havian tersenyum saat Marvel mengecup tengkuknya dan bermain dengan perut gembulnya, setelahnya Havian membilas tangannya dan mengelapnya, Havian putar tubuhnya untuk menghadap suaminya itu, dan Havian kembali tersenyum saat bibir kecilnya mendapat beberapa kali kecupan dari sang suami.
"capek yaa? mau makan dulu?" Havian merapihkan rambut Marvel yang sedikit berantakan.
"capek yang, mas udah makan tadi dikantor" Marvel berujar pelan.
"yaudah mandi dulu kalo gitu, oh iya, Zizi nanyain mas terus, sampe ngga mau bobo tadi, untung bisa aku bujuk, jadinya baru banget bobo" ucap Havian yang membuat Marvel menatap Havian sendu, merasa bersalah pada anak perempuannya itu.
"yaampun kasian banget, maaf ya karena mnas akhir-akhir ini sering lembur" Marvel menunduk sedih.
"ngga perlu minta maaf lah mas, aku ngerti kok, cuma ya gitu, Zizi udah kebiasaan bobo-nya dikelonin aku sama kamu jadi ya gitu masih sering nanyain, tapi ngga papa kok, kalo mas udah ngga sibuk, kita bisa kelonin Zizi sama-sama lagi" Havian tersenyum manis.
"makasih udah paham posisi mas ya sayang, I love you" ucap Marvel lalu mengecup bibir Havian.
"I love you too ganteng" jawab Havian dan membalas kecupan itu.
"mau ciuman yang, boleh?" pinta Marvel tiba-tiba.
"haha tiba-tiba banget mau ciuman" Havian terkekeh gemas.
"mumpung anak-anak udah bobo yang, biasanya kan Zizi ganggu mulu kalo kita lagi ciuman" ujar Marvel menyengir.
"haha iya yah, Zizi tuh kalo kamu meluk-meluk aku mulu juga suka kesel sampai nangis, apalagi kalo kamu-nya juga ngga mau kalah, malah diisengin" Havian menepuk bahu Marvel pelan.
"Zizi tuh bucin kamu banget, malah dia pernah bilang sama aku, katanya ngga mau papa lebut papi, papi itu punya-nya Zizi, haha lucu banget" Marvel mengatakan apa yang memang pernah Zizi katakan pada dirinya.
"duh anakku lucu banget, makin banyak tingkahnya, gemess" puji Havian sambil tersenyum manid.
"kamu juga gemess" Marvel kecup hidung kecil istrinya.
"haha apa sih, sana ah mandi" ujar Havian mengelus lengan kekar Marvel.
"sayanggg, mas mau cium, nanti aja mandinya" rengek Marvel saat Havian malah menyuruhnya mandi, dirinya kan ingin bermesraan.
"haha yaudah buruan" Havian mencubit kedua pipi suaminya.
Marvel tersenyum lalu mendekat, menarik pinggang Havian untuk ia peluk lebih erat, Havian menaruh satu tangannya pada bahu milih Marvel, tangan satunya lagi ia taruh pada dada Marvel sambil mengelusnya pelan.
Marvel dengan lembut mulai memagut bibir tebal istrinya, kepala keduanya saling bergantian kekanan dan kekiri agar agenda ciuman mereka tak terganggu oleh hidung masing-masing, Marvel turunkan satu tangannya yang sedari tadi berada pada pinggang sang istri, Marvel bawa tangannya menuju pantat Havian yang semakin terlihat semok itu lalu meremasnya pelan, membuat ciuman mereka terasa lebih bergairah.
"sayang, sekalian aja yuk, mumpung anak-anak udah bobo, mas pengen" Marvel menunjukan wajah memohonnya .
Havian yang mendengar ucapan Marvel yang sedikit merengek itu hanya tersenyum, kemudian dirinya menyetujui permintaan Marvel, apalagi Havian sadar mereka berdua hanya bisa melakukan ini ketika Marvel sedang senggang dan ketika anak mereka sudah tertidur.
Marvel bantu Havian lepaskan piyama yang istri cantiknya itu pakai, lalu membawa tubuh Havian keatas meja makan untuk direbahkan, kemudian Marvel memulai kegiatan bercintanya diawali dengan memberikan banyak sekali kissmark pada tubuh indah Havian, dan Havian hanya bisa melenguh karena perasaan nikmat yang suaminya itu berikan.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasiaHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...