Hari telah berlalu...
Kini matahari menampakan dirinya beserta dengan sinarnya
Arkana juga sudah bangun dari tidurnya
Sedangkan Elvano ia sudah pulang untuk mandi dan berganti pakaian
Arkana lapar jadi ia memutuskan untuk memesan makanan lewat aplikasi online
Sembari menunggu, Arkana mengecek badan Aziel karena kemarin malam badannya sempat demam
Ia menarik tangan Aziel untuk ia genggam supaya bisa merasakan demamnya
Tetapi ada sesuatu yang menarik perhatian nya
Ia melihat luka bakar Aziel
Itu karena lengan bajunya yang tertarik ke belakang jadi melihatkan luka bakar nya
Arkana menggulung lengan baju Aziel dan benar saja...
Ada luka bakar di area lengannya yang lain
'Kapan munculnya ni luka?'
Drrtt..
Hp Arkana bergetar yang menandakan ada notif masuk
Makanan nya sudah sampai, ia pun segera berlari keluar rumah sakit untuk mengambil pesanannya
Kebetulan saat makanan nya sudah ia ambil, Arkana melihat Evano sedang memarkirkan motornya di parkiran
Arkana menghampiri Elvano
"Woi, nih gue beliin makanan" memang Arkana sengaja untuk membeli dua porsi bubur ayam untuk ia beri ke Elvano satu
"Wih makasih bro, kebetulan gue tadi ngidam bubur ayam" kebetulan atau enggak tadi memang tiba tiba Elvano menginginkan bubur ayam
"Rejeki anak soleh emang" lanjut Elvano sambil menarik sudut bibirnya
"Iya deh, serah lu" Arkana mengurungkan niatnya yang tadinya ia mau masuk ke dalam rumah sakit bersama Elvano
"Tunggu anjir" sedangkan Elvano masih sibuk membuka chin strap helm nya susah ia lepaskan sedari tadi
Arkana tidak menggubris perkataan Elvano
Ia pun segera mengejar Arkana yang masuk ke dalam
Kini Arkana dan Elvano sudah tiba di ruang Aziel
Aziel bukannya belum sadar tapi ia masih ingin tidur..
Arkana meletakkan plastik berisi bubur ayam itu di meja lalu membuka bungkus makanan itu
"Anjir ga dikasi sendok dong" Elvano mencari cari sendok yang seharusnya ada di bungkus bubur ayam itu tapi ia tidak melihat nya sama sekali
"Aelah" Arkana berdecak kesal
"Yaudahlah gue minjem di kantin aja" Elvano akhirnya menuju kearah kantin untuk meminjam sendok
Setelah meminjam sendok dari kantin Elvano segera menuju ruangan Aziel karena ia sudah lapar sekali
"Nih sendoknya" Elvano mengacungkan satu sendok kearah arkana lalu langsung melahap bubur ayam nya
"Oke thanks" kata Arkana lalu juga ikut melahap bubur ayam nya, sedangkan Elvano hanya mengangguk kan ucapan Arkana
Hanya hitungan beberapa menit bubur ayam mereka sudah habis, apalagi punya Elvano benar benar hampir tidak tersisa sedikit pun
"Enak banget bubur ayam nya, beli dimana lo?" Tentu saja Elvano penasaran dengan toko bubur ayam itu karena ia menyukainya
"Pesen lewat gojek gue, asal beli aja yang buburnya paling murah" memang saat itu Arkana membeli yang paling murah karena menurut nya semua rasa bubur ayam sama saja
"Murah tapi kualitas nya ga murahan anjay" kata Elvano sambil membentuk jarinya berbentuk metal
"Alah perasaan sama aja kaya bubur ayam lainnya"
"Beda anjir ini tuh kaya dikasi bumbu rahasia gitu"
"Itu karena lo lagi laper makanya enak"
Elvano nyengir, ada benarnya juga kata Arkana
To be continued
Comment and vote, don't be a silent reader!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓
Teen Fiction𝗔𝘇𝗶𝗲𝗹 𝗦𝗮𝗺𝘂𝗱𝗲𝗿𝗮 ... anak yang tidak pernah mengeluh tentang masalah berat yang ia alami, sebanyak apapun, seberat apapun masalah yang ia alami ia tidak akan cerita ke siapapun Tapi beruntung nya ia di pertemukan sosok seperti 𝗘𝗹𝘃𝗮𝗻�...