"Lo yakin nih gamau ikut kita ke kantin?" Liam mengangguk yakin, ia lalu menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya.
"Yaudah kalo gitu kita ke kantin ya?" Liam kembali mengangguk dengan lesu. Ia benar benar harus extra menghindari Kaiza.
Liam bisa mendengar langkah teman - temannya yang mulai menjauh ke luar kelas. Sebenernya ia lapar, namun ia tidak ingin bertemu dengan Kaiza. Perutnya pun mulai keroncongan karena belum diisi. Apalagi kepalanya yang terus - terusan membayangkan makanan.
Liam berusaha membuat dirinya tidur, tapi tidak bisa. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menonton kartun di YouTube, berharap dirinya akan tertidur dengan posisi kepalanya tidur miring ke ke kiri dan beralaskan dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya sibuk menahan ponsel.
Tak berapa lama ia mendengar pergerakan yang duduk di depannya, mungkin Denzel yang balik lebih dulu.
"Kok cepet banget Zel?" Ucap Liam sambil mengangkat kepalanya untuk melihat.
"Zel?" Kaiza mengerutkan dahinya ketika Liam menyebutkan nama seseorang.
"Eh?!" Liam terkejut melihat orang yang tengah ia hindari malah berada di depannya.
"Siapa Zel?" Tanya Kaiza ketika tidak mendapat jawaban apapun dari pertanyaan pertama.
"Hah..? D-Denzel..?" Ucap Liam yang masih kebingungan dengan kehadiran Kaiza. Kaiza pun hanya diam setelah mendapat jawaban. Ia menyodorkan makanan yang dibelinya kepada Liam, membuat Liam semakin bingung dan hanya menatap sterofoam pack putih yang masih tertutup di depannya itu.
Dengan tidak sabar akhirnya Kaiza membuka tutup sterofoam pack itu dan memperlihatkan nasi goreng yang begitu menggugah selera Liam. Namun Liam menahan hasratnya, ia menatap ke arah Kaiza dengan ekspresi pura - pura tidak enak.
"Gausah, gue ga laper.. Lo aja" Namun sedetik kemudian perutnya bunyi saat berhasil menghirup aroma nasi goreng itu. Kaiza yang mendengar itu hanya menghela nafas. Ia mengambil sendok plastik yang ia bawa dan mulai menyendokkan nasi goreng itu, lalu memberikannya kedepan mulut Liam.
Liam sempat menggeleng, namun Kaiza memaksanya membuka mulut. Dan akhirnya ia mengalah lalu membuka mulutnya, nasi goreng itu benar - benar lezat. Liam tidak bisa menahan ekspresi senangnya.
"Makwan swendiri aja" Ucap Liam dengan mulut penuhnya dan mengambil alih sendok itu dari tangan Kaiza, ia lalu memakan nasi gorengnya dengan lahap.
Keadaan kelas benar - benar sepi, hanya ada Liam di sini. Sepertinya anak itu benar - benar menghindari Kaiza, sampai menahan diri untuk tidak keluar kelas.
"Gue udah bilang buat ga ngehindar kan?" Liam langsung tersedak ketika mendengar ucapan Kaiza. Dengan sigap Kaiza memberikan jus jeruk yang tadi dibelinya kepada Liam.
"Ekhem... ah.. Nggak kok? Ga ngehindar, siapa yang ngehindar?" Ucap Liam dengan gugup sambil tidak berani menatap Kaiza. Tangannya di bawah sudah saling meremat sangking gugupnya.
Tangan Kaiza tiba - tiba terulur ke bibir Liam membuat yang disentuh terkejut, dan sontak menepis tangan Kaiza. Kaiza menatap ke arah Liam dengan tatapan sleepy eyesnya, namun kali ini tatapannya itu terlihat tidak senang. Ada kerutan keheranan di dahinya.
"Gue.. Kaget.." Jelas Liam sebagai jawaban atas tatapan yang penuh intimidasi itu. Kaiza menghela nafasnya kesal, ia memajukan tubuhnya dan mengincar bibir Liam.
Sendok yang tadinya dipegang erat itu langsung terlepas jatuh ke lantai, Liam tidak bisa memperoses apa yang sedang terjadi ketika saat ini Kaiza tengah mencium bibirnya. Kaiza memang hanya sekedar menempelkan bibir mereka, namun sensasinya benar - benar ingin membuat Liam meledak.
Kaiza menjauhkan tubuhnya, dan berlalu dengan santai dari sana. Meninggalkan Liam yang masih terdiam di tempatnya. Kaiza, baru saja menciumnya?
-
Kaiza berjalan ke arah luar kelas Liam menuju kelasnya, namun baru keluar dari kelas Liam tangannya sudah di tarik oleh seseorang. Tubuhnya di tarik ke area parkiran belakang. Apakah dirinya akan dilabrak part 2?
Setelah tiba di sana orang itu sudah ancang - ancang memukul Kaiza, namun kepalan tangan itu ditahan Kaiza sebelum sampai di pipinya.
"Kalo muka gue kenapa - napa, Liam bakal khawatir" Ucap Kaiza tersenyum tengil ke arah orang itu yang tengah menatapnya kesal.
"Cewe kaya lo.. Ga pantes buat Liam!" Orang itu menunjuk - nunjuk tepat di depan wajah Kaiza. Kaiza hanya terkekeh mendengar perkataan itu.
"Terus siapa yang pantes..? Lo? Mimpi" Kaiza tersenyum mengejek ke arah orang itu. Ucapan Kaiza berhasil membuatnya terpancing, orang itu langsung menarik kerah baju Kaiza dengan kencang.
"Jauhin, Liam!" Tatapan penuh amarah itu hanya membuat Kaiza terkekeh.
"Gimana ya? Yang deketin kan Liam duluan, dan sekarang.. Gue mulai tertarik? Dan gue pastiin Liam ga bakal lepas dari gue" smirk yang Kaiza keluarkan kembali memancing emosi orang itu, satu pukulan melayang mengenai sudut bibirnya.
"Tunggu sampe gue nyelesain satu orang, setelahnya.. Gue bakal abisin lo!" Orang itu menunjuk ke arah Kaiza, lalu berlalu dari sana.
Kaiza menyentuh ujung bibirnya ketika merasa sedikit ngilu. Kaiza akui pukulan orang itu bukan main - main.
Kaiza mengeluarkan ponselnya dan mencari Instagram Liam, dan mengetikkan sesuatu di room chat Liam.
Setelah selesai dengan urusannya, ia langsung saja berjalan menuju UKS untuk mengobati lukanya.
tbc ..
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [ENDING]
Fiksi RemajaKaiza Lavinia begitu menganggumi Reyden Cakramawa Biantara sejak pertama kali ia masuk SMA Cipta Karya, ia selalu memikirkan sosok itu sampai rasanya membuat Kaiza gila. Sedang asik asiknya mengagumi sosok yang dia suka, kehadiran Liam Mavrendra ma...