(S2) Chapter 20

77 12 0
                                    

Entah sudah berapa lama dan berapa jauh mereka berjalan. Yang pasti sudah tak terlihat lagi bangunan apapun di sekitarnya.

Persediaan makanan telah habis dan air minum mulai menipis membuat mereka terpaksa harus mengirit demi keberlangsungan hidup.

Ketika merasa lelah, mereka langsung beristirahat tanpa memaksa dan tertidur begitu saja di pasir tanpa alas apapun.

Seperti saat ini, mereka semua tertidur lelap di tengah-tengah padang pasir tanpa kain yang mengalasi tidurnya. Tubuh mereka menyatu begitu saja dengan pasir, tapi hal tersebut tak menghentikannya untuk tidur.
Namun, udara yang terasa begitu dingin serta suatu suara yang terdengar menggelegar membuat mereka terpaksa bangun. Betapa terkejutnya mereka semua saat melihat apa yang ada di atas langit serta yang ada di depannya.

"Kita harus pergi! Petirnya mulai menyambar," ucap Minho.

"Ke mana kita akan pergi?" tanya Teresa.

"Ke sana! Aku melihat ada cahaya yang sepertinya ada kehidupan di sana," jawab Thomas sambil menunjuk ke depan.

"Cepat! Tinggalkan saja tasnya. Lagi pula itu sudah kosong," desak Newt.

Mereka pun mulai berlari dengan tas yang ditinggalkan begitu saja. Dengan perasaan takut serta gelisah, mereka terus berlari menghindari petir-petir ganas yang menyambar sembarangan.

"Cepat! Cepat! Cepat!"

Kakinya tak pernah berhenti berlari, jantungnya tak pernah berhenti memompa darah, dan paru-parunya tak pernah berhenti bekerja untuk menerima dan mengeluarkan oksigen.

Cahaya semakin menyilaukan mata dan sebuah gedung mulai terlihat. Mereka hampir sampai, tapi petir yang menyambar ke arah mobil dan terpantul begitu saja berhasil mengenai Thomas dan Minho hingga membuat keduanya pingsan.

"Minho! Thomas!"

"Jangan! Kalian pergilah lebih dulu!"

"Ayo, Cassy."

Para gadis lebih dulu berlari masuk ke gedung, sedangkan yang lelaki membantu orang-orang yang pingsan di sana. Beruntung Thomas sudah sadarkan diri. Jadi, hanya Minho yang perlu mereka gotong sampai ke dalam.

Cassy segera menghampiri pria yang masih tak sadarkan diri itu dan mencoba membangunkannya. "Bangunlah! Kau tak boleh mati begitu saja!"

"Hei, Minho. Bangun!" ucap Thomas yang juga ikut membantu.

Melihat pria itu yang tak kunjung bangun membuat pikiran negatif memenuhi otaknya. Cassy yang mulai panik melakukan hal tak terduga untuk membangunkannya. Dia mencoba memberikan pasokan oksigen lebih banyak dengan cara menyalurkannya langsung dari mulutnya.

Thomas, Newt, Frypan, Aris, dan Teresa sangat terkejut melihat aksi berani gadis itu. Tentunya mereka tahu kalau cara tersebut tidak akan berhasil karena Minho tak sadarkan diri akibat tersambar petir bukan tenggelam. Namun, siapa sangka kalau pemikiran mereka salah besar. Entah bagaimana, Minho berhasil sadar dengan cara yang tak masuk akal itu.

Cassy yang merasa lega langsung memeluknya dengan erat tanpa memberikan penjelasan apapun.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Minho kebingungan.

"Kau pingsan karena tersambar petir," jawab Newt.

Mendengar jawaban konyol itu berhasil membuat Minho tertawa. "Betapa bodohnya aku karena pingsan akibat tersambar petir."

"Dasar bodoh! Mana ada orang yang tak pingsan habis tersambar petir!" kesal Cassy.

"Maaf maaf, tapi bisakah kau melepaskanku? Pelukanmu terlalu erat hingga membuatku kesulitan bernafas," ucap Minho.

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang