Pagi ini dirumah mewah keluarga William, Chavi sedang sarapan ditemani oleh Nara dan Jericho, karena papa dan bubu masih berada di rumah sakit untuk menemani Marvel yang sampai saat ini masih juga belum tersadar dari koma-nya.Chavi menatap Nara dan Jericho lekat dengan mata berkaca-kacanya, perasaannya sangat sedih karena papanya belum juga bangun padahal papanya itu berjanji untuk menemaninya mengambil raport hari ini, Chavi memakan sarapannya dengan hati yang sangat sakit sampai-sampai air matanya mengalir tanpa ia sadari.
"sayang udah ya, jangan nangis terus, sehabis kita ambil raport kita langsungkerumah sakit buat temenin papa ya, Chavi anak baik kan?" ucap Nara mencoba menghibur Chavi.
"Chavi sedih banget karena hari ini papa ngga bisa dateng kesekolah buat ambil raport Chavi, auntie, papa kapan bangun, Chavi kangen" lirih Chavi karena merasa begitu rindu pada papanya.
"kita cuma bisa do'ain yang terbaik buat papa sayang, Chavi yang sabar ya?" Nara mengusap bahu Chavi sayang.
"udah dong, ponakan uncle masa sedih terus, kasian papa juga pasti sedih lihat Chavi nangis terus, Chavi senyum biar papa kuat ya?" bujuk Jericho sambil menjawil pelan hidung kecil Chavi.
"Chavi kangen papa uncle, kasih tau papa supaya cepet bangun pleaseee" rengek Chavi pada Jericho.
"nanti kita kerumah sakit sama-sama ya, ayo dimakan dulu sarapannya biar cepet kesekolahan dan bisa cepet juga ketemu papa" ajak Jericho sambil tersenyum.
Chavi mengangguk lalu mengusap air matanya, melanjutkan memakan sarapannya walaupun sebenarnya dirinya sedang tak selera makan karena masih merasa begitu sedih, namun Chavi ingin menghargai Nara yang sudah mau repot-repot memasak untuknya.
Nara mengusap rambut Chavi sayang, Nara tatap wajah polos itu dengan sendu, rasanya tak tega melihat Chavi harus mengalami hal seperti ini, Chavi pasti sangat rindu pada papanya, apalagi Marvel belum bangun padahal sudah terhitung 3 hari koma.
Setelah selesai sarapan, Jericho, Nara dan juga Chavi bergegas menaiki mobil dan berangkat menuju Neo school, dan setelah mereka sampai disekolahan Chavi, ketiganya berjalan kearah ruangan kepala sekolah, Jericho bermaksud untuk meminta bantuan kepala sekolah agar Chavi bisa menerima raport lebih dulu, karena Chavi tadi meminta untuk mereka tak terlalu lama berada disekolah.
Kepala sekolah tentu mengizinkan dan menyanggupi permintaan Jericho, kemudian sang kepsek mencari raport Chavi pada salah satu wali kelas dan setelahnya memberikannya pada Jericho, Chavi buka raport itu dengan semangat dan melihat nilai-nilai yang dirinya dapatkan.
Senyum diwajah manis itu terpampang jelas, nilai yang ia dapat cukup memuaskan karena banyak sekali mendapat B+, dan terdapat 4 nilai A, rasanya Chavi sangat senang karena bisa memamerkan hasil raportnya pada sang papa.
Maka setelah menerima raport itu, Jericho akhirnya membawa mobilnya menuju rumah sakit, dimana abangnya itu dirawat, dan begitu sampai dilobby rumah sakit, Chavi dengan semangat menarik-narik tangan Nara untuk menuju lift agar cepat sampai ruangan papanya, sedangkan Jericho akan memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.
Begitu sampai diluar ruangan papanya, Chavi mendapati Gammy dan juga kakak Havian sedang menangis heboh, Chavi terbelalak dan mendekati Havian, Chavi melemparkan raportnya pada kursi tunggu disana lalu menangkup kedua pipi Havian yang basah oleh air mata.
Chavi merasa ada yang tidak beres, walaupun Grandpa, serta kedua orang tua Havian terlihat tak menangis, Chavi merasa ada hal yang baru saja terjadi.
"kakak ini ada apa? kenapa Gammy sama kakak nangis?" tanya Chavi pada Havian khawatir.
"Chavi sayang, tenang dulu ya nak, kakak Havian nya belum bisa ditanyain" mami Tala maju lalu mengusap bahu Chavi lembut.
"tapi kenapa mimi, kenapa kakak nangis?" tanya Chavi dengan wajah sendu, merasa khawatir pada Havian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasyHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...