Tira yang sudah mendapat kabar dari Anak sulungnya itu pun berjalan cepat kekamar Chavi dan memberi tahu Chavi tentang kondisi Havian saat ini, tentu Chavi ikut panik karena mendengar Havian sakit, orang yang ia sayangi selain anggota keluarganya.Tira juga sudah menelfon Jeffry supaya pulang dan akan pergi kerumah sakit bersama-sama, tentunya Jeffry seperti yang lain, merasa khawatir saat mendengar kabar keadaan Havian saat ini.
Setelah Jeffry sampai dirumahnya, Jeffry melihat istri dan cucunya yang sudah keluar dari rumah menuju mobilnya, sehingga Jeffry memutuskan untuk tak turun dari mobilnya dan akan langsung pergi menuju rumah sakit.
Istrinya terlihat sangat khawatir, Jeffry yang paham pun memilih menggenggam tangan Tira sambil merapalkan kalimat penenang, Jeffry tau seberapa sayangnya Tira pada Havian.
Didalam ruang rawat, Marvel sedang menyuapi Havian makan, karena Havian harus meminum obatnya, Marvel sesekali mengusap mulut kecil Havian yang terkena noda makanan, keduanya sambil sesekali tertawa karena candaan mereka.
Pintu ruangan itu diketuk pelan, Marvel dan Havian menoleh kearah pintu dan mendapati, Bubu, Papa Jef, dan juga Chavi, bubu meletakan tasnya pada sofa ruangan itu lalu mendekati Havian, Tira menangkup kedua pipi Havian dan menatap Havian dengan raut khawatirnya.
"sayangnya bubu ngga papa kan? dedek kenapa bisa kaya gini nak, yaampun" tanya Tira khawatir.
Tira bertanya terburu-buru, ingin segera tahu apa yang sekarang Havian rasakan, wajah cantik yang biasanya merah merona itu hari ini terlihat pucat, bahkan bibir Havian terlihat kering, Tira semakin merasa sedih bahkan sampai berkaca-kaca.
Havian menatap bubu sendu, merasa bersalah karena membuat bubu merasa khawatir padanya, Havian mengusap tangan bubu yang masih mengusapi pipinya sayang, lalu Havian tersenyum, berusaha membuat bubu berhenti merasa khawatir karena dirinya sudsh merasa lebih baik sekarang.
"bubuu, dedek udah lebih baik kok, maaf ya bikin semuanya khawatir" ujar Havian pelan.
"no sayang, ngga perlu minta maaf, kan dedek juga ngga pengen sakit kan" ucap bubu lembut.
Havian mengangguk pelan, memeluk perut Tira yang masih berdiri disamping brankarnya, meskipun maminya belum datang, Havian merasa beruntung karena ada bubu yang kini berada didekatnya, Havian memeluk Tira sambil memejamkan matanya, merasakan nyamannya dibeluk bubu dari orang yang ia cintai.
Papa Jeffry berjalan mendekat, menaruh tangannya pada kening Havian dan merasakan badan anak dari sahabatnya itu masih terasa panas, Jeffry menoleh pada Marvel yang kini sedang memangku Chavi.
"dokternya bilang apa Vel?" tanya papa Jeff pada anak sulungnya.
"dedek kecapean pa, mungkin karena akhir-akhir ini dia sering lembur, dehidrasi juga karena jarang minum" ucap Marvel menjelaskan.
"waktu itu kan papa sama bubu udah bilang biar Avi tinggal dirumah kita sementara daddy dan mami kamu ngga ada, jadi sakit gini kan" Jeffry menatap Havian lekat.
"iya papa maaf, Avi mikirnya juga bakalan baik-baik aja" Havian balas menatap papa Jeff sendu.
"yaudah, yang penting kan sekarang udah ngga papa" ujar Jeffry sambil tersenyum.
Papa Jeff mengelus rambut Havian lembut, kemudian Jeffry berjalan kearah belakang Marvel dan mempersilahkan Chavi yang sedari tadi hanya diam dan menatap Havian khawatir untuk gantian berbicara.
Chavi menggigit bibirnya karena perasaan khawatirnya, berjalan kearah Havian, Chavi memanyunkan bibirnya saat bagian samping brankar ditepuk oleh Havian, tanda Havian meminta Chavi untuk naik keatas brankar bersamanya, Chavi pun menyetujui itu lalu naik keatas brankar dan memeluk Havian erat, membuat Havian tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasyHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...