Chapter 14

617 28 2
                                    

Sama seperti biasanya ketika pulang sekolah Aziel pasti bekerja terlebih dahulu

"Lo mau kerja?" Elvano menghampiri Aziel yang tengah membereskan barang barangnya

Aziel menatap Elvano ternyata disitu juga ada Angkasa dan teman teman Elvano yang lain

Aziel hanya mengangguk kan ucapan Elvano

"Oh" hanya itu yang keluar dari mulut Elvano

Elvano dan teman teman nya pun meninggalkan Aziel yang masih memasukkan barang barangnya ke tas

Aziel melirik jam tangannya

Kini jam menunjukkan 16:56 sedangkan shift kerjanya hari ini masuk pukul 17:20 sampai 23:00

Aziel segera berlari menuju tempat kerjanya


Sesampainya di tempat kerja ia langsung disambut dengan pesanan pesanan yang harus diantar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di tempat kerja ia langsung disambut dengan pesanan pesanan yang harus diantar

Aziel segera memberikan pesanan itu ke pengunjung

Aziel menuruti semua perintah yang diberikan seniornya

"Zi, tolong lap in meja"

"Zi, anterin ni pesenan"

"Ziel, pel in lantainya" emang seperti itu sifat seniornya yang bertanya seniornya bekerja jadi apa sih? sama ia juga pelayan dan kasir cuma gajinya lebih gede dan kerjanya lebih lama dari Aziel ia juga lebih dipercaya sama bosnya

"Iya" setiap suruhan Aziel pasti mengiyakan ia tidak berani untuk menolak sedangkan senior nya itu hanya bersantai menunggu di kasir padahal ia juga pelayan

"Iya" setiap suruhan Aziel pasti mengiyakan ia tidak berani untuk menolak sedangkan senior nya itu hanya bersantai menunggu di kasir padahal ia juga pelayan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul sebelas malam artinya Aziel sudah bisa pulang

"Aziel, ini gaji kamu" bosnya memberikan amplop yang berisikan uang

"Hah?" Aziel tidak menyadari jika ini sudah hari gajiannya

"Ini saya tambahin bonus ya buat kamu, soalnya saya liat kerja kamu bagus" bosnya memegang tangan Aziel sambil memberikan amplop itu

"Makasih bos, makasih banyak" Aziel menunduk sedikit lalu tersenyum

"Iya sama sama, dipertahanin ya diperkembang juga kalo bisa kerjanya" bosnya meninggalkan Aziel yang masih tersenyum


Setelah diperbolehkan pulang ia langsung menuju rumahnya tidak lupa ia membelikan beberapa lauk pauk untuk makan keluarga nya dirumah

Tok! tok! tok!

Aziel sudah sampai didepan pintu rumahnya dan ia pun langsung membuka pintu rumah nya

Disitu ia melihat mama papanya yang sedang duduk di ruang tamu sambil mengemil beberapa cemilan

"Tadaaa" Aziel mengangkat makanan itu lalu meletakkan di meja tamu

"Ini apa Ziel" tanya mamanya

"Ini lauk buat makan, aku beliin martabak telor kesukaan mama yang spesial" senyum lebar muncul dari wajah Aziel

"Aku juga beliin bakso kesukaan papa" Aziel emang sangat mengerti tentang keluarganya

"Kamu dapet uang dari mana?" raut wajah papanya sedikit marah karena ia kira anak nya menghasilkan uang dari pekerjaan haram

"Emm" Aziel terdiam sejenak

Ya, memang keluarga nya tidak tau jika Aziel bekerja orang tuanya juga sering bertanya kenapa Aziel selalu pulang malam tapi Aziel selalu menjawab untuk kerja kelompok

"Jawab Aziel!" mood Aziel berubah karena bentakan dari papanya

"Aku kerja pa" cepat atau lambat orang tuanya akan tau kan?

"Kerja apa hah?! judi?" Aziel sangat tidak menyangka papanya akan mengucapkan kata kata itu

"Pa? aku kerja part time pa, kenapa papa mikirnya gitu?" Aziel kira tadi ia akan bisa makan bersama kedua orang tuanya itu sambil mengobrol dan bercanda nyatanya ekspektasi nya yang terlalu tinggi

"Oh, salah sendiri kamu pulang malem malem terus papa kan jadi mikirnya gitu"

Tanpa menjawab perkataan papanya, Aziel langsung masuk ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di kasur, ia sangat lelah sekarang sampai sampai menangis saja sudah tidak kuat

"Pa kamu bisa ga sih jangan terlalu kasar sama Aziel? itu juga anak kita pa, anak kita bukan cuma Arkana doang" memang sedari kecil anak kesayangan papa Aziel itu hanya Arkana


"Dia anak cowo, jadi harus papa gituin biar kuat" Aziel yang mendengar itu di kamar nya ingin sekali membantah perkataan ayah nya itu tapi... membantah pun tidak ada gunanya

To be continued

Comment and vote, don't be a silent reader!

𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang