Chapter 54

387 26 2
                                    

"Ma, aku udah boleh jenguk Aziel kan?"

"Boleh sayang" Aneisha tersenyum, namun dalam hatinya ia juga bingung untuk memberitahu anaknya bahwa sahabatnya itu sudah tiada

Tepat hari ke empat belas, Elvano juga sudah boleh pulang dari rumah sakit

Elvano sangat bersemangat dan tak sabar untuk melihat Aziel, baru beberapa hari rasanya sudah sangat rindu

Aneisha mengajak Elvano untuk masuk ke dalam mobil, Elvano tidak curiga apapun ia kira Aziel sudah berada di rumah dan Aneisha akan mengantarkan nya menuju rumah Aziel

Dalam perjalanan yang hening akhirnya Aneisha membuka suara

"El, ini ada surat dari Aziel kamu baca pas udah ketemu dia aja ya"

Elvano mengambil amplop yang berisi kan surat yang tidak ia ketahui isinya itu

Hati Elvano tidak tenang ketika Aneisha memarkirkan mobilnya di lahan sebelah kuburan

"Loh ma, kok ke kuburan?"

Aneisha hanya diam dan mencari baru nisan yang bertuliskan nama Aziel

Elvano masih bingung, ia harus ber positif thinking. Tidak mungkin kan Aziel akan meninggalkan dirinya?

Aneisha berhenti di depan makam yang tanahnya masih basah, bunga yang ditaburkan juga masih segar

Sepertinya orang itu baru saja dimakamkan, pikir Elvano

Ia baca nisan di makam itu

Aziel Samudera .... tunggu

Elvano membaca ulang nama itu, dan melihat tanggal lahir di batu nisan itu

Aziel Samudera .... 14-07-20** dikuburkan pada 13-07-2024

Kaki Elvano langsung melemas, seketika air mata berlinang membasahi kedua pipinya

Ia memeluk batu nisan itu

"Zi ... lo beneran ninggalin gue?"

"Gue semalem mimpiin lo, di mimpi itu gue ngobrol sama lo tentang bunga kamboja apa lo sengaja bahas bunga kamboja biar gue kasih kamboja yang banyak di makam lo?"

"Di mimpi itu gue juga liat senyum lo yang paling cerah dan indah selama yang pernah gue lihat dan ternyata itu senyuman terakhir buat gue ya? Haha"

"Gue juga mimpi main petak umpet sama lo, di akhir mimpi itu lo tanya gue 'baru juga gue hilang beberapa menit, kalo gue hilang buat selama lamanya gimana?'  Jawaban nya gue bakal larang lo Zi tapi belum juga gue larang lo nya udah pergi duluan" Elvano tertawa miris

"Sakit banget ya di dunia? Makanya lo lebih milih buat hidup di atas sana, gue mau sedih tapi kalo memang di atas sana lo udah ga ngerasain sakit dan bisa bahagia disana gue ikut bahagia"

Elvano memandangi amplop yang diberikan Aneisha tadi, ia membuka amplop yang berisikan surat itu

Percikan percikan hujan mulai jatuh membasahi tanah, detik demi detik hujan bertambah deras begitu pun air yang mengalir di mata Elvano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Percikan percikan hujan mulai jatuh membasahi tanah, detik demi detik hujan bertambah deras begitu pun air yang mengalir di mata Elvano

Dadanya sangat sesak ketika melihat isi surat itu, ia membayangkan bagaimana Aziel berbicara dan mengomel kepada dirinya

Dan tunggu? Aziel mendonorkan jantung untuknya? Elvano sangat terkejut dengan hal ini

"Zi, hati lo terbuat dari apasih? Gue ga pernah minta lo buat donorin jantung lo ke gue tapi lo dengan cuma cuma kasi jantung itu buat gue, dunia emang jahat banget ya buat orang sebaik lo"

"Mungkin kalo di dunia ini kita gabisa bahagia bareng maybe in another life ya Zi?"

Elvano menghela nafas panjang, ternyata menangis juga melelahkan.

Bisa dipastikan bahwa setelah ini mata Elvano akan sembab dan bengkak dalam beberapa hari

"Ini seriusan gue udah gabisa liat lo lagi ya? Gue udah gabisa denger suara lo, gue gabisa liat senyum lo yang mahal itu, lo gabisa ngomelin gue pas ngerokok haha bercanda kok janji deh gue sekarang udah ga akan ngerokok lagi"

Janji ya!

"Haha, bahkan dengan jarak kita yang jauh banget gue masih bisa denger suara lo Zi"

Elvano tersenyum lebar ke arah makam Aziel, Elvano akan tetap menganggap bahwa Aziel itu masih hidup namun di dalam raganya

To be continued

Comment and vote, don't be a silent reader!

𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang