45. Kaiza And Leon

740 74 3
                                    

"Kai, lo di suruh ngambil les kan kemaren? Masuk ke les yang bareng gue aja, mau?" Tanya Kanaya, mereka bertiga sedang berjalan menuju gerbang utama karena sudah jam pulang.

"Ada sosmed atau infonya?" Tanya Kaiza, Kanaya langsung mengangguk.

"Nanti gue shere ke lo"

"Guys!" Elenna menghentikan kedua temannya, ia menunjuk ke suatu arah dengan dagunya agar kedua temennya melihat.

Kaiza dan Kanaya langsung menoleh, dan saat itu seperti ada sesuatu yang menghantam dada Kaiza. Disana Liam sedang berdiri dengan adik kelas yang akhir - akhir ini memang sedang dekat dengannya. Mereka tertawa dan terlihat sangat bahagia.

Kaiza memilih jalan lebih dulu berusaha menghiraukannya, padahal ia merasa sangat ingin menarik Liam dari sana. Sepertinya memang mereka sedang menguji kesabaran Kaiza, kenapa mereka harus berdiri di dekat pintu masuk parkiran? yang membuat Kaiza harus melewati keduanya.

Kaiza berusaha mengontrol dirinya, ia tidak melihat ke arah Liam sekilas pun karena tidak ingin lepas kendali. Jujur ia rindu sosok itu, tapi ia harus menahan dirinya. Dilihat - lihat pun Liam terlihat lebih bahagia dengan perempuan itu.

Kaiza menjalankan motornya meninggalkan area sekolah begitu saja, ia yakin ini akan segera berakhir dan Liam akan kembali kepadanya.

Diperjalanan Kaiza berusaha tidak memikirkan Liam, namun entah mengapa Liam enggan pergi dari fikirannya. Sampai tiba - tiba lamunannya di atas motor tersadar dengan suara ponselnya yang berdering.

Kaiza menepikan motornya terlebih dahulu untuk mengangkat telepon itu, ia sedikit mengernyit kenapa Leon menelfonnya?

'Kai? Tolongin please? Motor gue bocor jir, gue gatau ini dimana' Kaiza melihat jam sebentar, ia berfikir sejenak. Ia tidak mungkin menolak membantu Leon karena anak itu sedang kesusahan, tapi ia juga sudah berjanji dengan Papanya akan pulang tepat waktu karena sehabis ditegur.

Pasalnya Kaiza akhir - akhir ini terus pulang hingga larut malam tanpa izin dengan orang tuanya, Kaiza pikir itu tidak masalah. Karena orang tuanya tidak akan mencemaskannya, namun kemarin tiba - tiba Papanya menegur membuatnya harus terpaksa menuruti perintah Papanya yang menyuruhnya pulang lebih tepat waktu.

'Kaii?'

"Iya, lo sherelock aja nanti" Ucap Kaiza lalu mematikan ponselnya. Tidak apakan melanggar sesekali? Toh ini untuk membantu orang.

-

"Kaiza?! Sumpah gue udah helpless banget tadi. Mana belum punya kenalan yang bisa di mintain tolong disini" Ucap Leon dengan wajah yang benar - benar merasa lega dengan adanya kehadiran Kaiza.

"Lo ngapain ke daerah sini?" Ucap Kaiza karena memang itu daerah yang cukup sepi, jarang ada warung atau apapun di sekitarnya.

"Tadinya mau kerja kelompok, tapi tiba - tiba motor gue kaya gaenak dibawa. Tau - tau ban depannya bocor" Kaiza bantu melihat ban depan motor Leon. Ia lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Kenapa?"

"Biar anggota om gue ambil" Leon pun mengangguk setuju, untungnya ada Kaiza. Jika tidak, mungkin Leon sudah seperti anak hilang disini sendirian.

"Kok lo ga bareng cowo lo?"

"Putus"

"Hah?! Jangan ngaco lo, baru juga kemarin kenalan sama gue" Leon mendorong pelan bahu Kaiza, membuat sang empu menatap Leon malas.

"Beneran?" Kaiza memilih menatap ban motor Leon dibanding menjawab pertanyaan itu.

"Lo apain si?"

"Ga gue apa - apain" Leon memicing matanya curiga kepada Kaiza.

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang