Tepat saat helikopter mendarat, mereka langsung diarahkan ke sebuah bangunan yang sangat besar. Bangunan dengan keamanan yang begitu ketat terlihat dari banyaknya penjaga di depan gerbangnya.
Begitu gerbang terbuka, tampaklah seorang pria berjas hitam dengan beberapa penjaga di belakangnya. Orang itu menunjukkan senyum ramahnya saat mereka mulai menapakkan kakinya ke dalam.
"Halo, anak-anak. Senang melihat kalian berhasil melewati tantangan labirin itu. Aku Janson, yang akan menjaga kalian selama di sini. Di tempat ini kalian akan diberi makanan enak dan tempat tidur yang layak." Pria itu memperhatikan mereka dengan seksama. "Sepertinya kalian harus membersihkan diri terlebih dahulu."
Para penjaga mulai mengantarkan ke tempat di mana mereka bisa membersihkan diri dari kotoran yang menempel selama perjalanan. Setelahnya mereka kembali diantarkan ke suatu tempat yang mana adalah ruang makan.
"Oh kalian sudah selesai bersih-bersihnya." Pria yang ditemui di depan gerbang tadi berjalan mendekat dan tersenyum lembut. "Kalian pasti lapar setelah perjuangan yang panjang itu. Ke marilah."
Mereka mengikuti sang pria dan menatap kagum melihat makanan enak yang begitu banyaknya di meja makan.
"Kalian bisa memakan semuanya sampai puas. Ingatlah untuk mengisi perut kalian sampai kenyang karena akan ada pemeriksaan kesehatan yang membutuhkan waktu lama." Pria bernama Janson itu pun pergi.
Mereka mulai duduk dan menyambar makanan yang sangat menarik perhatiannya. Dengan rakusnya, makanan itu masuk ke mulut mereka dan dikunyahnya sampai halus.
Semua terlihat sangat berselera dengan makanan masing-masing, tapi tidak dengan satu orang yang hanya menatap makanan di depannya tanpa minat. Bahkan di saat teman-temannya sudah menambahkan entah berapa kali, dia masih belum mengambil satupun makanan."Kenapa hanya dilihat saja makanannya, Cassy?" tanya Newt.
"Aku tak ada selera makan," jawabnya dengan suara parau.
"Kau masih bersedih atas Chuck?" tebak Winston.
Cassy mengangguk membenarkan tebakan pria tersebut.
"Kami semua juga berduka atas kepergian Chuck, tapi seperti yang pria itu bilang kalau kita butuh makan untuk menjalankan pemeriksaan nanti," sahut Thomas.
"Bagaimana bisa aku makan dengan tenang di saat seseorang meninggal begitu saja untuk menyelamatkanku," ucap Cassy yang mulai menangis lagi.
"Dengar, anak itu menyelamatkanmu atas keinginannya. Jadi, kau harus tetap hidup untuk menghargai jasanya," ujar Minho.
"Tapi—"
"Yang Minho katakan benar. Chuck melakukannya atas keinginannya sendiri. Jadi, jangan keras kepala lagi dan makanlah," potong Newt.
Namun, gadis itu masih saja enggan menyentuh makanan di depannya. Seseorang yang sudah merasa geram dengan hal tersebut langsung menyambar beberapa makanan dan meletakkan di atas piring.
"Makan!" Orang itu menyodorkan sesendok nasi pada gadis yang duduk di sebelahnya. "Jangan menyiksa dirimu sendiri."
"Aku bisa makan sendiri." Cassy mulai menyambar sendok yang mengarah padanya, tapi tak dilepaskan oleh pria itu. "Lepaskan sendoknya, Minho."
"Aku akan menyuapimu untuk memastikan kalau kamu makan dengan benar," ujarnya.
"Aku bisa—"
"Jangan terus membantah, Cassy. Buka saja mulutmu!" kesal Minho.
Gadis itu yang tak mau berdebat lebih lama pun menurut dan membuka mulutnya.
"Jangan marah padanya, Cassy. Dia hanya terlalu mengkhawatirkanmu," sambar Frypan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceCassy terbangun di sebuah tempat yang di mana hanya ada para laki-laki di sana. Tak mau terus berada di dalam sana, ia bersama yang lainnya berjuang untuk keluar dari tempat tak diketahui itu, tapi ternyata banyak hal yang tidak mereka ketahui selam...