Chapter 5

139 15 0
                                    

"Kau hebat, Cassy. Tak salah aku mempekerjakanmu."

"Lihat? Kerja keras kita hampir berhasil."

"Kau tak bisa berhenti, Cassy!"

"Lakukan atau aku akan melakukan sesuatu pada teman-temanmu!"

"Jangan paksa aku menggunakan cara kasar!"

"Cassy! Wicked is good!"

"Jangan terus mengatakan omong kosong!"

Merasakan adanya tepukan di punggungnya membuat tidur seseorang terusik dan berakhir terbangun.

"Chuck? Ada apa?"

"Astaga, Cassy! Aku kira kamu mati karena tertidur dari kemarin."

Kerutan muncul dengan jelas di kening gadis itu.

"Pagi ini Minho mengatakan pada kami kalau kamu tak terlihat sejak pergi dari kamarnya. Dia meminta padaku untuk memeriksamu, tapi aku baru sempat memeriksamu sekarang," jelas Chuck.

Aku tidur selama itu?! Batin Cassy.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kamu sakit?" Chuck mencoba menyentuh kening gadis itu untuk memeriksa suhu tubuhnya. "Normal."

"Tentu saja normal karena aku tak demam." Cassy bangun dari tempat tidurnya dan mengikat rambutnya asal.

"Kau yakin baik-baik saja?" tanya Chuck yang masih menatap khawatir.

"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir," jawab Cassy.

"Katakan padaku kalau kau merasa sakit di suatu tempat," lanjutnya.

Cassy menganggukkan kepalanya. "Omong-omong, bagaimana keadaan Minho?"

"Minho sudah sangat sehat. Bahkan pagi ini dia mulai menelusuri labirin lagi," jawab Chuck.

"Syukurlah kalau begitu. Oh iya, bisakah kamu keluar? Aku ingin membersihkan diri karena belum mandi dari kemarin," pinta Cassy.

Anak laki-laki itu mengangguk dan keluar dari sana. Memberikan waktu pada sang gadis untuk membersihkan diri.

Setelah memastikan Chuck telah keluar dari kamarnya, Cassy mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi, tapi rasa sakit di kepalanya muncul kembali. Dia mencoba menepis pikiran yang tidak-tidak dan menganggap kalau hal ini dikarenakan dirinya yang tidur terlalu lama.

Selesai bersih-bersih, gadis itu langsung keluar dari kamarnya dan menyapa para glader yang ditemuinya di jalan.

"Astaga, Cassy. Dari mana saja kamu?" tanya Alby dengan nada penuh kekhawatiran.

"Aku tidur terlalu lama," jawabnya.

"Kau terlihat sangat menikmati tidurmu sampai melewatkan beberapa waktu bekerja," sungut Gally.

"Maaf, aku tak bermaksud melakukannya," sesal Cassy.

"Sudahlah. Mungkin Cassy kelelahan karena menjaga Minho sepanjang waktu," bela Alby.

"Kau tak ada kerjaan sampai waktu makan malam tiba, kan? Kalau begitu bantu aku mengambil beberapa kayu di hutan," ucap Gally.

"Itu pekerjaan laki-laki, Gally!" tegur Alby.

"Memang kenapa? Lagi pula dia sendiri yang mengakui kalau dirinya kuat. Jadi, seharusnya tak masalah, kan?" tanya Gally dengan santai.

"Ta—"

"Tidak apa-apa, Alby. Aku hanya akan membawa kayu-kayunya sesuai kemampuanku," potong Cassy.

"Jangan terlalu memaksakan diri. Berhentilah jika kau lelah," pesan Alby.

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang