(S3) Chapter 37

45 6 0
                                    

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Mereka yang terpilih hari itu bergegas pergi untuk menantikan seseorang yang akan mengirimkan pasokan obatnya.

"Kenapa orang itu belum datang juga?!" kesal Minho.

"Sabarlah sedikit, Nak," sahut Vince.

"Hei, kau tidak berbohong soal ini, kan?" tanya Thomas pada sang penjaga.

"Sudah kubilang kalau aku tidak berbohong," jawabnya.

Tak lama, sebuah mobil berwarna hitam pekat mulai mendekat ke arah mereka. Dari mobil tersebut, keluarlah beberapa orang dengan pakaian serba hitam dan wajah yang tertutup sangat rapat oleh topeng.

"Benar-benar persis seperti penjaga Wicked," gumam Teresa.

Di saat penyerahan pasokan obat telah selesai, orang-orang itu langsung kembali ke dalam mobil dan pergi begitu saja.

"Kita akan ikuti mobil itu diam-diam." Vince dan yang lainnya mulai masuk ke mobil dan mengikuti orang asing itu secara diam-diam. Namun, siapa yang menyangka kalau mereka akan ketahuan dalam waktu yang singkat.
Mobil yang mereka kendarai diserang habis-habisan dari berbagai arah membuat mereka terpaksa harus bersembunyi terlebih dahulu.

"Sial, kita kehilangan mereka!" Minho mengacak rambutnya frustasi.

"Yah kita tak benar-benar kehilangan mereka," celetuk Leo.

Semuanya sontak menoleh ke arah laki-laki itu.

"Aku telah memasang alat pelacak di mobilnya. Jadi, kita bisa pergi ke tempat mobil tersebut berada berkat pelacak itu," sambungnya.

"Benarkah? Astaga, kau sangat pintar, Leo!" Minho mengelus kepala laki-laki itu dengan senyum sumringah.

Di saat seseorang merasa sangat senang. Yang lainnya malah merasakan suatu kejanggalan dari kejadian itu.

"Bagaimana bisa kau punya alat pelacak?" tanya Vince.

"Itu adalah alat yang biasa aku dan teman-temanku gunakan karena kami sering bepergian sangat jauh. Jadi, benda itu akan sangat berguna jika seorang dari kami menghilang atau terpisah," jelas Leo.

"Kalau begitu bukankah kau harusnya tahu di mana keberadaan teman-temanmu dan juga sebaliknya?" tanya Brenda.

"Benar. Kenapa kau masih mengikuti kami sampai saat ini?" timpal Thomas.

"Aku tidak bisa melacak teman-temanku. Itulah mengapa aku masih mengikuti kalian," jawabnya dengan tenang.

Alasannya memang dapat diterima, tapi rasa janggal di hati mereka masih tidak bisa dihilangkan.

"Kenapa kalian seperti mencurigai Leo?" tanya Minho kebingungan.

"Kami hanya penasaran saja," jawab Thomas dengan cepat.

"Baiklah, Leo. Bisakah kau tunjukkan ke mana mobil itu pergi?" tanya Vince.

Anak laki-laki itu mengangguk dan menunjukkan arah pada sang pengemudi berdasarkan jejak alat pelacaknya.

Beberapa jam telah berlalu dan akhirnya mereka sampai juga di suatu tempat yang terdapat banyak gedung-gedung tinggi.

"Seperti The Last City," gumam Teresa sambil memperhatikan sekitarnya.

"Lihat! Itu mobilnya," tunjuk Leo.

Mereka bergerak mendekat ke arah mobil tersebut dan memperhatikan sekelilingnya.

"Sepertinya akan sulit untuk kita masuk," ucap Vince yang melihat sistem keamanan di sana.

"Kau lupa kita memiliki Thomas di sini?" sahut Minho.

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang