Hari ini adalah hari dimana Marvel dan Havian akan pulang dari milan, sejak pagi Chavi bercerita dengan semangat pada Granpa dan Gammy-nya agar nanti malam ikut menjemput kepulangan papa dan papinya.Chavi memang tinggal dirumah keluarga Williams selama Marvel dan Havian pergi honeymoon, sebenarnya Tala dan Joseph mau-mau saja mengurus Chavi, namun Chavi mengatakan ingin tinggal dirumah keluarga Williams untuk sementara kedua orang tuanya pergi.
"Gammy, papa sama papi sampainya jam berapa?" tanya Chavi entah sudah yang keberapa kali.
"sekitar jam 11 malam sayang, ini kan udah jam 10, kalo Chavi ngantuk bobo aja yaa?" bujuk Tira sambil mengelus rambut cucunya itu.
"tapi kan Chavi mau ikut Gammy, Chavi ngga ngantuk kok" ujar Chavi lirih.
"yaudah-yaudah, tapi janji besok ngga boleh minta izin sekolah karena ngantuk yaa" Tira menyentil hidung Chavi pelan.
"iya Gammy, Chavi janji" Chavi tersenyum sumringah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10.50 Jeffry, Tira dan juga Chavi baru saja sampai dibandara, sedari tadi Chavi terus saja menguap karena mengantuk, namun anak itu memaksa matanya untuk tetap terjaga karena benar-benar ingin menyambut papa dan papinya pulang, sungguh anak yang manis.
Jeffry turun dari mobilnya untuk sekedar melihat-lihat orang yang berlalu lalang disana, sedangkan Tira sedang berusaha membujuk Chavi agar mau tidur terlebih dahulu dan akan dibangunkan nanti ketika papa dan papinya sudah sampai, namun Chavi terus saja menolak.
"mata kamu udah merah banget loh nak" ujar Tira mengelus pipi sang cucu.
"Gammy, sehabis Chavi sambut papa dan papi, Chavi janji bakalan langsung tidur, boleh yaa?" Chavi menatap lekat kearah Gammy-nya.
"astaga anak ini, mirip banget sama papanya, kalo lagi mau sesuatu itu ngga mau banget di bilangin" Tira mengusak rambut Chavi gemas.
Chavi menyengir lebar, dirinya memilih untuk turun dari mobil dan memeluk sang Granpa agar tak kedinginan, Jeffry hanya tersenyum gemas lalu membalas pelukan cucunya itu.
Tak lama kemudian dari arah pintu keluar bandara, Jeffry yang terlebih dahulu melihat kedatangan anak dan menantunya itu langsung memberi tahu cucunya itu, Chavi dengan senyum bahagianya berlari mendekati papa dan papinya, Chavi menubruk tubuh sang papi lalu menangis, memeluk papinya erat, Marvel yang melihat itu hanya tersenyum gemas sambil mengusak rambut anaknya yang masih memeluk Havian erat.
"hei sayang, kok nangis hmm?" Chavi mengecup kedua pipi Chavi sayang.
"adek kangen papii, akhirnya papi pulang, dan adek bisa peluk papi lagi" Chavi mengusap air matanya.
"iya sayang, papi pulang, mata adek merah banget ini, udah ngantuk yaa?" Havian bertanya dengan suara lembutnya.
"iyaa, tapi adek mau nyambut papa sama papi" ujar Chavi sambil memanyunkan bibirnya.
"bilangnya nyambut papa sama papi, tapi yang dipeluk papinya doang" ujar Marvel yang membuat Chavi langsung menoleh padanya.
"hehe maaf papa" Chavi menyengir lebar.
Chavi bergantian memeluk sang papa, Marvel sesekali mengecup puncak kepala Chavi dan mengusap punggung sang anak pelan, kemudian Jeffry dan Tira menghampiri mereka dan tersenyum.
Marvel dan Havian memeluk Jeffry dan Tira bergantian, lalu mereka bersama-sama berjalan menuju mobil, masuk kedalam mobil dan segera pulang kerumah keluarga Williams, Chavi yang duduk di kursi belakang bersama papa dan papinya memeluk papinya dari samping, menyandarkan kepalanya pada bahu Havian dan keduanya memejamkan matanya, Marvel yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya pelan karena gemas.
Sesampainya mereka semua dirumah, semuanya segera kekamar masing-masing untuk beristirahat, Chavi yang masih tertidur pulas pun digendong oleh Jeffry menuju kamar Marvel karena Havian ingin Chavi tidur bersama dirinya.
Havian yang merasa tubuhnya lengket karena keringat pun memutuskan untuk mandi, dan Marvel yang sudah terbiasa mandi bersama pun menyusul istrinya itu untuk mandi bersama.
"sayang, mandi bareng yaa?" ucap Marvel menyengir.
"nanti jadi kebiasaan kakak" peringat Havian sambil menatap Marvel dengan mata bulatnya.
"terus apa masalahnya sayang, kita kan udah nikah" Marvel berujar pelan.
"ishh bisa aja jawabnya" Havian berjalan menuju wastafel, diikuti oleh Marvel dibelakangnya.
Marvel tersenyum lalu melepaskan kaos yang ia pakai, Havian yang melihat itu tersenyum malu, sungguh melihat otot perut suaminya selalu berhasil membuatnya malu dan rasanya ingin kembali melakukan hal dewasa bersama, Havian akui dirinya menjadi lebih agresif setelah honeymoon kemarin, tapi Havian tau suaminya itu menyukai jika dirinya yang lebih dulu meminta.
Havian lepas celana serta sweater yang ia gunakan, hanya tersisa celana dalam yang menutupi area privasi-nya, Havian mendekat kearah Marvel dan mendorong tubuh Marvel kedinding kamar mandi, Marvel hanya tersenyum.
"mau apa hmm?" tanya Marvel menggoda sang istri.
"dedek tiba-tiba pengen, boleh ngga? sebentar aja" Havian berujar pelan karena merasa malu.
"ngga takut Chavi kebangun? Chavi ada dikamar kita loh sayang" Marvel tersenyum tipis.
"dedek janji ngga akan berisik" Havian menjulurkan jari kelingkingnya, gestur untuk berjanji.
"emang bisa? dedek aja selalu nangis kalo kita lagi ngelakuin itu" Marvel menaikan sebelah alisnya.
"tapi dedek pengen" ujar Havian sambil menunduk, dirinya masih merasa malu.
"yaudah boleh, tapi ngga papa ya? kalo nanti kakak tutup mulutnya pas dedek lagi nangis?" Marvel elus pipi istrinya sayang.
"iyaa ngga apa-apa" ujar Havian semangat.
"istri siapa sih ini hmm? cantik amat" Marvel kecup bibir Havian pelan.
"istrinya kakak Avel ganteng" jawab Havian sambil tersenyum senang.
Marvel tersenyum lalu menarik pinggang Havian, Marvel sudah duduk diatas kloset, dan membawa Havian keatas pangkuanya, membawa istri cantiknya untuk bercumbu, Havian terus bergerak lincah diatas pangkuan Marvel, tak ada kata lelah untuk melakukan hal semenyenangkan ini, Havian akui dirinya tertular mesum karena suaminya sendiri, namun Havian menyukai itu.
Keduanya hanya melakukan satu ronde malam ini, kemudian kembali keatas kasur untuk beristirahat, bersyukur Chavi sedang tertidur lelap sambil mendengkur kecil, Marvel dan Havian bisa menghela nafas lega karena kegiatan mereka tak terganggu sama sekali.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasyHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...