Hari-hari berlalu dengan cepat. Semua yang di sana menjalani harinya seperti biasa walaupun ada perubahan yang terjadi, tapi itu tak menghentikan mereka untuk terus berusaha menemukan jalan keluarnya.
Pemimpin glader telah berubah. Mereka sepakat untuk menjadikan Newt sebagai pengganti Alby karena bagaimana pun tempat besar itu membutuhkan seorang pemimpin agar tetap terkontrol.
Bukan berarti Alby sudah mati. Pria itu masih hidup, hanya saja belum sadarkan diri sejak tersengat hari itu. Tentu hal tersebut membuat semuanya merasa sedih, tapi tak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu.
Selain perubahan terkait Glade, ada seseorang yang juga berubah cukup jauh. Dia yang awalnya ceria dan penuh semangat, kini berubah menjadi pribadi yang pendiam dan suka menyendiri. Orang itu tak lain adalah Cassy. Penyebab dari perubahan sifatnya yang cukup jauh itu dikarenakan oleh mimpi buruk yang semakin sering menghampirinya sejak buku tebal yang dia temukan di dalam labirin hari itu. Tak jarang gadis itu terbangun tengah malam dan tak bisa tidur lagi setelah mimpi buruk tersebut muncul.
Rasa lelah yang tak terkendali membuat Cassy berakhir sakit dan perlu dirawat di Medjeck selama beberapa hari. Banyak yang bertanya, tapi tak ada satupun yang dijawab hingga akhirnya mereka menyerah untuk bertanya. Namun, tidak dengan beberapa orang yang masih gencar mencari tahu penyebabnya.
"Sudah dibilang kalau aku baik-baik saja." Entah sudah berapa kali Cassy mengatakan kalimat itu pada mereka yang kini berdiri di hadapannya. "Kenapa kalian sangat tidak percaya padaku?"
"Kau aneh akhir-akhir ini," celetuk Thomas.
"Kamu sering sekali demam padahal tak pernah sekalipun kamu seperti ini sebelumnya," timpal Teresa.
"Aku hanya kelelahan. Tidak lebih," jawab Cassy.
"Belakangan ini kamu sangat pendiam dan terlihat tak bersemangat," sambar Newt.
"Ada beberapa hal yang sedang kupikirkan, tapi bukan masalah serius," sahut Cassy.
"Cassy, tolong katakan pada kami jika ada sesuatu. Jangan memendam semuanya sendiri." Chuck berkata dengan suara yang menunjukkan kekhawatiran.
"Aku baik-baik saja, Chuck. Tidak perlu khawatir," kata Cassy sambil mengelus kepala anak laki-laki itu.
"Cassy, aku tak mau kamu menyembunyikan sesuatu dari kami. Jadi, katakanlah kalau kau ada masalah," tegas Newt.
"Tentu saja, Kapten," balasnya.
Orang-orang yang tersisa itu memutuskan untuk pergi dari sana dan kembali mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Tetapi, tidak dengan satu orang yang masih duduk dengan setia di sana.
"Kenapa kamu masih di sini, Minho? Lalu apa-apaan tatapanmu itu?" Cassy bergidik ngeri melihat tatapan pria itu yang sangat mengintimidasinya.
"Buku itu berisi hal lain, kan?" tanyanya to the point.
Dengan wajah yang tenang, gadis itu menjawab, "Bukunya hanya berisi tentang griever. Sepertinya saat itu aku telah mengatakannya dengan jelas."
"Kau aneh setelah kita menemukan buku itu," lanjutnya.
"Hanya perasaanmu saja," balas Cassy dengan santai.
"Katakan padaku, apa yang sebenarnya tertulis di dalam buku itu, Cassy!" Minho mulai berbicara menggunakan nada tinggi. "Aku tahu ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan."
Cassy menatap pria di hadapannya tanpa bergeming sedikit pun. Tak ada rasa takut pada dirinya, justru dia malah merasa biasa saja.
"Cassy—" Ucapan Minho terhenti karena seseorang membuka pintu dengan kasar. "Ada apa? Kenapa wajahmu panik seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceCassy terbangun di sebuah tempat yang di mana hanya ada para laki-laki di sana. Tak mau terus berada di dalam sana, ia bersama yang lainnya berjuang untuk keluar dari tempat tak diketahui itu, tapi ternyata banyak hal yang tidak mereka ketahui selam...