Chapter 48

1.1K 100 2
                                    

  Siang ini Havian putuskan untuk mengunjungi kantor Marvel karena tau kekasihnya itu pasti sedang sangat sibuk, Havian tau Marvel pasti sedang grncar-gencarnya bekerja karena Marvel sudah memulai bisnis miliknya sendiri selama seminggu ini.

  Beruntung semuanya berjalan dengan lancar, namun semingguan ini juga Marvel jarang punya waktu untuk Havian, dan bahkan mereka hanya bertukar kabar sehari sekali, maka hari ini Havian putuskan untuk datang kekantor Marvel, Havian ingin memastikan kekasihnya itu makan dengan teratur agar tak jatuh sakit.

  Kini Havian sudah sampai di lobby kantor Marvel, dirinya berjalan kearah resepsionis dan bertanya apakah Marvel ada diruangannya atau tidak, dan resepsionis mengatakan bahwa Marvel sedang ada meeting penting dan akan selesai sekitar 20 menit lagi.

  Havian mengucapkan terimakasih lalu duduk dikursi tunggu sesuai yang sang resepsionis arahkan tadi, Havian akan menunggu disana sampai Marvel selesai meeting dan dirinya bisa menemui Marvel.

  Havian hampir kebosanan karena hanya memperhatikan orang yang berlalu lalang, dirinya tersenyum saat menyadari bahwa kantor Marvel itu ramai, padahal baru satu minggu dijalankan, Havian bersyukur usaha sang kekasih terbilang cukup mudah dan bisa langsung banyak mendapatkan kolega bisnis tentunya karena Marvel sebelumnya sudah pernah banyak mengerjakan proyek besar di perusahaan papa Jeffry.

  20 menit berlalu, Havian tersenyum saat mendapati pria tampan yang sedang ia tunggu beberapa menit ini keluar dari sebuah ruangan, karena meeting Marvel mungkin sudah selesai, dari jauh Marvel keheranan melihat Havian yang datang kesana tanpa memberitahunya, Havian terlihat melambaikan tangannya dan hal itu membuat Marvel berjalan cepat mendekati pria cantik pujaan hatinya itu.

"sayang, kamu disini?, kok ngga bilang kakak hmm? udah berapa lama nunggunya?" tanya Marvel bertubi-tubi.

"hai kakak hehe, maaf ya dedek ngga ngasih tau dulu mau kesini, dedek nunggu sekitar 20 menit aja sih" Havian berbicara sambil terus tersenyum.

"astaga, itu lama loh dek, capek ya sayang?, ayo keruangan kakak" Marvel merasa bersalah karena membiarkan Havian menunggu begitu lama.

Havian mengangguk lalu menerima uluran tangan dari Marvel, keduanya berjalan menuju ruangan Marvel dan segera duduk disebuah sofa, Marvel tersenyum sambil mengelus rambut Havian sayang.

Havian tatap mata Marvel lekat, Havian merasa Marvel terlihat kelelahan, mungkin meeting yang ia pimpin tadi sedikit rumit, Havian eratkan pegangan tangannya pada tangan Marvel, Havian merasa terharu sekaligus bahagia, Marvel begitu semangat menjalani syarat yang daddy-nya berikan.

"sayang, lain kali kalo mau kesini bilang kakak dulu ya?" ujar Marvel sambil mengelus pipi gembil Havian.

"ohh kalo mau ketemu kakak harus buat janji dulu ya? kaya dikantor daddy" tanya Havian dengan polosnya.

"bukan gitu sayang, dedek kasih tau kakak dulu kalo mau kesini, biar bisa pastiin kakak lagi sibuk atau engga" ucap Marvel memberi tau Havian.

"dedek ganggu yaa?" tanya Havian lagi, sambil menatap Marvel tak enak.

"engga, bukan gitu sayang, kakak ngga mau dedek nunggu lama kaya tadi, 20 menit itu lama loh dek, dedek pasti capek" lirih Marvel yang tak ingin Havian salah paham.

"ngga papa capek nunggu, yang penting bisa ketemu kakak" Havian menyengir lebar.

"kakak cuma ngga mau sayangnya kakak kecapean, apalagi sampe nunggu 20 menitan gitu, nurut yaa?" Marvel menatap Havian lekat.

"iya kakak, dedek nurut" jawab Havian lalu tersenyum manis.

"good baby" puji Marvel sambil mencubit kecil hidung Havian.

Havian tersenyum mendengar pujian yang Marvel berikan padanya, Havian keluarkan tempat bekalnya lalu menyiapkan semuanya diatas meja, Marvel yang melihat itu tersenyum, sungguh kekasih cantiknya itu begitu baik dan perhatian, Havian jauh-jauh datang kesana dan menunggunya lama untuk membawakan bekal makan siang untuknya.

Marvel elus paha Havian lembut, kemudian Marvel memajukan kepalanya untuk mengecup pelipis Havian, dan Havian hanya tersipu malu.

"dedek masakin ini buat kakak, ayo kita makan sama-sama" ujar Havian pelan.

"iya dedek, makasih yaa" Marvel menyelipkan rambut Havian yang sedikit panjang itu kebelakang kuping kekasihnya itu.

"sama-sama kakak, sini dedek suapin" Havian menyendokan nasi serta ayam kecap kepada Marvel.

Marvel mengangguk lalu membuka mulutnya saat Havian menyodorkan makanan kedepan mulutnya, dirinya tersenyum begitu merasakan masakan Havian masuk kedalam mulutnya, kekasihnya itu sudah pandai memasak karena sering membantu maminya dan minta diajari, Marvel selalu senang ketika memakan masakan Havian.

Havian yang melihat Marvel terus tersenyum hanya bisa ikut tersenyum, bersyukur Marvel menyukai masakanya, walaupun hanya masakan sederhana.

"enak banget sayang, calon istri kakak makin pinter ya masaknya" puji Marvel lalu mengusak rambut Havian gemas.

"hihi, kakak bisa aja, kakak mau ngga kalo setiap hari dedek bawakan bekal begini?" tanya Havian semangat.

"duhh, ngga usah ya sayang? kakak ngga mau bikin dedek repot, pasti dedek harus bangun pagi buat siapin semuanya" jawab Marvel tak enak.

"kakak, apapun yang dedek lakuin buat kakak itu ngga ngebuat dedek repot sama sekali, karena dedek seneng ngelakuinnya, dedek pengen belajar dari sekarang buat urus keperluan kakak" tatapan Havian seolah memohon.

"dedek janji kok, bukan dedek yang anter bekalnya tiap hari, dedek pakai gojek biar kakak tetep bisa makanan dedek dan ngga khawatir dedek kecapean, gimana?" ujar Havian lagi sambil menatap Marvel lekat.

"kamu nih memang paling bisa bikin kakak luluh" ujar Marvel sambil menggeleng pelan.

Marvel usap pipi Havian sayang, lalu dirinya mengambil alih sendok yang Havian pegang agar dirinya bisa bergantian menyuapi Havian, dan Havian dengan senang hati mau menerima suapan dari kekasih tampannya itu.

Setelah beberapa saat, makanan yang Havian bawa sudah habis, kini Marvel sedang duduk bersandar disofa, dengan Havian yang memeluknya dari samping dan menaruh kepala kecilnya pada dadanya, Havian juga sesekali bermain dengan kancing kemeja yang Marvel kenakan.

"kakak, dedek seneng kakak mau berjuangs ejauh ini untuk bisa menikahi dedek, dedek beruntung banget bisa punya orang yang mencintai dedek sebegininya" ucap Havian masih terus memainkan ksncing kemeja milik Marvel.

"kakak harus janji buat nggakecapean dan kerja berlebihan yaa? pelan-pelan aja, dedek selalu disini kok buat nunggu dan temenin kakak lewatin semuanya" ucapan Havian membuat Marvel mengeratkan pelukan mereka.

"iya sayangku, kakak janji" ujar Marvel pelan.

Marvel angkat dagu Havian untuk mendongak, Marvel usap pipi gembil Havian dengan begitu lembut, lalu usapan itu beralih pada bibir kenyal pria cantik itu, Marvel menatap mata bulat Havian lekat, seolah meminta izin untuk segera menyatukan kedua bibir mereka, dan Marvel tersenyum saat Havian memejamkan matanya.

Kemudian detik berikutnya, bibir keduanya sudah saling bercumbu, Marvel begitu memuja kekasihnya, mencium bibir lembut Havian dengan senyuman keduanya yang mengiringi sesi ciuman itu.

Havian yang merasa nafasnya sudah akan habispun memukul dada Marvel pelan, dan Marvel yang mengerti pun segera melepas tautan bibir mereka, keduanya lagi-lagi bertukar tatapan dan tersenyum, namun kali ini dengan nafas keduanya yang terdengar terburu karena sesi ciuman tadi.

Havian memeluk Marvel karena malu, dan Marvel hanya membalas pelukan pria cantik itu sambil sesekali mengelusi pinggang sicantik, sampai kapanpun, Marvel akan selalu candu dengan bibir kekasihnya yang lembut dan manis itu.

"I love you dedek Avi cantik" ujar Marvel penuh kasih sayang.

"I love you too kakak Avel ganteng" balas Havian sambil tersenyum malu.

TBC!!!

Affection (Markhyuck + Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang