Chapter 53

1K 82 1
                                    


Hari ini adalah hari dimana Marvel dan Havian akan melakukan fitting baju pengantin mereka, siang ini Marvel bahkan sudah sampai di kediaman Feivel untuk menjemput sang kekasih, Marvel duduk diruang utama ditemani Joseph yang memang sedang libur kerja karena weekend.

Havian turun dari arah tangga, tersenyum manis kearah Marvel dan juga Joseph yang duduk disofa, Havian memikih duduk disebelah Marvel lalu memeluk kekasih tampannya itu, membuat Joseph menggeleng pelan karena kebiasaan Havian yang ingin selalu bermanjaan dengan calon suaminya itu, namun ketiganya menoleh saat Tala datang kesana dengan membawa teh dan juga cemilan diatas nampan.

"oh anak mami sudah siap ternyata, janji fitting-nya jam berapa dek?" tanya Tala pada anak semata wayangnya itu.

"jam 11 mami, mami sama daddy ikut kan?" Havian balik bertanya.

"ikut sayang, kan mumpung daddy libur juga" jawab Tala sambil tersenyum.

"yeayy ramean, papa dan bubu ngga bisa ikut ya kakak?" Havian menoleh pada Marvel.

"iya ngga bisa sayang, maaf ya, soalnya papa ada kerjaan mendadak keluar kota dan udah berangkat tadi malem, bubu kan nemenin papa, ngga papa yaa?" Marvel mengelus bahu Havian sayang.

"iya kakak ngga papa, yaudah yuk kita berangkat sekarang" Havian menggandeng lengan kekasihnya itu.

"tunggu sebentar dek, daddy ganti baju dulu" ujar sang daddy pelan.

Havian mengangguk lalu mengambil teh manis yang maminya bawa tadi lalu memberikannya pada Marvel, mempersilahkan Marvel untuk meminumnya, dan Marvel yang gemas pun mengusak rambut Havian sayang, hal itu tak luput dari pandangan sang mami.

Tala menggeleng sambil tersenyum memperhatikan sepasang kekasih itu, rasanya seperti melihat waktu dirinya dan suaminya ketika muda dulu, ternyata sang anak memiliki banyak kemiripan sifat dengan dirinya.

Semua sudah siap, kini keempatnya sudah berada didalam mobil yang sama dengan Marvel yang menyetir dan Havian duduk disampingnya, sedangkan Joseph dan juga Tala duduk dibagian belakang sambil sesekali membicarakan apapun yang ada dijalanan selama mobil itu melaju.

Butuh waktu 20 menit untuk sampai dibutik tempat dimana Marvel dan Havian memesan baju pengantin, keempat orang itu langsung berjalan masuk kedalam butik itu lalu langsung bertemu dengan sang designer yang kebetulan sudah menunggu kedatangan mereka.

Sang designer menyuruh beberapa asisten untuk mengambilkan baju yang akan difitting dan segera memberikannya pada Marvel dan juga Havian, stelan dengan celana bahan hitam dan juga jas dengan warna senada sangat terlihat indah, Havian tersenyum manis melihat pakaian yang akan ia gunakan ketika menikah nanti.

Marvel dan Havian dipersilahkan untuk menuju fitting room dan mulai mencoba pakaian mereka, sedangkan Joseph dan juga Tala duduk disofa yang sudah butik itu sediakan untuk anggota keluarga yang menunggu, Marvel dan Havian pun segera berjalan menuju fitting room.

Sebenarnya ada 2 fitting room disana, namun Marvel kekeh ingin satu ruangan dengan Havian, awalnya Havian menolak karena dirinya mslu harus berganti baju dihadapan Marvel, namun Marvel merengek dan berjanji akan berganti baju dengan membelakangi satu sama lain, hal itu membuat Havian mengiyakan keinginan Marvel itu.

Begitu sudah berganti pakaian, keduanya menghitung mundur dari 3 sampai 1 baru kemudian keduanya saling berbalik badan, Marvel menatap Havian tanpa kedip, dirinya sungguh terpesona dengan Havian yang terlihat sangat cantik itu, Marvel menelan ludahnya gugup lalu berjalan maju mendekati Havian.

Havian tentu ikut memundurkan langkahnya karena Marvel terus berjalan maju, sampai akhirnya keduanya terhimpit di tembok pembatas, dengan tangan Marvel yang merengkuh pinggang Havian posesif, membuat keduanya berada sangat dekat saat ini.

Marvel mendekatkan kepalanya kearah Havian lalu menaruh dagunya dipundak sicantik, Marvel eratkan pelukannya pada pinggang Havian, hal itu membuat Havian menghembuskan nafasnya panjang mungkin karena sedikit merasa gugup.

"sayang, kamu cantik banget" puji Marvel penuh cinta.

"kakak udah ah malu, ayo keluar" Havian menarik pelan jas yang Marvel gunakan.

