Beberapa jam telah berlalu, tapi ketiga orang yang pergi tadi belum juga menunjukkan batang hidungnya.
"Kenapa mereka lama sekali?!" kesal Cassy.
"Tenanglah, Nak. Mungkin saja ada sesuatu yang menghambat mereka," ujar Jorge.
"Ini sudah berjam-jam. Bukankah mereka bilang hanya akan pergi sebentar untuk memeriksa jalannya?!" Cassy mengacak rambutnya frustasi karena tak sabar menunggu kedatangan teman-temannya. "Kalau tahu begini lebih baik aku yang pergi tadi."
"Bersabarlah sedikit, Cassy," ucap Frypan.
"Aku tidak—"
"Sudah kubilang tidak!" Suara perdebatan perlahan terdengar semakin dekat. "Masih banyak cara yang lain."
"Hanya itu satu-satunya cara untuk kita masuk ke sana dengan aman," tutur Gally.
"Aku bilang tidak!"
Mereka yang melihat perdebatan itu segera menghampirinya.
"Hei, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kalian bertengkar?" tanya Frypan.
"Gally ingin membawa Teresa dalam rencana kita. Dia meminta Thomas untuk menculiknya ke sini, tapi Thomas terus menolak," jelas Newt.
"Teresa? Dia adalah gadis yang sama dengan seseorang yang mengkhianati kita itu, kan?" tanya Brenda.
"Kalian tak akan mengerti," kata Thomas mulai frustasi.
"Kau takut kekasihmu akan terluka karena rencana kita?" sindir Newt.
"Apa maksudmu?" tanya Thomas tak mengerti.
"Kau takut Teresa kenapa-kenapa, kan?" Pria berambut pirang itu mulai mendekatkan dirinya pada Thomas dan memojokkannya ke dinding. "Minho terjebak di sana dan kita tidak tahu apa yang dilakukan Wicked padanya, tapi kau tak ingin melakukan rencana ini karena Teresa?"
"Bukan—"
"Jangan berbohong padaku, Thomas!" bentak Newt.
Sontak semuanya terkejut melihat reaksi agresif dari seseorang yang biasanya bersikap lembut dan tenang. Tak terkecuali Cassy yang menatap pria itu dengan tatapan tak percaya.
"Maaf..." Newt langsung melarikan diri dari sana.
"Ada apa dengan pria itu?" tanya Brenda.
"Aku harus menyusulnya." Cassy berlari ke arah pria berambut pirang itu pergi. Bisa ia lihat seseorang yang tengah duduk seorang diri di ujung sana.
Gadis itu pun menghampirinya dan duduk di sebelahnya tanpa izin. "Kau tak berniat bunuh diri, kan?"
"Tentu saja tidak," jawabnya disertai kekehan.
"Newt, katakan padaku yang sejujurnya. Kau... terkena virus itu, kan?" Cassy menatap pria di sebelahnya dengan lekat. "Tolong jangan berbohong."
"Aku tak bisa menyembunyikan apapun darimu." Newt mengangkat lengan bajunya dan menunjukkan sesuatu yang tengah bersarang di tangannya. "Ini bersemayam di dalam tubuhku. Mungkin sudah sekitar dua minggu yang lalu."
"Why didn't you tell me?" tanya Cassy.
"Tak ada yang akan berubah jika aku mengatakannya. Lagi pula aku tak ingin membuat fokus kalian terpecah." Newt menurunkan kembali lengan bajunya. Yang paling penting saat ini adalah Minho, kan?"
"Kau sama pentingnya dengan Minho." Air mata mulai menetes ke pipi mulus gadis itu. "Harusnya kau mengatakan hal ini lebih awal, Newt."
"Maaf..." Newt mengusap air mata gadis itu yang terus saja turun. "Jangan menangis, Cassy. Aku tak mau melihat gadis yang kucintai menangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceCassy terbangun di sebuah tempat yang di mana hanya ada para laki-laki di sana. Tak mau terus berada di dalam sana, ia bersama yang lainnya berjuang untuk keluar dari tempat tak diketahui itu, tapi ternyata banyak hal yang tidak mereka ketahui selam...