Chapter 4

94 15 8
                                    

"Kami melakukan ini demi menyelamatkan dunia."

"Jangan memberontak, Cassy!"

"Berhenti atau teman-temanmu akan terluka!"

"Don't cry, Cassy."

"Wicked is good."

Cassy terbangun dengan nafas tersengal-sengal. Mimpi yang mengganggu tidurnya terasa begitu nyata hingga membuatnya ragu kalau itu hanyalah sekedar mimpi. Tak mau memikirkan hal menyeramkan itu lebih lama, Cassy segera bangun dan mandi.

Setelah selesai mandi dan merapikan kamar, gadis itu pergi ke Medjeck untuk melihat keadaan seseorang. Walaupun matahari belum menampakkan dirinya, tapi dia tetap berjalan dengan yakin ke tempat itu.

Hal pertama yang dilihat olehnya adalah seorang pria yang tengah tertidur pulas, tapi seorang lainnya yang harusnya bertugas menjaga malah tak ada di sana membuatnya bertanya-tanya.

"Di mana Newt?" Gadis itu mengedarkan pandangannya guna mencari keberadaan pria tersebut.

"Cassy? Pagi sekali kau datang," kata Newt yang muncul dari belakangnya.

"Aku terbangun dan tak bisa tidur lagi. Jadi, aku memutuskan untuk datang ke sini," jelasnya.

"Baguslah kau datang, aku mau titip Minho. Kebetulan sayuran di kebun sudah siap panen dan aku berniat memetiknya untuk dimasak." Newt pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban sang gadis terhadap permintaannya.

"Dia bahkan tak memberikanku kesempatan untuk berbicara." Cassy menggelengkan kepalanya dan duduk di kursi dekat sana. Diperhatikannya wajah yang begitu tampan di hadapannya. Padahal pria itu tengah tertidur lelap, tapi wajahnya masih sangat tampan dan enak dipandang.

"Haus..."

Mendengar keluhan itu, Cassy segera mengambil segelas air dan memberikannya. "Minumlah."

"Cassy? Kenapa kamu datang sepagi ini?" Minho yang sudah membuka matanya bertanya dengan ekspresi terkejut. Pasalnya matahari belum menampakkan sinarnya, tapi gadis itu sudah duduk di sebelahnya.

"Aku terbangun dan tak bisa tidur lagi. Jadi, aku ke sini daripada tak ada kerjaan," jelasnya.

"Apakah kau bermimpi buruk?" tanya Minho.

Cassy menggelengkan kepalanya dan segera mengganti topik pembicaraan. "Kenapa kamu bangun sangat pagi?"

"Aku memang biasa bangun jam segini karena para pelari harus mulai masuk labirin dari dini hari supaya banyak daerah yang bisa  ditelusuri," jelas Minho.

Cassy mengangguk paham. "Oh iya, bagaimana kalau kita jalan-jalan? Jeff hanya melarangmu melakukan pekerjaan berat, tapi bukan berarti kau tak boleh jalan-jalan."

Pria itu nampak berpikir sejenak. "Boleh. Kebetulan aku bosan terus berada di sini."

Mendengar tak adanya penolakan dari pria tersebut membuat Cassy merasa senang. Dia pun segera membantu Minho bangun dari tempat tidurnya. Dirangkulnya tangan kekar itu agar bisa memberikan sedikit kekuatan pada pria yang cukup lemah akibat sakit yang menyerangnya.

Keduanya mulai berjalan-jalan dengan santai di sekitaran Glade dan sesekali membicarakan sesuatu yang lucu untuk mengurangi kecanggungan.

"Minho, apakah ada makanan yang tak bisa kau makan selain kacang?" tanya Cassy tiba-tiba.

"Tidak ada," jawabnya singkat.

Cassy mengangguk paham dan mulai berjalan dengan pikiran yang terus berkecamuk memikirkan kejadian semalam.

Suara siapa yang aku dengar semalam? Tanyanya dalam hati.

Jujur saja rasa penasaran masih bersemayam di dalam hatinya. Ingin sekali ia mencari tahu, tapi bagaimana? Tak ada apapun yang bisa menjadi petunjuk karena suara itu hanya terdengar samar-samar. Tidak jelas juga asal suaranya dari mana.

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang