Chapter 46

349 18 0
                                    

Kini murid murid sudah berhamburan ke kantin ya tentunya itu karena ini sudahh jam istirahat

Tapi tidak dengan Elvano, ia menyeret Aziel untuk ke rooftop bersamanya

"Kenapa lagi sih El?"

"Gue salah apa sih Zi, sampe lo ngejauhin gue kaya gini?"

Jujur saja Aziel tidak menyangka ucapan tersebut keluar dari mulut Elvano, ia kira Elvano sudah membencinya sama seperti dulu

Ingin rasanya Aziel menjelaskan yang sebenernya

"Bukannya gue udah ngejelasin kemarin? gue udah ga butuh lo lagi"

"Oke kalo lo udah ga butuhin gue tapi gabisa apa kita temenan kaya biasa?"

"Ga. Sorry El" ucapan terakhirnya sedikit ia pelan kan karena sedari tadi ada Caesar yang memantaunya di pintu rooftop tanpa Elvano ketahui

Elvano tidak menyangka dari banyaknya orang yang meninggal kan nya Aziel menjadi salah satunya.

Elvano tidak menyangka dari banyaknya orang yang meninggal kan nya Aziel menjadi salah satunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zi, buatin gue minuman cepet" bisa bisanya Caesar menyuruh Aziel yang sedang mencuci bajunya

"Iya bentar" Aziel benar benar sudah seperti babu

Setelah beberapa menit pun Aziel menghampiri Caesar sambil membawa satu gelas minuman es coklat

"Awas aja kalo ga enak" Caesar mulai menyeruput minuman yang di bawakan Aziel

"Sini deh lo"

Aziel mendekat ke arah Caesar
Caesar langsung menjambak rambut Aziel

"Lo mau ngeracunin gue? kenapa es nya asin anjing"

Sial sekali Aziel, sepertinya ia salah memasukkan garam karena tempat gula dan garam bersebelahan

"Maaf Sar gue tadi kayanya salah masukin deh.." ucap Aziel dengan gemetar ia sangat takut karena membuat Caesar marah

Caesar mencengkram dagu Aziel kuat

Ia mengambil cutter di depannya

Srettt..

Caesar menyayatkan cutter itu ke pipi Aziel

"Gue mau buat lukisan di muka lo, diem lo"

Aziel hanya bisa merintih kesakitan, sakitnya bukan main

Cutter kena tangan saja sakit apalagi di wajah

Tess..

Darah dari wajah Aziel mulai bercucuran

"Nah selesai, gimana? sakit?" tanya Caesar tanpa rasa bersalah sedikitpun

Aziel mengangguk, ia sudah tidak kuat jika berbohong

"Gausah lo obatin"

Ah yang benar saja, wajah tampan Aziel harus di hiasi sebuah luka sayatan

Mau tidak mau Aziel hanya mengangguk

To be continued

Comment and vote, don't be a silent reader!

𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang