Elvano masih belum beranjak dari tempat duduknya yang ia duduki dari tadi
Ia bingung, ia ingin pulang tapi ia juga ingin menunggu Aziel
"Bang.." akhirnya Elvano memutuskan untuk menelpon Arkana
"Kenapa El?" tanya Arkana dalam telepon itu
"Gue dirumah sakit"
"Hah, lo kenapa?"
"Aziel bang.." ucapan itu cukup membuat Arkana terdiam sebentar
"Maksud lo?"
"Aziel-" Elvano bingung ingin menjelaskan seperti apa
"Lo kesini aja ya bang, gue sharelock"
"Oke" Elvano pun mengakhiri telepon dan mengirim sharelock ke Arkana
Setelah beberapa menit Arkana pun sampai di rumah sakit
Ia mencari ruangan yang diberi tau oleh Elvano
Dan setelah ia menemukan ruangannya, ia melihat Elvano dengan tatapan kosong sedang memandang kearah depan
"Woy" Arkana melambai lambaikan tangan nya di depan mata Elvano
"Bang Arkan.."
"Jelasin ke gue maksud omongan lo tadi?"
Arkana pun duduk di sebelah Elvano untuk mendengarkan penjelasan dari Elvano
"Ini semua salah gue bang, lo tau kan kalo gue punya pacar ... pacar gue selingkuh terus Aziel liat itu terus gue gatau gimana selingkuhan nya gebukin Aziel sampe Aziel di operasi bang"
"Tunggu, pacar lo yang selingkuh terus hubungan nya sama Aziel apa anjing? sampe Aziel bisa gini" nada Arkana mulai meninggi, mau bagaimana pun kakak mana yang tidak marah adiknya disakiti seperti ini
"Maaf bang, gue telat ngelindungin Aziel"
"Ck" Arkana sangat tidak mengerti tentang percintaan anak dibawah umurnya
"Sekarang Aziel di operasi? Kok bisa?"
"Kayanya kepalanya kena aspal bang jadi ngeluarin banyak darah.."
"Bangsat bangsat"
"Maafin gue bang, gue yang salah"
"Maaf bang" Elvano terus meminta maaf ke Arkana
Sedangkan Arkana sedang bingung memikirkan kedua orangtuanya jika tau hal ini...
"Udah lah, maaf lo ga bikin semua kembali kaya semula"
"Benar, dengan keluarga pasien Aziel?" Elvano tenang karena dokter sudah keluar dari ruangan operasi
"Iya, saya kakaknya" ucap Arkana
"Pasien mengalami luka di kepala nya karena benturan yang cukup keras tapi untuk pendarahan nya bisa dihentikan hanya luka di kepala nya yang mungkin menyebabkan efek pusing secara tiba tiba" jelas dokter
"Lukanya bisa sembuh dok?"
"Bisa, jika mengikuti arahan dari dokter dan menjaga kesehatan nya"
"Oh begitu, makasih ya dok"
"Sama sama, pasien boleh dijenguk namun belum sadar jika nanti sudah sadar tolong di beri ruang untuk istirahat ya"
"Saya pamit permisi"
Elvano dan Arkana menunduk sebagai ucapan terimakasih ke dokter
"Lo mau masuk?"
"Boleh?"
"Terserah" Arkana langsung masuk ke dalam sedangkan Elvano mengikuti nya
Arkana ikut merasakan betapa sakitnya yang dirasakan Aziel ketika memasuki ruangan itu
Perasaan Elvano juga tercampur aduk ketika melihat Aziel
Takut, sedih, marah, kecewa ia rasakan semua
Arkana menarik kursi di sebelah ranjang Aziel untuk ia duduki
"Gue bingung nanti cara ngomong sama ibu gue gimana"
"Maaf bang"
"Ngapain lo minta maaf?"
"Gue sekarang butuh solusi bukan permintaan maaf"
"Gue bakal cari alesan buat ortu lo percaya kalo Aziel baik baik aja"
"Yaudah cari aja sana"
Kini Elvano sedang memikirkan alasan untuk memberitahu ibunya Aziel
"Gue aja yang jelasin pasti mama lo bakalan ngerti kok"
"Ya mungkin ibu gue bakal ngerti cuma bapak gue ga"
"Kok gitu" Elvano tidak mengerti ucapan Arkana
"Lo belum tau ya?"
Elvano menggeleng
"Bapa gue itu gampang marah bisa bisa lo dibuat babak belur kaya Aziel dulu"
"Gapapa lah berarti kan bapa lo sayang Aziel"
"Bukan karena sayang tapi gara gara sumber duit nya harus libur jadi gada duit deh bapa gue"
"Hah?"
To be continued
Comment and vote, don't be a silent reader!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓
Teen Fiction𝗔𝘇𝗶𝗲𝗹 𝗦𝗮𝗺𝘂𝗱𝗲𝗿𝗮 ... anak yang tidak pernah mengeluh tentang masalah berat yang ia alami, sebanyak apapun, seberat apapun masalah yang ia alami ia tidak akan cerita ke siapapun Tapi beruntung nya ia di pertemukan sosok seperti 𝗘𝗹𝘃𝗮𝗻�...