Hari-hari berjalan dengan damai seperti biasanya. Walaupun para glader sempat bersedih atas kehilangannya anggota pelari, tapi mereka mencoba untuk tak berlarut terlalu lama dan bangkit kembali.
Semua berjalan dengan normal hingga suatu kejadian membuat Glade kembali ricuh. Orang-orang berbondong-bondong berdiri di depan labirin dengan wajah yang penuh kekhawatiran.
"Apa yang sedang terjadi?" tanya Thomas.
"Kenapa para glader berdiri di depan labirin?" tanya Cassy.
"Minho dan Alby belum juga keluar padahal labirin akan tertutup sebentar lagi," jawab Chuck yang mendengar pertanyaan keduanya.
Cassy yang mendengarnya menjadi ikut khawatir. Dia mencoba berpikir positif kalau kedua pria itu akan keluar sebentar lagi.
"Aku harap mereka berhasil," gumam Chuck.
"Tentu saja, Chuck. Mereka pasti berhasil," sahut Cassy.
Semua orang menunggu dengan perasaan resah, tapi hal itu luntur seketika saat melihat bayangan dua orang yang mulai mendekat. Namun, hal tersebut tak bertahan lama karena mereka melihat Minho yang tengah menyeret tubuh seseorang.
"Apakah itu Alby?" tanya Newt.
"Astaga, apa yang terjadi dengan Alby?!" kata Chuck yang terkejut.
Para glader mulai berteriak menyemangati Minho, tapi teriakan semangat itu mulai berganti ketika labirin bergerak menutup.
"Tinggalkan Alby, Minho!"
"Minho, tinggalkan saja Alby!"
"Minho, cepatlah keluar!"
Semua terus berteriak hal seperti itu berulang kali. Memaksa sang pemimpin pelari untuk pergi seorang diri dari sana.
"Sial, Minho keras kepala sekali!" kesal Newt.
Cassy yang merasa tak tahan langsung berlari masuk di detik-detik terakhir labirin tertutup. Banyak teriakan yang memanggil namanya, tapi dirinya terus berlari masuk sampai akhirnya pintu labirin benar-benar tertutup rapat.
"Bagus. Kalian berdua baru saja bunuh diri." Minho merebahkan dirinya dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
Kalian berdua? Siapa yang Minho maksud? Tanya Cassy dalam hati.
Gadis itu mencoba menoleh untuk melihat orang lain yang dimaksud. "Thomas?!"
"Dia ikut berlari masuk di belakangmu tadi," ujar Minho.
Ternyata ada orang bodoh selain aku. Batin Cassy.
"Apa yang terjadi dengan Alby?" tanya Thomas.
"Dia disengat," jawab Minho.
"Bagaimana bisa?" tanya Thomas lagi.
"Saat sedang ber—" Perkataan Minho harus tertahan karena suara yang menggelegar terdengar begitu keras. "Itu griever. Kita harus pergi dari sini!""Tunggu, kita harus membawa Alby," ucap Thomas.
"Tinggalkan saja dulu dia di sini. Griever akan datang sebentar lagi," balas Minho.
"Kalau ujung-ujungnya kita meninggalkannya, lalu untuk apa kamu bersikeras membawa Alby di saat orang-orang menyuruhmu meninggalkannya tadi?" tanya Cassy.
Tak ada jawaban apapun dari pria tersebut.
"Kamu tak meninggalkannya karena berpikir kalau dirimu bisa membawanya keluar tadi," sambung Cassy.
Ucapan itu terdengar sangat menyebalkan di telinga seseorang. Dia berjalan maju dan mendorong gadis itu hingga menghantam dinding. "Listen to me, Shankface. Take a look around! There's no where to go!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceCassy terbangun di sebuah tempat yang di mana hanya ada para laki-laki di sana. Tak mau terus berada di dalam sana, ia bersama yang lainnya berjuang untuk keluar dari tempat tak diketahui itu, tapi ternyata banyak hal yang tidak mereka ketahui selam...