Chapter 31

493 29 0
                                    

Hari telah berlalu...

Kini matahari menampakan dirinya beserta dengan sinarnya

Arkana juga sudah bangun dari tidurnya

Sedangkan Elvano ia sudah pulang untuk mandi dan berganti pakaian

Arkana lapar jadi ia memutuskan untuk memesan makanan lewat aplikasi online

Sembari menunggu, Arkana mengecek badan Aziel karena kemarin malam badannya sempat demam

Ia menarik tangan Aziel untuk ia genggam supaya bisa merasakan demamnya

Tetapi ada sesuatu yang menarik perhatian nya

Ia melihat luka bakar Aziel

Itu karena lengan bajunya yang tertarik ke belakang jadi melihatkan luka bakar nya

Arkana menggulung lengan baju Aziel dan benar saja...

Ada luka bakar di area lengannya yang lain

'Kapan munculnya ni luka?'

'Kapan munculnya ni luka?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrtt..

Hp Arkana bergetar yang menandakan ada notif masuk

Makanan nya sudah sampai, ia pun segera berlari keluar rumah sakit untuk mengambil pesanannya

Kebetulan saat makanan nya sudah ia ambil, Arkana melihat Evano sedang memarkirkan motornya di parkiran

Arkana menghampiri Elvano

"Woi, nih gue beliin makanan" memang Arkana sengaja untuk membeli dua porsi bubur ayam untuk ia beri ke Elvano satu

"Wih makasih bro, kebetulan gue tadi ngidam bubur ayam" kebetulan atau enggak tadi memang tiba tiba Elvano menginginkan bubur ayam

"Rejeki anak soleh emang" lanjut Elvano sambil menarik sudut bibirnya

"Iya deh, serah lu" Arkana mengurungkan niatnya yang tadinya ia mau masuk ke dalam rumah sakit bersama Elvano

"Tunggu anjir" sedangkan Elvano masih sibuk membuka chin strap helm nya susah ia lepaskan sedari tadi

Arkana tidak menggubris perkataan Elvano

Ia pun segera mengejar Arkana yang masuk ke dalam

Kini Arkana dan Elvano sudah tiba di ruang Aziel

Aziel bukannya belum sadar tapi ia masih ingin tidur..

Arkana meletakkan plastik berisi bubur ayam itu di meja lalu membuka bungkus makanan itu

"Anjir ga dikasi sendok dong" Elvano mencari cari sendok yang seharusnya ada di bungkus bubur ayam itu tapi ia tidak melihat nya sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir ga dikasi sendok dong" Elvano mencari cari sendok yang seharusnya ada di bungkus bubur ayam itu tapi ia tidak melihat nya sama sekali

"Aelah" Arkana berdecak kesal

"Yaudahlah gue minjem di kantin aja" Elvano akhirnya menuju kearah kantin untuk meminjam sendok

Setelah meminjam sendok dari kantin Elvano segera menuju ruangan Aziel karena ia sudah lapar sekali

"Nih sendoknya" Elvano mengacungkan satu sendok kearah arkana lalu langsung melahap bubur ayam nya

"Oke thanks" kata Arkana lalu juga ikut melahap bubur ayam nya, sedangkan Elvano hanya mengangguk kan ucapan Arkana

Hanya hitungan beberapa menit bubur ayam mereka sudah habis, apalagi punya Elvano benar benar hampir tidak tersisa sedikit pun

"Enak banget bubur ayam nya, beli dimana lo?" Tentu saja Elvano penasaran dengan toko bubur ayam itu karena ia menyukainya

"Pesen lewat gojek gue, asal beli aja yang buburnya paling murah" memang saat itu Arkana membeli yang paling murah karena menurut nya semua rasa bubur ayam sama saja

"Murah tapi kualitas nya ga murahan anjay" kata Elvano sambil membentuk jarinya berbentuk metal

"Alah perasaan sama aja kaya bubur ayam lainnya"

"Beda anjir ini tuh kaya dikasi bumbu rahasia gitu"

"Itu karena lo lagi laper makanya enak"

Elvano nyengir, ada benarnya juga kata Arkana

To be continued

Comment and vote, don't be a silent reader!

𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang