Chapter 55

368 23 2
                                    

"El? Lo udah sembuh?"

"Udah bang, kenapa?"

"Bisa ketemu gue di cafe yang biasa kita nongkrong itu?"

"Bisa bang, gue otw sekarang"

Elvano memutus sambungan telepon itu dan segera melajukan motornya menuju ke tempat yang di janjikan

Sampai di tempat itu, Elvano langsung menemukan Arkana yang sedang duduk dengan satu gelas berisi americano di depannya

"Ada apaan bang?"

"Sebelum lo bawa Aziel, lo jemput dia dimana?" tunggu .... Elvano jadi mengingat tingkah bejat Caesar bangsat itu

"Sebenernya Aziel-"

"Ngalamin kekerasan seksual kan?" belum Elvano selesaikan ucapannya Arkan sudah menyela dengan jawaban yang ingin ia ucapkan

"Kok lo tau bang"

"Dari hasil otopsi. Siapa yang ngelakuin?"

"Caesar"

"Tunjukkin ke gue yang mana orangnya"

"Lo mau ngapain emangnya?"

"Gue habisin, bisa bisanya dia kaya gitu sama adik gue"

"Gue ikut!" jawaban Elvano ternyata tidak sesuai dengan apa yang Arkana kira, Arkana kira Elvano akan mencegah atau melarang dirinya

"Mau kapan?"

Sudah satu minggu Elvano menjalani penyembuhan di rumahnya, dan sekarang hari senin ia sudah bisa mulai sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu minggu Elvano menjalani penyembuhan di rumahnya, dan sekarang hari senin ia sudah bisa mulai sekolah

"Woi, Elvano! Gue kangen banget sama lo!" baru saja masuk kelas Angkasa sudah meneriaki nya dan memeluk tubuh Elvano dengan erat

"Aelah baru beberapa minggu juga"

"Beberapa minggu pala lo! Lo gapapa kan atau masih ada yang sakit? Ngomong ke gue ya kalo ada yang sakit!" entah sejak kapan Angkasa menjadi cerewet seperti ini, sejak dulu sih sebenarnya tapi hari ini ia cerewet sekali

"Iya iya"

Rasanya sekolah saat ini sudah beda dengan dulu, Elvano sangat merasakan nya

Biasanya waktu ia masuk ke kelas seperti ini ia melihat Aziel yang sedang duduk di bangku nya sambil membaca baca buku namun sekarang tempat duduk itu di biarkan kosong, bangku itu pasti akan sangat merindukan penghuni nya

"Btw El gue mau tanya ... Aziel beneran meninggal ya?"

"Iya, noh yang bikin Aziel meninggal" Elvano menunjuk ke arah Caesar

"Maksud lo apa anjing? Bukan nya lo yang bawa dia sampe kecelakaan?" Caesar tentu tak terima, ia menghampiri Elvano

Flashback

Caesar yang baru sampai di rumah pun terkejut dan panik ketika melihat Aziel tidak ada di kamar nya

Apa Aziel bisa kabur di saat saat seperti itu?

Bodoh nya Caesar juga tidak kepikiran untuk mengunci pintu rumahnya

Caesar pun melajukan motornya dan mengelilingi daerah daerah dekat rumahnya untuk menemukan Aziel

Namun jalanan yang tak jauh dari rumahnya sangat macet, bagaimana Caesar bisa mencari Aziel jika terjebak macet seperti ini

Karena kesal Caesar berjalan ke depan sampai ia menemukan penyebab macet itu

'Aziel? Elvano?' gumam Caesar terkesiap melihat Aziel dan Elvano yang sudah terbaring di aspal juga darah yang bercucuran di jalanan dan motor Elvano yang sudah terpental jauh

Caesar tidak ada niatan untuk membantu ia malah menghampiri motornya yang ia tinggal di pinggir jalan lalu pergi dari situ

"Tapi lo yang ngelecehin dia bangsat!"

Seisi kelas tiba tiba menjadi hening mendengar ucapan Elvano

"Haha, lo punya bukti?"

"Bajingan!"

Elvano tanpa basa basi langsung menghantam wajah Caesar keras, ia sangat benci dengan orang menyebalkan seperti itu

Caesar hanya menyeringai tanpa ingin membalas

"Kenapa ga bales? Sadar kan kalo lo yang ngelecehin Aziel?"

"Ngapain bales? Gue ga salah kok dan gue ga merasa ngelakuin itu juga"

Emosi Elvano memuncak, ia menendang meja yang ada di depannya lalu pergi meninggalkan kelas menuju balkon sekolah menurutnya berbicara lama lama dengan Caesar bisa membuatnya darah tinggi

Ketika Elvano melangkahkan kakinya ke balkon semilir angin langsung meniup helaian rambut Elvano, Elvano jadi rindu ketika pertama kali bertemu Aziel di balkon

Ia mendongak ke atas, ke langit yang sangat biru dan cerah

Langit hari ini sangat indah menurutnya

"Zi, setiap sudut sekolah ada kenangan nya kita berdua gimana bisa gue ga kangen sama lo"

Angin menghembus ke telinga Elvano, rasanya angin itu sangat dekat dengan telinga nya seperti ada seseorang yang meniup

"Zi? Lo disini ya"

Elvano tersenyum, baru kali ini ada orang yang diberi tanda tanda oleh alam lain bukannya takut malah senang

"Tenang aja Zi, gue bakal balesin dendam lo"

To be continued

Comment and vote, don't be a silent reader!

𝐀𝐳𝐢𝐞𝐥 [𝘤𝘢𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦?] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang