(S2) Chapter 21

105 12 0
                                    

"Menikmati pemandangannya, anak-anak?" Jorge melangkahkan kakinya mendekati mereka yang tengah digantung terbalik. "Katakan padaku apa yang kalian tahu tentang The Right Arm."

"Bukankah kau bilang mereka adalah hantu?" tanya Newt.

"Benar, tapi aku percaya dengan hantu," jawab Jorge disertai kekehan.

"Dasar pria aneh," hardik Cassy.

"Aku tak mau membuang-buang waktu!" Pria itu mengubah mimik wajahnya menjadi serius dan menatap tajam ke mereka semua. "Cepat katakan apa yang kalian tahu tentang The Right Arm atau mungkin saja kalian bisa berubah menjadi sesuatu yang baru."

Tak ada satupun dari mereka yang berniat membuka suara hingga membuat emosi pria tua itu melonjak tinggi.

"Kalian yang menantangku, anak-anak." Ditariknya tuas di sebelahnya hingga tali yang mengikat kaki mereka secara perlahan menurun. "Cepat katakan!"

"Yang kami tahu, The Right Arm saat ini berada di kaki pegunungan," ucap Thomas.

"Katakan lagi!" desak Jorge yang belum merasa puas.

"Sungguh hanya itu yang kami tahu," jawabnya.

"Sebenarnya kenapa kau ingin tahu tentang The Right Arm?" tanya Newt penasaran.

"Apakah kalian tahu kenapa The Right Arm mengumpulkan banyak orang?" tanya Jorge balik.

"Untuk melakukan penyerangan balik terhadap Wicked," jawab Cassy.

"Kau salah besar, Nak. Mereka tak mungkin membuang-buang waktu hanya untuk melakukan hal tak penting itu," ujar Jorge.

"Tapi...itu yang Dokter Ava katakan padaku. Dia bilang kalau The Right Arm berusaha mengumpulkan orang sebanyak-banyaknya untuk melakukan penyerangan ke pada Wicked," tutur Cassy.

"Alasan sebenarnya The Right Arm mengumpulkan banyak orang adalah untuk membawa sebanyak-banyaknya manusia sehat ke tempat yang aman. Lalu membuat kehidupan baru di sana," jelas Jorge.

"Tujuan kita sama, kan? Kalau begitu kita sekutu bukan musuh," sambar Minho.

"Tujuan kita memang sama, tapi aku tak berniat sedikit pun untuk menjadi sekutu kalian." Pria itu melangkahkan kakinya menjauh dari sana dan berhenti sejenak di ambang pintu. "Aku bisa mendapatkan uang yang banyak hanya dengan menukarkan kalian. Jadi, bagaimana mungkin aku menyia-nyiakannya?"

"Tunggu! Kumohon jangan..." pinta Cassy.

Pria tua itu menghiraukannya dan melenggang pergi dari sana.

"Kita tak boleh kembali ke sana. Pikirkan sesuatu, teman-teman!" desak Thomas.

Cassy mencoba meneliti ke sekitarnya berharap sebuah ide muncul di otak kecilnya.

Tuas penggeraknya terlalu jauh dari kami, tapi...setidaknya Teresa sedikit lebih dekat darinya. Batinnya.

"Minho, dorong Teresa sampai dia berhasil menyentuh tuas itu. Hanya dia yang berada paling dekat dengan tuasnya," suruh Cassy.

Sang pria segera mengikuti arahan tersebut tanpa banyak bertanya. Namun, melakukannya bukanlah hal yang mudah. Kedua orang itu terus saja gagal.

"Cepatlah!" desak Newt.

"Aku sedang berusaha," balas Teresa.

Butuh waktu yang cukup lama hingga gadis itu berhasil meraih tuasnya.

"Dapat!" Teresa langsung menarik dirinya ke pinggir dan melepaskan tali di kakinya.

"Kalian tak akan bisa lari dari kami, anak-anak. Lebih baik menyerah dan ikut kami dengan patuh atau kalian semua tak akan bertahan di dunia yang penuh dengan cranks."

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang