Disini, diruangan tempat dimana Marvel dirawat, Havian duduk terdiam hampir 5 menit untuk memandangi wajah terlelap itu, Havian sangat sedih melihat keadaan Marvel yang seperti ini apalagi kemarin mereka sempat bertengkar dan Havian harus bertemu dengan Marvel dengan Marvel yang habis kecelakaan begini, Havian ingat dirinya memang meminta Marvel menjauhinya namun bukan ini yang Havian inginkan.
Havian lebih mendekatkan kursinya pada brankar yang ditempati Marvel, Havian genggam pelan tangan dingin milik Marvel, hatinya terasa sesak saat mengingat bahwa Marvel belum sadar sedari kemarin, Havian usap lembut tangan Marvel.
"mas Marvel ini Havian, mas Marvel kapan bangun? kasian Chavi nangis terus mas" ujar Havian mengawali pembicaraannya dengan Marvel, walaupun Havian tau Marvel tak akan menjawabnya.
"mas kenapa bisa sampai kecelakaan kaya gini, aku sedih banget" ucap Havian lirih.
"maafin aku karena kemarin minta kamu buat jauhin aku, kamu harus bangun mas, kasian keluarga kamu semuanya sedih" Havian tatap sedih kaki Marvel yang diperban.
"katanya mas Marvel mau dibantuin biar inget masa kecil kita kan? aku ceritain sekarang ya, tapi habis itu mas Marvel bangun" bujuk Havian dengan suara pelan sambil tersenyum, berharap Marvel segera bangun.
"dulu mas Marvel lebih sering aku panggil kakak Avel, dan kamu lebih sering panggil aku dedek Avi, kakak Avel dulu juga sering dititipin dirumah aku karena papa Jeff sering bolak-balik luar kota dan bubu harus nemenin" Havian memulai ceritanya.
"saking seringnya kakak Avel dtitipin dirumah, kak Avel kadang sempat ngga mau pulang walaupun papa Jeff dan bubu sudah pulang, katanya kak Avel lebih suka bobo sama dedek Avi soalnya suka dibacain cerita dulu sama mami" Havian sebenarnya juga tak terlalu ingat karena dirinya waktu itu masih kecil, tapi memang beberapa hari lalu mami menceritakan hal itu karena permintaan Havian.
"mami bilang dedek Avi suka banget sama kak Avel sampai-sampai kalo beli barang apapun harus samaan, waktu itu udah ada iko, tapi karena iko sering rewel, jadi bubu mutusin buat bawa iko kemanapun, beda sama kakak Avel yang malah suka kalo ditinggal soalnya bisa main sama dedek Avi sepuasnya" kekeh Havian sambil membayangkan betapa lucunya dirinya dan Marvel waktu dulu.
"mami bilang bubu punya foto kita waktu masih kecil, nanti kita minta sama bubu biar kakak Avel inget lagi sama dedek Avi ya? kakak Avel kangen ngga sama dedek?" tanya Havian sambil menatap wajah Marvel sendu.
"kalo dedek kangen kakak Avel banget soalnya udah lama ngga ketemu, tapi takdir bicara lain, dedek dipertemukan Iagi sama kakak Avel yang udah pernah menikah dan sekarang punya Chavi" Havian menunduk sedih beberapa saat.
"dibanding marah, dedek lebih ke sakit karena janji kakak Avel ngga bener-bener kejadian, dan sekarang hubungan kita jadi kurang baik, gimana ya, aku ngga nyalahin kakak Avel karena pernah kecelakaan dan lupain dedek, tapi dedek sedih karena kakak Avel udah bukan kakak Avel yang dedek tunggu selama ini" Havian menghela nafas karena perasaan sedihnya lebih dominan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (Markhyuck + Chenle)
FantasyHavian anak tunggal kaya raya yang tidak memiliki minat meneruskan perusahaan daddynya, memilih untuk menjadi guru disebuah sekolah, Awalnya Havian kira menjadi guru adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan, namun kesabarannya diuji ketika harus me...