(S3) Chapter 36

53 6 0
                                    

"Minho."

Mendengar sebuah suara yang memanggil namanya membuat dirinya menoleh. "Hai, Newt."

"Apa yang kau lakukan di luar sini?" tanyanya sambil berjalan mendekat.

"Mungkin alasannya sama sepertimu," jawab Minho.

"Kau tak bisa tidur karena tak sabar menunggu hari esok?" tebak Newt.

Minho mengangguk menanggapi tebakan temannya itu.

"Aku juga," lanjutnya.

"Apakah kita akan menemukannya?" tanya Minho.

"Aku harap," jawab Newt.

Mereka berdua menyusuri lingkungan itu dalam diam. Berjalan di tepi pantai yang kebetulan sedang tenang.

"Bagaimana menurutmu? Apakah kita akan menemukannya?" tanya Newt.

"Mendengar ucapan anak tadi membuatku percaya diri kalau itu benar-benar Cassy," jawab Minho.

"Aku senang dengan kepercayaan diri itu, tapi jangan terlalu berharap. Aku tak ingin kau sakit karena harapanmu sendiri," nasehat Newt.

"Aku tahu, tapi aku tak bisa berhenti menaruh harapan besar ketika mendengarnya. Aku benar-benar merasa kalau itu adalah Cassy," balas Minho.

Newt menganggukkan kepalanya. Dia mengerti perasaan temannya yang berpikir kalau perempuan yang Leo maksud adalah Cassy. Lagi pula siapa lagi seseorang yang mungkin saja menemukan obatnya selain Cassy? Newt rasa tidak ada. Namun, mengingat bagaimana gadis itu terjatuh ke dalam kobaran api membuatnya sedikit ragu. Hanya keajaiban yang bisa membuat gadis itu selamat dan Newt harap keajaiban itu terjadi padanya.

"Omong-omong, Vince akan memarahi kita karena tak beristirahat," celetuk Newt.

"Biarkan saja," balasnya dengan santai.

Keduanya memang menganggap hal tersebut sebagai candaan, tapi saat suara seseorang masuk ke indera pendengarannya membuat mereka terlonjak kaget dan reflek menoleh.

"Kau mengejutkan kami, Brenda!" kesal keduanya.

Gadis itu tertawa geli melihat kekesalan yang tercetak jelas di wajah keduanya. "Kenapa kalian tidak tidur dan berkeliaran di sini?"

"Mungkin alasannya sama sepertimu," jawab Newt mengikuti ucapan Minho tadi.

"Aku benar-benar berharap kalau orang itu adalah Cassy," gumam Brenda.

"Kita akan segera mengetahuinya," sahut Minho.

"Aku sangat merindukannya. Bagaimanapun dia sudah seperti adik perempuan bagiku." Gadis itu menghembuskan nafasnya. "Walaupun dia sangat keras kepala dan sering membuatku pusing."

Ketiganya melamun sembari menatap indahnya langit malam dengan bulan yang bersinar sangat terang. Namun, terlalu asik melamun membuat mereka tak sadar kalau matahari mulai terbit.

Vince dan Jorge yang tak sengaja melihat ketiganya langsung menghampiri dan memarahinya habis-habisan.

"Kalian benar-benar tak bisa membuatku tenang," gerutu Vince.

"Kenapa kau juga ikut-ikutan dengan mereka, Brenda?" tanya Jorge dengan tatapan tajamnya.

"Aku tak bisa tidur karena menanti pagi tiba," jawabnya.

"Setidaknya tetaplah berada di dalam kamar. Angin malam tak baik untuk tubuhmu," tegur Jorge.

"Bagus sekali. Kalian membuat diri sendiri tak bisa ikut dalam penelusuran hari pertama," kata Frypan diselingi kekehan.

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang