(S3) Chapter 38

52 10 0
                                    

"Tidak salah lagi. Ada yang aneh dengannya," tukas Brenda.

"Benar. Dia pasti menyembunyikan sesuatu," timpal Thomas.

"Kita akan mencaritahunya, tapi pikirkan dulu cara keluar dari sini," sambar Vince.

"Berhasil!" pekik seseorang.

Mereka menoleh ke arah sumber suara dan menatap dengan wajah yang terkejut.

"Bagaimana bisa?" tanya Leo.

"Tebakanku benar. Sistem kuncinya sama seperti milik Wicked. Jadi, aku paham cara menyabotasenya," jawab Teresa.

"Cepat bukakan pintu kami semua," pinta Vince.

Gadis itu segera membuka pintu jeruji besi milik mereka.

"Ada gunanya juga kau terpilih ikut dalam rencana ini," celetuk Brenda.

Vince dan yang lainnya bergegas pergi dari penjara bawah tanah itu. Dilewatinya setiap lorong yang bertuliskan bermacam-macam bahasa aneh yang tak mereka mengerti. Sampai akhirnya mereka tiba di depan ruangan dengan tulisan yang dapat dimengerti yaitu laboratorium. Tempat tersebut menjadi tujuan utama mereka untuk mendapatkan suatu informasi.

Keberuntungan seakan berpihak pada mereka saat melihat hanya ada seorang gadis yang tengah fokus pada sesuatu di dalam sana. Tak mau kejadian sebelumnya terulang, Thomas segera membekap mulut gadis itu dan menahan tangannya ke belakang.

"Diam kalau tidak mau mati!" ancamnya.

"Kami akan melepaskanmu, tapi jawab pertanyaan yang akan kami tanyakan dengan benar," ucap Vince.

Gadis itu menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Lepaskanlah. Sepertinya gadis itu penurut," suruh Vince.

Thomas mulai melepaskan tangannya dan berdiri sedikit menjauh dari sana.

"Siapa nama pemimpin kalian?" tanya Vince.

"Eric Adonis Milles," jawabnya.

Teresa membulatkan matanya sempurna ketika mendengar nama tersebut.

"Kenapa kau terlihat sangat terkejut? Apakah kau mengenalinya?" tanya Brenda yang memperhatikan raut wajah gadis itu.

"Eric Adonis Milles adalah investor terbesar di Wicked. Dia mengerahkan seluruh hartanya untuk Wicked agar bisa segera menemukan obatnya." Teresa terdiam sejenak. "Pantas saja bangunan ini hampir mirip dengan Wicked, tapi lebih besar."

"Apakah dia punya seseorang yang sangat berharga baginya? Semacam kekasih, istri, atau saudara mungkin?" tanya Thomas.

"Tuan Eric memiliki satu adik perempuan yang baru dia temui beberapa tahun lalu," jawab gadis itu.

"Bisakah kau pertemukan kami dengannya?" pinta Leo dengan sopan.

"Aku tak bisa melakukannya karena ruangan Nona dijaga ketat oleh pengawal Milles. Tak ada yang bisa masuk walaupun kalian bersamaku," jelas gadis itu.

"Kita butuh rencana lain," gumam Brenda.

Thomas dan Minho saling memandang satu sama lain seakan pikiran mereka terhubung.

"Kenapa kalian saling tatap-tatapan?" tanya Teresa.

"We have a plan," ujar Thomas.

"What's a plan?" tanya Vince.

"Kami akan menyamar sebagai penjaga di sini seperti yang dilakukan beberapa tahun lalu." Thomas mengalihkan tatapannya pada gadis berjas putih itu. "Lalu kau akan membawa kami ke ruangannya."

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang