31. Unexpected

636 72 4
                                    

"Eh? Ini Honda CB1100EX Kan?!" Kaiza terkejut ketika Papi Liam mendekat dan melihat motornya dengan kagum. Ia mengelus tengkuknya.

"I-Iya Om" Ucapnya canggung, dia pikir ia akan kena amuk seperti hari lalu saat Papinya menjemput Liam di area kemah.

"Wihh gila! Speed berapa nih?" Ucapnya masi melihati motornya, Liam turun dari motor Kaiza mulutnya sedikit terbuka karena keheranan. Ada apa dengan Papinya itu?

"210 km/jam Om, kurang lebih"

"Oh iya? Worth it lah buat jalan jalan santai gitu? Sunmori, satmori, nighride?"

"Menurut saya, kalo perjalanan jauh gitu kurang si om. Soalnya kan tangkinya di depan, jadi keadaan bawa motor juga agak bungkuk gitu. Pegel om kalo jauh" Jelas Kaiza panjang lebar, membuat Liam semakin membuka mulut lebar terheran - heran.

"Bener juga kamu, tapi ka--"

"Heh! Kalian ini, liat jam udah mau maghrib! Malah ngobrol di luar, kalau ada tamu tuh diajak masuk Pi!" Omel Mami Liam ketika melihat mereka bertiga malah asik mengobrol, padahal matahari sudah hampir tenggelam sepenuhnya.

"Oh iya - iya! Masuk dulu kamu! Siapa namanya?"

"Kaiza Om"

"Nah itu, masuk - masuk" Mavrendra sampai membuka lebar pebar pagar rumahnya agar Kaiza masuk. Kaiza mau tidak mau harus masuk karena merasa tidak sopan jika menolak. Mavendra sudah lupa akan amarahnya ketika melihat motor Kaiza, sekarang ia sedang berlari kecil mengajak Kaiza masuk ke dalam rumah.

"Kamu kok diem? Ayo masuk ah! Jangan bengong udah mau maghrib ini" Ucap Michelle, membuat Liam sadar dan akhirnya berjalan masuk ke dalam.

-

"Jadi Kai, kamu emang demen motor klasik gitu apa gimana?" Kaiza menyesap tehnya dulu sebelum menjawab.

"Lumayan Om, soalnya dari dulu Papah sering gonta - ganti motor klasik. Jadi tau dari Papah"

"Oh ya?! Papah kamu motornya apa?"

"Papa makenya Cleveland Heist Om"
Mavrendra langsung membuka mulutnya lebar karena terkejut sambil memegang dahinya.

"Papa makenya Cleveland Heist Om"Mavrendra langsung membuka mulutnya lebar karena terkejut sambil memegang dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustration)

"Beneran? Om dulu mau banget beli itu! Tapi Maminya Liam larang terus" Ucapnya sedikit berbisik saat membicarakan Michelle, Mami Liam.

"Kalau kapan - kapan Om coba boleh?" Ucapnya lagi, sedari dulu dia sangat ingin membeli motor motor klasik itu. Namun Michelle melarangnya, karena ia pikir Mavrendra akan sangat jarang memakainya. Lelaki itu sudah sibuk bekerja kesana - kemari, tidak akan sempat mengurus motornya. Sayang saja jika di beli namun tidak di gunakan, karena Michelle dan Liam tidak memakai motor.

"Boleh sih Om, nanti saya bisa bawa yang punya Papa kalo Om mau" Ucapnya lagi membuat Mavrendra mengangguk senang.

"Terus kamu kalo ngurus ngurus motor gitu, dimana?"

"Bengkel Om saya, dia sumber koleksi motor - motor klasiknya Om. Makannya saya sama Papah make in motor klasik belinya dari dia semua"

"Oalah, Om kamu koleksi? Koleksi apa aja dia?"

"Banyak Om, moge klasik, motor - motor tua, pespa gitu juga ada tempat dia" Mavrendra semakin merasa tertarik.

"Kapan - kapan ajak Om kesana ya, Kai? Om mau liat liat, sekalian beli.. Tapi diem - diem aja" Ucap Mavrendra kembali berbisik dengan rencana jahatnya membuat Kaiza terkekeh kecil.

"Aman Om, kabarin aja kalo Om senggang" Mavrendra mengangguk senang.

"Minum - minum! Nikmati aja, sambil nunggu Istri saya masak. Nanti kita makan bareng" Kaiza buru - buru menggeleng.

"Eh? Gausah Om, tadi baru makan juga sama Liam"

"Alah udah, makan lagi.. Kamu belum nyoba masakan Istri sayakan? Pasti nagih!" Ucapnya antusias, membuat Kaiza mengelus tengkuknya canggung.

Sedangkan di sisi lain ada Liam dan Maminya yang melihat dari kejauhan dapur dengan heran. Maminya sedang sibuk mengelap ngelap piring dan gelas, sedangkan Liam yang sibuk mengusak rambutnya yang basah karena sehabis mandi.

"Ngomongin apa sih mereka? Asik banget" Ucap Liam

"Papi kamu tuh kalo udah bahas motor lupa dunia, liat aja tuh!"

"Kaiza juga, biasanya kalo ngomong singkat - singkat. Tapi pas bahas motor asik banget" Michelle dan Liam beradu pandang dengan bingung.

"Iyaya? Papi juga jadi ga marah, padahal kamu pulangnya sama Kaiza naik motor" Liam mengangguk setuju.

"Bahkan yang sama gojek aja Papi sampe rela gantiin anter jemput, sama Kaiza malah di ajak ngobrol" Mereka menggeleng - geleng melihat kelakuan Mavrendra.

"Bantu Mami dong, taroin itu makananya di meja makan. Biar Mami siapin piring gelasnya" Pinta Maminya dan Liam langsung mengangguk menuruti.

Kaiza menaruh satu - persatu makanan di meja makan, sambil sesekali melihat ke arah Kaiza yang berbincang dengan Papinya. Ia merasa senang sekaligus keheranan, kenapa bisa dua makhluk itu dengan cepat beradaptasi hanya karena perkara motor?

"Papi! Nak Kaiza, sini makan dulu! Udah siap nih" Ucap Michelle memanggil dengan nada lembutnya. Mavrendra langsung mengajak Kaiza untuk bergabung di meja makan.

"Nih makan yang banyak, Kaiza mau apa? Biar Tante ambilin" Ucap Michelle sambil menaruh nasi ke dalam piring Kaiza, sedangkan Kaiza hanya tersenyum canggung, ia melihat ke arah meja makan yang penuh dengan makanan.

"Itu apa Tante?" Ucap Kaiza menunjuk satu makanan yang asing di matanya.

"Oh itu, Itu ikan pepes yang sebelah sini ayamnya. Yang ini Tante order di temen Tante, enak banget lho Kai. Mau coba?" Kaiza mengangguk menyetujui, kebetulan ia pernah mencoba ikan pepes dan ia sangat menyukainya. Namun itu sudah lama sekali, ketika Neneknya masi hidup.

"Nih! Kaiza mau sayur?" Kaiza menggeleng.

"Ga .. Suka sayur Tante" Ucapnya lalu di angguki oleh Michelle.

"Ga papa, tapi sekali - sekali makan. Itu bagus banget vitaminnya. Dah ayo makan - makan!" Kehangatan ini, Kaiza tidak pernah merasakannya. Bolehkah sesekali ia datang kemari lagi untuk merasakan kehangatan ini?

Ia tersenyum getir ketika mendapatkan sebuah kehangatan di keluarga orang lain, apakah ia bisa merasakan ini di rumahnya?

tbc..

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang