Jam pulang kantor sudah tiba, Havian menoleh kearah meja kerja sang daddy, dan melihat daddy-nya masih terlihat sibuk, Havian membereskan berkas dan juga laptop diatas mejanya, lalu berjalan mendekati daddy-nya.Havian duduk dipaha Joseph sambil melingkarkan tangannya dileher Joseph, membuat Joseph reflek mengelus pinggang anak tunggal kesayangannya itu, lalu tersenyum lembut menatap si anak cantik yang kini menatapnya dengan lekat.
"dedek kenapa? capek ya?" tanya Joseph pada Havian.
"ngga kok dad, daddy kok ngga siap-siap, ini kan udah waktunya pulang" tanya Havian masih menatap daddy-nya lekat.
"daddy lembur hari ini, dedek ngga papa pulang sendiri?" Joseph balik bertanya.
"nanti kalo mobil daddy dibawa dedek, daddy pulangnya gimana?" ujar Havian khawatir.
"nanti daddy naik taksi, ngga perlu khawatir sayang" Joseph mengelus pipi Havian sayang.
"jangan deh, dedek aja yang naik taksi, ini kan masih sore, kalo daddy kan pulangnya malem pasti agak susah cari taksi" ucap Havian memberi saran.
"beneran ngga papa?" tanya Joseph yang khawatir.
"iya daddy ku sayang, yaudah dedek pulang dulu, daddy semangat ya kerjanya, ayayuuu" Havian memeluk daddy-nya erat.
"ayayuu too sayangnya daddy, hati-hati ya" Joseph pun membalas pelukan itu.
Havian mengangguk dengan semangat, mengecup pipi daddy-nya lalu mengambil tasnya dan keluar dari ruangan itu, Havian berjalan pelan menuju lift supaya cepat sampai lobby, saat sedang sibuk dengan ponselnya salah seorang resepsionis memanggilnya dan mengatakan sedang ada yang menunggu Havian didepan gedung perusahaan, Havian pun dengan penasaran berjalan keluar gedung dan mencari-cari seseorang yang katanya sedang mencarinya.
Tak jauh dari posisi ia berdiri, Havian bisa melihat seseorang yang sedang berdiri dan sedikit menyandar pada bagian depan mobil, Havian melongo lebar karena orang yang sedang mencarinya itu adalah Marvel, Marvel yang terlihat sudah sangat sehat dan kini berdiri tegak sambil tersenyum kearahnya.
Ini sudah 2 bulan lamanya Marvel menjalani kehidupannya dengan keadaan kaki yang tak bisa berjalan, dan selama 2 bulan pula Marvel selalu rajin menjalani fisioterapi, tentunya Havian juga sesekali menemani, namun Havian tidak tau kalau Marvel sudah diperbolehkan membawa mobil dan detik ini pria tampan itu berada di depan gedung perusahaan milik daddy-nya untuk menunggunya.
Mata Havian berkaca-kaca, Havian berlari kearah Marvel dan menubruk tubuh pria tampan itu dengan pelukannya, Havian begitu bahagia karena usaha Marvel untuk sembuh membuahkan hasil yang memuaskan, Havian tau bagaimana Marvel yang terkadang merasa lelah untuk terus berusaha memulihkan kakinya, dan Havian paham betul kini Marvel tak perlu lagi menjalani proses fisioterapi karena tentunya Marvel sudah sembuh.
"dedek seneng banget kakak Avel udah sehat sekarang" Havian mengusap air matanya yang sudah membasahi pipi
"jangan nangis, mau ikut kakak?" tanya Marvel sambil menggantikan tangan Havian untuk mengusap air mata dipipi sicantik.
Ya, panggilannya sudah berubah, dimana Marvel sudah mulai memanggilnya dengan sebutan kakak jika sedang mengobrol dengan Havian, 2 bulan selama proses penyembuhan Marvel dan juga Havian menjadi lebih dekat dari biasanya, bahkan keluarga mereka berfikir mungkin keduanya sudah menjalani hubungan spesial.
Meskipun begitu, Marvel dan juga Havian tak ingin berburu-buru untuk memberi status yang jelas pada hubungan mereka, karena menurut mereka menjadi dekat seperti ini saja sudah cukup, yang terpenting keduanya sama-sama tau bahwa mereka saling menyayangi satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasiaHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...