Chapter 29

415 19 1
                                    

Kini Elvano dan Arkana sedang duduk di bangku taman rumah sakit


"Bapa gue itu gampang marah jadi kalo lo mau ngasi tau Aziel gini yang ada malah lo di gebukin juga" Arkana langsung to the point

"Perasaan muka bapa lo baik deh"

"Ya emang, cuma hatinya ga, asal lo tau nih ya"

Kenapa terkesan seperti ghibah ya..

"Aziel itu kaya sumber uang bapa gue, dari dulu Aziel disuruh kerja padahal masih umur sepuluh tahun, kalo Aziel gamau kerja pasti bakalan di pukul sama ga di kasi makan"

"Lah kenapa ga lo aja yang kerja?"

"Maunya sih gitu cuma dulu gue ini penyakitan, gampang demam lah pilek, batuk makanya ortu gue jadi lebih perhatian dan sayang sama gue"

Jujur saja Elvano cukup kaget mendengar perkataan Arkana

"Gue ngomong gini biar lo kasi kebahagiaan ke adek gue ya soalnya kasian dia dari kecil gapernah dapet kebahagiaan"

"Pasti bang, gue usahain"

"Gue sempet mikir deh, kok bisa ya dia masih senyam senyum depan gue berasa orang paling bahagia padahal dari masa lalu nya aja udah ga bahagia"

"Adek lo hebat berarti"

"Hebat hebat gitu masa ga cape ya"

Elvano hanya terdiam ia juga ikut memikirkan ucapan Arkana

"Liat Aziel lagi yuk, gue kangen" Elvano memutuskan untuk menemani Aziel saja daripada berdiam diam yang nantinya ia akan menangis lagi

"Liat Aziel lagi yuk, gue kangen" Elvano memutuskan untuk menemani Aziel saja daripada berdiam diam yang nantinya ia akan menangis lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkan mengikuti Elvano yang menuju ruangan Aziel

Nyatanya ketika mereka berdua telah memasuki ruangan Aziel yang ada malah Elvano melihat mata Arkana yang memerah seperti menahan tangis

"Nangis nangis aja kali bang"

Tess

Walaupun tidak deras Arkana cukup lega

"Aghh"

Jantung Elvano mulai kumat lagi

"El, lo kenapa" Arkana panik karena Elvano seperti merintih kesakitan dan meremat dadanya kuat kuat

"Woi, kenapa lo" Arkana ditambah panik karena Elvano tidak menjawab pertanyaan nya

Elvano ingin menjawab tapi membuka mulutnya saja tidak kuat apalagi mengeluarkan suara

Entah kenapa tubuhnya benar benar seperti tidak ada energi nya

Akhirnya Arkana pun memanggil dokter dan Elvano di rangkul untuk menuju keruang rawat

Mereka kini sudah diruang rawat

Elvano sedang diperiksa dan diberi obat oleh dokter disitu

Setelah diberi obat rasa sakit Elvano mulai mereda

"Penyakit jantung kamu udah parah"

Arkana yang mendengar itu ingin menanyakan banyak hal ke Elvano tapi ia tahan dulu

"Iya dok saya udah tau ... bisa disembuh in ga ya kira kira?"

"Kemungkinan nya hanya sepuluh persen karena penyakit jantung kamu ini sudah stadium akhir jadi mungkin cara akhirnya jika kamu ingin hidup lebih lama ya transplantasi jantung"

"Oh begitu ya, makasi ya dok" lagi lagi transplantasi jantung

"Iya, tolong dijaga kesehatannya ini saya kasih obat pereda kalo kambuh minum ini biar meredakan sakitnya ya" dokter itu memberi 1 botol obat

"Makasi dok, kalo begitu saya pergi dulu" Elvano dan Arkana keluar dari ruangan itu

"Lo ngerokok lagi ya El?" kini Elvano sudah bisa menanyakan hal yang sedari tadi ia tahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngerokok lagi ya El?" kini Elvano sudah bisa menanyakan hal yang sedari tadi ia tahan

"Engga bang sumpah, gue nyentuh rokok aja udah engga"

"Terus kok bisa penyakit lo tambah parah ya"

"Nah itu gue gatau bang, padahal gue udah ngga ngerokok dah ga minum alkohol tapi mungkin takdir gue begini bang"

"Udah jangan sedih, gue bakal doain lo biar lo bisa sembuh"

"Bangg, gue jadi tambah sayang deh sama lo" Elvano menggandeng tangan Arkana sambil tersenyum manja

"Kumat deh lebay nya" Arkana tersenyum tipis melihat tingkah Elvano itu

To be continued

Comment and vote, don't be a silent reader!

𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang