Kaiza Lavinia begitu menganggumi Reyden Cakramawa Biantara sejak pertama kali ia masuk SMA Cipta Karya, ia selalu memikirkan sosok itu sampai rasanya membuat Kaiza gila.
Sedang asik asiknya mengagumi sosok yang dia suka, kehadiran Liam Mavrendra ma...
Sudah tiga hari Kaiza dirawat inap di rumah sakit, dan selama tiga hari ia selalu merasa kesepian dan bosan. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, selain tubuhnya yang belum pulih ia juga bingung harus melakukan apa di tempat asing itu.
"Permisi, Mbak Kaiza?" Kaiza mengangguk ketika seorang Perawat wanita masuk ke dalam kamarnya.
"Ini saya mau ngasih HP Mbak, soalnya kemarin itu ada bapak - bapak yang kasihin ke saya, saya cas dulu terus saya malah lupa ngasihnya. Baru inget sekarang deh, saya taro sini ya Mbak" Ucap Perawat itu dengan ramah, Kaiza hanya mengangguk sebagai persetujuan.
Setelah Perawat itu keluar dari ruangannya, Kaiza mengalihkan pandangannya ke ponselnya. Ia mengambil ponsel yang hampir tidak berbentuk itu. Layarnya pecah, dan lecet di bagian case belakangnya yang menjadi tanda bahwa ponsel ini ikut terjatuh keras saat Kaiza kecelakaan.
Kaiza menghidupkan layarnya, dan ternyata masih bisa. Ia menunggu sebentar untuk layar ponselnya hidup sempurna. Belum sempat ia mengetikkan sandi ponselnya, beberapa pesan masuk membuat ponselnya tidak berhenti berdering. Kaiza mengernyit tertarik dengan pesan yang di kirimkan oleh Leon, ia langsung membukanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia sedikit merasa tidak enak karena tidak membalas pesannya, pasti anak itu sedang overthinking memikirkan bahwa Kaiza sedang marah. Kaiza meletakkan ponselnya, karena kepalanya terasa pusing saat melihat layarnya.
Pesannya tidak dibalas oleh Leon, mungkin anak itu langsung buru - buru menuju kesini. Ia melihat jam yang menunjukkan pukul 4 sore, ia benar benar bosan saat ini.
Sedang asik - asiknya melamun ponsel Kaiza kembali bergetar, kali ini notifikasi dari sebuah panggilan telepon yang membuat Kaiza mengernyit bingung. Untuk apa Mami Liam menghubunginya?
Kaiza langsung mengambil ponselnya dan mengangkatnya.
'Kaiza?! Halo?!' Bisa Kaiza dengar suara yang begitu tergesa - gesa tengah panik, membuat Kaiza semakin kebingungan.
"Kenapa Tan?"
'Kaiza.....' Mami Liam mulai menangis, Kaiza langsung menegakkan tubuhnya yang semula bersandar.