22. Liam's anger

674 69 0
                                    

Saat Liam bangun, ia sedikit terkejut karena keadaan bus sepi. Ia menoleh kebawah, ada jaket Denzel yang menutupi tubuhnya. Ia menoleh keseliling, apakah sudah sampai makannya mereka semua sudah turun? Tapi kenapa Denzel tidak membangunkannya?

Liam menyingkirkan jaket Denzel dari tubuhnya, melipatnya asal dan meletakkannya di bangku Denzel. Liam berjalan kearah pintu bus belakang, saat akan berjalan menuruni anak tangga ada Reyden yang tengah naik ingin masuk ke dalam bus.

Liam langsung mendengus malas, ia memutar balik badannya dan ingin keluar lewat pintu sisi depan bus. Namun sebelum ia berjalan, lengannya sudah di tarik oleh Reyden membuatnya kembali menoleh.

"Apaansi? Gausah megang - megang gue! Najis" Liam berusaha menarik tangannya, namun genggaman Reyden terlalu kuat.

"Gue penasaran, lo emang pura - pura bego? Atau bego beneran?" Liam semakin naik pitam dengan kata - kata itu, entah apa maksud anak di depannya ini. Yang pasti ia selalu berkata aneh.

"Maksud lo apa? Lepasin!" Ucap Liam berusaha menarik tangannya. Liam merasakan genggaman Reyden di tangannya malah semakin kuat saat ia mencoba melepaskannya.

"Ngapain lo berdua?" Kedua orang itu menoleh, Liam sangat terkejut mendapati Kaiza yang berdiri di sisi depan bus. Kaiza berjalan ke arah dua orang itu dengan sleepy eyesnya seperti biasa.

"Gaada, Liam mau jatoh. Gue bantu pegangin aja, tapi dia malah marah" Ucap Reyden dengan ekspresi yang begitu meyakinkan, membuat Liam terbelalak menatap ke arahnya. Kenapa anak itu sangat mudah ber-akting?

Kaiza hanya mengangguk, ia lalu menatap ke arah Liam. Memandangi wajah anak itu yang tengah kesal menatap Reyden.

"Mau turun?" Tanya Kaiza, Liam menoleh bingung pada siapa ia bertanya?

"Mau turun ga?" Tanyanya sekali lagi, Liam menoleh ke arah Reyden yang tengah menatap ke arahnya juga.

"Lo nanya gue?" Kaiza menghela nafas, anak di depannya ini entah polos atau bodoh. Kaiza langsung menarik tangan anak itu turun dari bus.

"Ehh..? Kai? Pelan - pelan" Liam berusaha mengimbangi langkah Kaiza yang terlihat santai, namun ternyata begitu cepat.

Liam mengangkat pandangannya untuk melihat ke arah sekitar, ternyata mereka baru di rest area. Ia pikir mereka sudah sampai di tempat camping.

"Kai? Liat temen - temen gue ga?" Namun bukannya menjawab Kaiza hanya menunjuk kesuatu arah dengan dagunya.

Liam langsung menoleh ke arah yang di tunjuk, ternyata teman - temannya sudah duduk di meja makan bersama dengan teman - teman Kaiza. Kenapa mereka tidak mengajaknya?

"Lah? Yam? Kok bareng Kaiza?" Ucap Keenan yang bingung tiba - tiba mereka datang berdua.

"Lah iya? Bukannya tadi kaiza ke toi--"

"Lo mau makan apa?" Potong Kaiza yang bertanya dengan Liam.

"Hah? Eee... Apa ya?" Liam langsung menolah kesana - kemari, untuk mencari menu apa yang bisa dipesan. Pasalnya ia tidak bisa berfikir sekarang, baru bangun tidur juga.

"Nasi goreng aja deh" Liam sudah merasa buntu karena tidak tahu ingin memesan apa. Kaiza hanya mengangguk dan berdiri beranjak dari sana.

Satu meja dibuat bingung dengan tingkah Kaiza, pertama karena ia izin akan ke toilet namun ketika kembali ia sudah membawa Liam. Dan sekarang, dia sedang berjalan memesankan makanan untuk Liam? Apa anak itu tengah sakit?

Semua orang di meja itu hanya bingung menatap punggung Kaiza, sedangkan Liam malah bingung menatap mereka semua. Ia masih me-loading apa yang sebenernya terjadi.

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang