Waktu menunjukan pukul 9 malam,Havian dan Nara sedang asyik menonton film sambil sesekali memberikan reaksi dan juga komentar pada film yang mereka berdua tonton.
Keduanya sama-sama menoleh saat ada seseorang yang dengan tiba-tiba duduk disebelah Havian dan mengecup bibir kevil Havian pelan, Nara yang merasa malas pun memutar bola matanya, memang dasarnya pacar bucin Havian itu tidak tau tempat, ya benar, yang duduk disebelah Havian adalah Marvel, calon kakak ipar Nara.
"ih kakak, kan malu ada Nara" protes Havian yang merasa malu pada Nara.
"biarin aja, biar terbiasa" Marvel menatap Nara sambil memasang wajah meledek.
"dasar bucin, lagian abang ngapain kesini?" tanya Nara kesal.
"tentu aja buat lihat calon istriku yang paling cantik ini dong, pake nanya" jawab Marvel cuek.
"abang nyebelin, awas nanti Nara aduin Iko" Nara bersedekap dada.
"bodo amat ngga takut" Marvel menatap Nara malas.
Havian menggelengkan kepalanya karena melihat sikap kedua orang dihadapannya ini, Havian jadi teringat ucapan Nara yang katanya ingin tinggal satu rumah setelah mereka menikah, pasti akan lebih banyak pertengkaran kecil seperti ini, rasanya Havian tak siap merasa pusing untuk meladeni keduanya.
Marvel berikan sesuatu yang ia bawa tadi, dan ketika dibuka Havian tersenyum karena Marvel membawakan ice cream dan juga susu kotak kesukaannya, Havian tersenyum lalu memeluk Marvel erat, hal itu membuat Marvel ikut tersenyum lalu mrngecupi puncak kepala milik Havian.
"terimakasih kakak ganteng" ucap Havian dengan suara lembutnya.
"sama-sama sayangnya kakak, udah makan belum sayang?" tanya Marvel pelan.
"udah kok tadi bareng-bareng, kakak mau makan? masih ada kok makanannya, mami masak banyak tadi" ujar Havian menawarkan makan pada Marvel.
"ngga usah sayang, kakak udah makan kok" ujar Marvel lalu mengusak rambut Havian.
Nara yang tak tahan melihat kebucinan keduanya pun memilih untuk berdiri dan hendak pergi dari sana, Nara sempatkan untuk melempar bantal sofa berukuran kecil itu pada Marvel dan Marvel dengan reflek yang bagus menepisnya karena takut mengenai Havian.
Nara menghentakan kakinya kesal sambil berjalan menaiki tangga, dirinya ingin dikamar Havian saja, mungkin dirinya bisa bertukar chat atau bahkan video call bersama tunangannya.
"dek, nanti hati-hati loh kalo udah jadi iparan sama Nara, Nara kan bawel banget pasti dedek pusing" ujar Marvel iseng.
"kakak tuh iseng banget, dedek udah paham kok sama sifat Nara, Nara emang bawel tapi dia sayang banget sama dedek" ucap Havian menatap Marvel lekat.
"iyadeh percaya, dimakan ice cream-nya sayang, nanti meleleh loh" ujar Marvel menunjuk ice cream yang Havian pegang.
Havian mengambil ice cream itu, ketika Havian hendak membuka bungkus ice cream itu tangan Marvel sudah terlebih dahulu mengambil ice cream itu dan membukannya, kemudian baru Marvel berikan ice cream-nya untuk Havian makan.
Havian tersenyum lalu memakan ice cream itu, Marvel yang gemas pun mengecup pelipis Havian sambil mengusap rambut halus milik Havian, Marvel ambil kedua kaki Havian lalu menaruhnya diatas pahanya, Havian yang diperlakukan seperti itu tak merespon apapun karena dirinya sedang sibuk menonton tv sambil memakan ice cream kesukaannya.
Hingga akhirnya ice cream itu habis dan Havian menaruh stik-nya pada meja didepannya, ketika Havian akan menghapus noda pada pipi dan bawah bibirnya, Marvel lagi-lagi mendahului pergerakan Havian.
Marvel usapkan sebuah tissue untuk mengelap bagian-bagian yang kotor pada wajah Havian, dan ketika Havian lengah, Marvel mencuri satu ciuman yang membuat Havian memejamkan matanya dan meremat tangan Marvel karena merasa itu sangat tiba-tiba.
"ih kakak, kalo mami sama daddy lihat gimana?" Havian menggerutu.
"ngga papa dong sayang, kita kan bentar lagi nikah, ciuman itu hal biasa" jawab Marvel sambil tersenyum.
"eumm iya deh, oh iya kak, kakak keberatan ngga kalo ada hal yang perlu diubah buat pernikahan kita?" tanya Havian tiba-tiba.
"memangnya apa yang mau diubah sayang? kita kan tinggal fiting baju doang, ada yang dedek ngga suka?" tanya Marvel yang merasa bingung.
"engga sih, dedek pengen ubah tanggal-nya aja kok, dedek pengen kita nikah dihari ulang tahun adek Chavi, kakak keberatan?" Havian bertanya pendapat Marvel.
"yaampun sayang, kok dedek bisa kepikiran kesitu?" Marvel bertanya sambil menahan gemas.
"iya soalnya dedek pengen diacara pernikahan kita nanti ada selingan surprise buat Chavi, boleh ngga kak?" tanya Havian lagi.
"iya sayangku boleh, tapi kita kasih tau orang tua kita biar gampang atur semuanya yaa" jawab Marvel pelan.
"hihi okeyyy kakak, terimakasih udah mau nurutin maunya dedek" ujar Havian lalu tersenyum.
"sama-sama sayang, apa sih yang ngga boleh buat calon istri kakak yang cantik ini" Marvel mencolek hidung kecil Havian.
"bahkan kalo bisa beli gunung, kakak mau beli buat dedek" ujar Marvel sambil tertawa.
"haha apa sih random banget" Havian menepuk dada Marvel sambil ikut tertawa.
"kakak pengen pernikahan kita itu sesuai sama apa yang kakak dan dedek pengenin, kakak pengen wujudin weeding dream-nya dedek, jadi kalo ada apapun yang menurut dedek kurang pas, dedek wajib komplain oke?" ujar Marvel memberi tau Havian.
"ya kakak sayang, terimakasih sekali lagii" Havian tersenyum manis.
"sama-sama sayangku, coba mana ciumnya?" pinta Marvel pada Havian.
Marvel mengetuk-ngetuk pipinya, tanda ingin dicium sebelah sana, Havian pun terkekeh lalu menuruti keinginan pacarnya itu, lalu setelahnya Havian memeluk Marvel erat, dan Marvel membalasnya tak kalah erat.
Malam ini agenda antara sahabat yang ingin menonton film bersama itu dirusak oleh kedatangan Marvel, Havian sih happy-happy aja, Nara yang pastinya akan merasa kesal pada Marvel karena mengganggu waktu berduaan dengan sahabatnya itu.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasiaHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...