"Apa benar ini orang tua Elvano?"
"Iya benar, kenapa ya pak?"
"Bisa datang ke rumah sakit Permata?"
"Emang ada apa pak?"
"Anak anda mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di rawat bu"
Aneisha reflek men jatuh kan handphone nya, seluruh tubuh nya melemas ketika mendengar anak satu satunya mengalami kecelakaan
"Apa benar ini kakak dari Aziel?" Arkana yang sedang berada di tongkrongan langsung menjauh beberapa meter dari teman teman nya untuk mengangkat telefon itu
"Iya benar, ada apa ya?"
"Bisa datang ke rumah sakit Permata? Adik anda mengalami kecelakaan yang parah"
"Bapak ga bohong kan?" tanya Arkana untuk meyakinkan, ia hanya was was takut jika itu adalah penipuan atau semacamnya
"Jika tidak percaya bisa langsung kesini saja"
Tanpa pikir panjang Arkana langsung mematikan telefon itu dan ber pamitan kepada teman temannya untuk pergi ke rumah sakit Permata
Dalam perjalanan hati Arkana tidak tenang, ia terus memikirkan bagaimana nasib adik nya dan berusaha meyakinkan jika itu semua penipuan
Ia tidak mau jika harus kehilangan adik satu satunya
Arkana buru buru menuju ruang operasi yang sempat di beritahu oleh polisi tadi, di sebelah ruangan itu ia melihat ada orang tua Elvano
"Tante sama om kok disini?" tanya Arkana
"Elvano nak ..."
Tunggu? Elvano juga mengalami kecelakaan?
"Elvano kenapa?" tanya nya panik
"Kecelakaan Arkan.."
Berarti waktu itu Aziel sedang bersama Elvano..
Arkana terus berusaha menyingkirkan pikiran berburuk sangka itu, namun rasanya ia ingin menyalahkan Elvano karena sudah membuat adiknya mengalami kecelakaan seperti ini
Aziel terbangun, namun rasanya ada yang berbeda dari tubuhnya
Ia merasa seperti melayang? Tubuhnya juga tidak merasakan sakit sama sekali hatinya sangat tenang bahkan ia tidak merasakan kekhawatiran sama sekali
Tempat yang ia lihat kini juga bukan seperti dunia biasanya
Seisi tempat itu berwarna putih, tempat nya indah sekali banyak bunga matahari yang mekar di sepanjang jalan, air susu yang mengalir deras di sungai
Seluruh orang disitu berpakaian jubah putih yang sangat indah dan bercahaya, sangat damai dan tentram
Aziel terlalu fokus menikmati pemandangan yang ia lihat sampai tidak sadar ada, malaikat? Di depannya
"Selamat datang"
"Ini dimana?"
"Apa kamu suka tempat ini?"
Aziel mengangguk, tak berbohong ia ingin tinggal di tempat itu saja rasanya
"Aku beri kamu dua pilihan, kamu ingin menyelamatkan temanmu bernama Elvano atau menyelamatkan nyawa mu sendiri atau kalian berdua selamat namun salah satu dari kalian mengalami kecacatan?"
Tanpa pikir panjang Aziel menjawab
"Selamatkan nyawa teman saya saja, Elvano"
"Kenapa kamu memilih menyelamatkan nyawa temanmu?"
"Dia masih punya harapan untuk hidup, sedangkan saya? Haha saya sudah dirusak hidup saya sudah hancur lagian orang tua saya akan lebih bahagia jika tidak ada saya"
"Intinya dia lebih berhak untuk hidup"
"Haha malang sekali nasib mu nak, jika itu pilihan mu maka nantinya kamu tidak akan melihat orang orang yang kamu sayangi lagi apa kamu yakin?"
"Tidak apa, saya tetap bisa melihat keadaan mereka dari sini kan?"
Malaikat itu tersenyum
To be continued
Comment and vote, don't be a silent reader!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓
Teen Fiction𝗔𝘇𝗶𝗲𝗹 𝗦𝗮𝗺𝘂𝗱𝗲𝗿𝗮 ... anak yang tidak pernah mengeluh tentang masalah berat yang ia alami, sebanyak apapun, seberat apapun masalah yang ia alami ia tidak akan cerita ke siapapun Tapi beruntung nya ia di pertemukan sosok seperti 𝗘𝗹𝘃𝗮𝗻�...