"Brenda."
"Hai, Cassy."
Gadis itu berjalan mendekat dan duduk di kursi sebelah tempat tidur.
"Bagaimana perasaanmu? Apakah ada yang tak nyaman?"
"Tidak. Aku sudah merasa baik-baik saja sekarang."
Cassy menganggukkan kepalanya dan menatap gadis di hadapannya dengan rasa penuh syukur. Dia senang bisa datang ke sini, bertemu dengan seseorang dan berhasil mencegah perubahan pada Brenda.
Sepertinya Mary sangat pintar hingga bisa membuat penawar sementaranya dengan waktu singkat. Ucapnya dalam hati.
"Maaf karena aku menyerangmu tadi," sesal Brenda.
"Aku tahu kamu tak bermaksud," sahut Cassy.
Brenda menatap kalung yang dari tadi dipegangnya. "Aku kembali untuk mengambilnya. Kalung ini adalah peninggalan terakhir dari kakak laki-lakiku."
"Bolehkah aku melihatnya?" izin Cassy.
Gadis itu mengangguk dan memberikan kalung tersebut.
"Apakah foto di kalung ini adalah kakak laki-lakimu?" tanya Cassy.
"Iya, dia adalah kakak laki-lakiku yang terbunuh oleh radiasi matahari yang mematikan itu," jawab Brenda.
Cassy masih memperhatikan foto tersebut dengan lekat. "Siapa namanya? Dia terlihat sangat tampan."
"Namanya George. Omong-omong, dia akan mengencanimu kalau melihat dirimu," tutur Brenda.
Cassy hanya tertawa geli mendengarnya. Ia pun mengembalikan kalung tersebut ke sang pemiliknya.
"Kau tahu? Aku tak terlalu merasa senang karena berhasil selamat dari bencana itu," ungkap Brenda.
"Kenapa?" tanya Cassy penasaran.
"Semenjak hari itu, aku hidup bagai di neraka. Luntang-lantung ke sana dan ke sini hanya untuk mencari sesuap nasi." Brenda menjeda ucapannya sejenak. "Lalu...Jorge menemukanku yang hampir mati kelaparan dan memungutku. Dia merawatku layaknya anak sendiri."
"Kau beruntung," sahut Cassy.
"Benar, aku cukup beruntung. Namun, di sisi lain aku juga merasa sial karena sejak keadaanku mulai membaik, Jorge langsung melatihku dengan sangat keras," adu Brenda.
"Itu karena Jorge ingin kamu bisa bertahan di dunia yang keras ini." Cassy bangkit dari kursinya dan berjalan menuju keluar. "Istirahatlah."
"Terima kasih, Cassy," ucap Brenda.
Gadis itu hanya mengangguk dan pergi dari sana.
"Bagaimana keadaan Brenda?" tanya seseorang.
"Dia sudah lebih baik, Jorge. Kau tak perlu mengkhawatirkannya lagi," jawab Cassy.
"Aku berhutang besar padamu." Pria itu menggenggam tangan Cassy dengan eratnya. "Aku benar-benar tak tahu harus membalasnya dengan apa."
"Brenda juga temanku sekarang. Jadi, aku juga ingin dia sembuh," ujar Cassy.
"Terima kasih," kata Jorge dengan senyum penuh ketulusan.
"Sama-sama," jawab Cassy.
"Kalau begitu aku akan masuk untuk melihat keadaan Brenda." Pria itu pun melepaskan genggamannya dan masuk ke tenda.
"Cassy," panggil seseorang.
Sang pemilik nama langsung menoleh dan menatap seseorang yang tengah berjalan ke arahnya. "Kau baik-baik saja, Minho?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceCassy terbangun di sebuah tempat yang di mana hanya ada para laki-laki di sana. Tak mau terus berada di dalam sana, ia bersama yang lainnya berjuang untuk keluar dari tempat tak diketahui itu, tapi ternyata banyak hal yang tidak mereka ketahui selam...