Teresa yang telah menyelesaikan prosesnya langsung menyuntikkan darah tersebut ke pergelangan tangan Newt.
Pria yang awalnya terus mengamuk perlahan kembali tenang. Urat-urat di seluruh tubuhnya juga perlahan menghilang dan warna tubuhnya pun kembali seperti manusia normal.
"Berhasil!" seru Teresa.
Sang pasien yang telah membaik mulai membuka matanya secara perlahan dan meneliti ke sekitarnya. "Apakah aku sudah di surga?"
"Oh ayolah. Kau belum boleh pergi ke surga," ledek Thomas.
Terdengar suara keras dari luar yang ternyata berasal dari bangunan-bangunan yang mulai roboh. Kobaran api semakin terlihat besar dan membakar seluruhnya.
"Kita harus pergi!" ucap Gally.
"Newt, kau kuat berjalan?" tanya Thomas.
Pria itu mengangguk dan turun dari tempat tidur.
"Cassy, Minho, kita harus pergi dari sini," kata Gally pada dua orang yang masih setia di sana.
"Baiklah." Minho memandang wajah gadisnya yang masih terlihat pucat. "Aku akan menggendongmu, Cassy."
"Tidak perlu. Aku masih bisa jalan sendiri," tolaknya.
"Tapi—"
"Aku masih kuat," potong Cassy.
Minho tak lagi memaksa dan membantu gadis itu untuk turun dari tempat tidurnya.
Kenapa kepalaku terasa sangat pusing? Tanya Cassy dalam hati.
Kakinya yang tiba-tiba melemah membuatnya hampir terjatuh kalau saja seseorang tak menahannya.
"I told you!" Tanpa mendengar perkataan gadis itu, Minho langsung menggendongnya dan membawanya keluar.
Kejadian tadi membuat keduanya terpisah dari teman-temannya. Alhasil tinggal mereka berdua yang masih di dalam dengan gedung yang mulai terbakar.
"Cassy."
Suara yang memanggil dengan lembut membuat mereka menghentikan langkahnya.
"Aku sudah bilang, Wicked is good."
Cassy perlahan turun dari gendongan sang kekasih dan menatap lurus ke arah wanita itu.
"Kamu berhasil menyelamatkan Newt berkat teknologi Wicked yang menemukan kalau darahmu adalah obatnya," sambungnya.
"Wicked is good? Jangan membuatku tertawa, Ava." Ditatapnya wanita di hadapannya dengan mata penuh kemarahan serta kekecewaan. "Aku memang berhasil menyelamatkan Newt berkat Wicked. Tetapi berkat Wicked juga, aku harus kehilangan keluarga dan teman-temanku."
"Aku minta maaf, Cassy," tuturnya.
Mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Ingatan tentang kematian teman-temannya terputar jelas di otaknya. "Apakah kau benar-benar menyesalinya, Ava?"
"Aku menyesali perbuatanku pada mereka, tapi itu semua tuntutan yang tak bisa dihindari." Wanita berjas putih itu merentangkan kedua tangannya dan tersenyum dengan lembut. "Kembalilah padaku, Cassy. Kita bisa menyelamatkan dunia. Kali ini aku berjanji tak akan menyakiti orang-orang lagi."
Gadis itu terdiam. Dia tak menerima, tapi tak menolaknya. Tidak bisa dipungkiri kalau dirinya merasa tertarik dengan tawaran tersebut karena bagaimana pun dia juga berharap dunia bisa bebas dari virus flare yang mengubah orang-orang menjadi makhluk mengerikan.
Saat Cassy telah membuat keputusan dan hendak melangkah maju, tiba-tiba saja darah segar terlihat dari dada sang wanita.
"Dokter Ava!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
RomanceCassy terbangun di sebuah tempat yang di mana hanya ada para laki-laki di sana. Tak mau terus berada di dalam sana, ia bersama yang lainnya berjuang untuk keluar dari tempat tak diketahui itu, tapi ternyata banyak hal yang tidak mereka ketahui selam...