"tapi kakak masih pengen disini" Marvel menahan tangan Havian.

"tapi kita lagi ditungguin diluar, ayo kakak" Havian merengek kecil.

"kakak boleh minta cium sebentar?" Marvel menatap Havian lekat.

"ih ngga mau ah, kalo kakak ngga mau keluar yaudah dedek aja yang keluar" Havian hendak pergi namun perkataan Marvel selanjutnya membuat Havian berhenti.

"kakak sedih deh" ujar Marvel pelan.

"hah? kenapa tiba-tiba sedih?" tanya Havian bingung.

"ya sedih aja gitu, punya pacar cantik, pengen apresiasi pake ciuman, tapi pacar cantiknya ngga mau" wajah Marvel dibuat-buat agar terlihat menyedihkan.

"astaga ada-ada aja, sekarang kita keluar dulu sayang, habis fitting selesai baru kakak dapet cium, gimana?" Havian mengelus rahang Marvel sayang.

"beneran ya sayang? setelah selesai kakak boleh cium dedek yaa?" tanya Marvel semangat, membuat Havian merasa gemas.

"iya ganteng, yuk keluar" ajak Havian lagi.

Marvel tersenyum lalu menerima uluran tangan Havian, keduanya berjalan keluar dari fitting room kemudian sang designer mulai menanyakan bagian-bagian mans yang sekiranya ingin diperbaiki dan terasa kurang nyaman, namun Marvel dan juga Havian merasa baju pengantin mereka sudah terasa pas dan tak perlu ada perbaikan, sang designer menjadi puas mendengar hal itu.

Kedua orang tua Havian berdiri dari duduknya lalu mendekati Havian, mami Tala menangkup kedua pipi sang anak yang terlihat sangat cantik menggunakan baju pernikahannya itu, lagi-lagi Tala menemukan kesamaan dari diri Havian dengan dirinya ketika akan menikah dulu, dan Joseph hanya mengecupi pelipis Havian karena anaknya terlihat sangat cantik itu, kemudian Marvel dan Havian kembali ke fitting room untuk berganti pakaian.

Setelah keduanya berganti baju, Marvel mendekati Havian lagi, ingin menagih janji yang sempat Havian berikan tadi, dan Havian hanya menggeleng karena kelakuan kekasih tampannya itu, Havian berjalan lebih dekat kearah Marvel, dirinya kalungkan kedua tangannya pada leher Marvel, kemudian memejamkan matanya, menunggu sampai akhirnya Marvel yang akan memulai ciuman mereka.

Tak sampai beberapa detik sesudah Havian memejamkan matanya, bibirnya merasakan ada bibir lain yang mulai memagut bibir tebalnya, Havian langsung membuka mulutnya saat lidah Marvel berusaha masuk untuk mengajak lidahnya bergulat, dan Havian selalu menyukai saat dimana Marvel menciumnya.

Kedua tangan Marvel berada pada pinggang Havian, merematnya sedikit keras karena saking panasnya ciuman mereka, bahkan kini Havian sudah Marvel angkat, menjadikan kedua kaki jenjang Havian melingkar dipinggang Marvel, dan keduanya terus berciuman sampai dirasa nafas Havian akan habis, Havian meremat rambut Marvel dan mencoba menjauhkan wajahnya dari Marvel.

Marvel tersenyum manis, mengusap dagu Havian yang terlihat ada sisa saliva keduanya yang sudah bercampur itu, hari ini Marvel kembali mendapatkan jatah cium dari kekasihnya itu, dan Marvel amat sangat merasa bahagia.

"udah kan? kita pulang yaa?" ajak Havian pada Marvel.

"Iya sayang, makasih ya ciumannya, seperti biasa, manis banget" Marvel menatap Havian dengan mata yang berbinar.

"kakak mah emang paling bisa buat dapetin ciuman dari dedek, dasar" Havian memukul pelan dada Marvel.

"bagus dong, punya pacar cantik, rugi kalo ngga dapet cium tiap hari" ujar Marvel sambil mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Havian.

"bahkan kalo bisa kakak ngga mau ngapa-ngapain, cuma pengen ciuman sama dedek setiap saat" Marvel menyengir lebar.

"kakak nih ngaco, udah ayo keluar, kasihan mami sama daddy nunggu kelamaan" ucap Havian pelan.

Marvel mengangguk lalu menuntun bahu Havian untuk berjalan keluar, Marvel dan Havian langsung melunasi pembayaran dibutik itu lalu langsung pulang kerumah keluarga Feivel.

Tentunya tanpa daddy dan mami sadari mengapa keduanya lama sekali berada difitting room tadi, Marvel dan Havian hanya bisa senyum-senyum selama dimobil karena daddy dan mami dari Havian itu bahkan tak menanyakan apapun.

TBC!!!

Affection (Markhyuck + Chenle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang